Bab 30

0 0 0
                                    

Kau pergi disaat aku sangat mencintai
Dan kau hadir lagi disaat aku bahkan tidak berani bermimpi
_Alseena

Rei masih berkutat dengan maketnya yang terpaksa harus dibongkar dan ditata ulang karena dosennya kurang puas dengan hasilnya, padahal Rei sudah hampir seminggu begadang buat menyelesaikan project tersebut

Rei merasa perhatian dia ke Seena juga mulai berkurang karena waktunya tersita habis untuk kegiatan kampus dan tugas prakteknya yang terus menerus

"Udah sampe kost?" Rei mengirimkan pesan khawatir di sela kesibukannya

"Belum, masih dijalan" jawab Seena

"Take care, kabarin kalau sampe"

"Sure" jawab Seena datar

Bukan karena Seena ingin mengabaikan Rei, tapi saat ini hatinya sedang tidak karuan karena seseorang yang kini duduk disampingnya, seseorang yang sudah lama menghilang dan kini datang lagi ingin mengobrak-abrik hidupnya

Sepanjang jalan mereka hanya terdiam dan hanya berbicara dengan pikirannya masing-masing, sampai Resha memecahkan keheningan

"Hmmm Sen, maafin aku ya"

"Buat?"

"Yang dulu-dulu"

Seena terdiam sesaat, "hmm aku udah lupa" jawabnya tandas

Resha terdiam lagi, dia tau kalau penyebab Seena jadi berubah juga karena sikap keegoisannya dulu, sikap pengecutnya yang tidak bisa memilih dan malah meninggalkan Seena

"Aku boleh nanya ?"

"Anything!" Jawab Resha semangat, akhirnya ada kata yang Seena ucapkan

"Tau nomor aku darimana ?" Tanya Seena setengah mengintimidasi

Resha tertunduk, "hmmm mamih" jawabnya lirih

Seena mengerutkan keningnya

"Sorry, hmmm karena waktu kita ketemu dulu kamu gak mau ngasih nomormu dan malah menghindar, jadi aku minta bantuan mamih"

"I see" jawab Seena datar

"Kamu gapapa kan ?"

"Gapapa apanya?"

"Abaikan"

"Ka turunin aku depan aja ya" pinta Seena mulai jengah

"Nggak, kita makan dulu, ada hal yang mau aku omongin"

"Aku gak nafsu makan"

"Temenin aja kan bisa, please..." Resha memohon dengan putus asa

"Hmm ok" Seena mengiyakan pasrah, bukan karena dia ingin bersama Resha, tapi dia cuman tidak ingin kedepannya Resha masih hadir dihidupnya

Resha menjelaskan semuanya pada Sheena, alasan dulu dia meninggalkannya dan lebih memilih Renatha, tentu saja saat ini semuanya itu sudah tidak penting karena Seena merasa dia datang disaat Seena sudah tak memiliki sedikitpun perasaannya

Resha terus bercerita tentang keadaannya yang sekarang, tentang kehidupannya, tentang perkuliahannya di sekolah teknik negeri nomor satu di bandung, tentang hubungannya dengan Renatha yang sudah kandas karena keadaan dan takdir

Seena juga tidak ingin menanyakan kenapa Resha sekarang hadir lagi, dan lebih memilih dirinya dibanding masa lalunya, Karena bagi Seena semua itu sudah bukan urusannya lagi, lagipula Seena merasa kalau dirinya sekarang hanyalah pelampiasan saja buat Resha, toh nanti juga dia selalu balik sama Renatha, seperti yang selalu terjadi

Seena turun dari mobil lalu melambaikan tangan jengah, setelah melarang Resha untuk ikut turun juga

"Nanti aku boleh hubungin kamu lagi kan  Pinta resha dari dalam mobil

"Untuk apa ?" Tanya Seena dengan mimik tak suka

"Masih banyak yang ingin aku ceritakan"

"Hmmm gak perlu ka, kita kan udah gak ada apa-apa"

"Ada, See ya" Resha meninggalkan Seena dengan senyum manisnya dan pergi setelah melambaikan tangan

Seena cuman membuang nafas berat, berjalan masuk ke dalam kost sampai sebuah suara menyadarkannya

"Ehm gimana kencannya non ?"

Seena menoleh kaget mencari sumber suara, ternyata Rei sudah berdiri sambil bersandar dimobilnya dengan raut muka datar dan dingin, mobil Rei yang hitam pekat diparkir agak jauh dari kost Seena sehingga Seena tidak menyadari kehadiran Rei

Rei bukan sengaja memarkir mobilnya dikejauhan, tapi tadi ada mobil barang yang keluar masuk kost Seena untuk angkut barang anak kost yang pindahan, otomatis Rei harus memarkir mobilnya agak jauh

Bukannya menjawab ucapan sinis Rei, Seena malah nanya balik "Sejak kapan disana ? Ko gue gak liat ?" Jawab Seena gugup

"Gak liat karena fokus lo ke cowok tadi kali" ucap Rei sinis

"Gue gak ada apa-apa sama dia, percayalah"

"Tapi mata lo gabisa bohong"

"Rei.. please jangan kaya gini"

"Gue cabut dulu, yang penting gue tau lo baik-baik aja, sorry gue terlalu khawatir sampe nelponin lo kaya orang gila"

Rei masuk ke mobilnya dan pergi begitu aja

Sementara Seena cuman menunduk dan matanya hampir menangis, dia mengecek handphonenya sudah ada beberapa pesan masuk dari Rei dan juga sahabatnya Kei, isi pesannya hampir sama menanyakan keberadaan Seena

Seena juga baru sadar kalau dia pergi dari siang sampai malam, dan dia juga lupa kalau hpnya masih mode silent, 50 kali lebih panggilan tak terjawab dari Rei, Seena merutuki kebodohannya sendiri, lagi-lagi selalu seperti ini

You're [not] MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang