Selama libur akhir semester di Jakarta, Seena cukup sering mengunjungi tante Sherly beberapa kali dirumahnya, dan Seena juga pernah menerima ajakan makan siang mamihnya Rei itu di salah satu restaurant di jakarta selatan, ya meskipun waktu itu Kei juga ikut makan bersama. Seena juga sudah mulai terbiasa dan sedikit hilang rasa canggungnya saat sudah beberapa kali bertemu. Seena sempat berpikir tante sherly itu orangnya hangat dan ramah, meskipun penampilan dan sikapnya seperti wanita anggun dan berkelas tapi dia memiliki hati yang sangat rendah hati, bahkan Seena sempat heran darimana sifat dingin Rei itu diwariskan.
Seena sempat menanyakan mengenai ka thatha pada Kei waktu mereka sedang jalan-jalan bersama, Kei tampak kaget mendengar pertanyaan Seena tentang sepupunya itu, Kei tidak menjawab dan malah menyuruh Seena menanyakan langsung pada Rei karena bagi Kei, Seena berhak tahu semuanya dari Rei. Rumit bukan ? Sebetulnya Seena juga bingung kenapa serumit ini, dan apa yang perlu disembunyikan gitu pikirnya
Seena tersadar akan lamunannya saat bundanya masuk ke kamarnya, Seena sedang merapihkan lalu mengemas pakaian dan barangnya saat bundanya masuk
"Ko anak bunda kaget itu ? Lagi ngelamun apaan sih" goda bunda
"Siapa juga yang ngelamun" Seena mengelak sambil manyun
"Bunda perhatikan kamu akhir-akhir ini sering banget senyum-senyum dan melamun sendiri tahu" goda bunda
"Ih bunda apaan sih" Seena semakin merengut karena malu digoda bundanya
"Bunda sedih deh kamu udah mau balik bandung lagi nanti sore, gabisa ya baliknya besok aja ?" Ujar bundanya sedih karena harus ditinggal anak sulungnya lagi
Seena tersenyum lalu meraih tangan bundanya "Nanti Seena sering balik ko bunda"
"Beneran ya ?"
"Insya Allah"
***
Seena menghabiskan beberapa hari kemarin dengan kupu-kupu alias kuliah pulang kuliah pulang, maksudnya pulang ke kosan, jadwal kuliah di semester ini lumayan menguras tenaga belum lagi banyak tugas yang harus di selesaikan. Dia bahkan jarang sekali bertemu dengan Rei kecuali weekend, itupun kalau Rei gak ada kegiatan bersama anak tekniknya.
Sebetulnya selama beberapa hari terakhir Seena masih sering mendapat pesan dari Ka Resha namun tak pernah digubrisnya, Seena bahkan mulai risih dengan kehadirannya yang tiba-tiba pergi lalu tiba-tiba datang lagi, kaya bayangan aja yang cuman muncul di waktu-waktu tertentu.
Sabtu ini, Seena ada janji dengan Rei pergi ke suatu tempat, Rei tidak menyebutkan tempatnya secara spesific, hanya menentukan jamnya dan dia akan menjemput jam 13:00 katanya biar gak kehujanan kalau perginya terlalu kesorean, maklum cuaca bandung susah banget ditebaknya kaya suasana hati Rei. Seena bersiap-siap, dia mengenakan kemeja hitam dan celana jeans biru, tak lupa jaket untuk menghangatkan tubuhnya dan tak lupa helm, "udah kaya mau touring aja" pikirnya
Rei ternyata datang dengan mobilnya, Seena jadi salah tingkah sendiri.
"Hay, sorry lupa info kalau motorku masih dibengkel" ujar Rei terkekeh sambil merasa bersalah karena melihat Seena salah tingkah berdiri sambil menenteng helm
"Gapapa santai aja" ujar Seena berusaha kalem, padahal udah ngerasa salah kostum
Seena menaruh helmnya di jok belakang dan tak sengaja melihat buket bunga baby's breath warna putih dan dihiasi pita warna putih
Seena mendadak salah tingkah, apa mungkin itu bunga untuknya, tapi Rei malah diam dibalik kemudinya, "Mungkin Rei mau memberinya kejutan" pikir Seena dalam hati
Perjalanan terus menanjak menuju kawasan dago atas, sepertinya Seena merasa tidak asing dengan jalanan ini, Seena mencoba mengingat-ingat, ah iya ternyata dulu Seena pernah melewati jalanan ini bersama Rei bedanya itu malam hari
Kemudian Seena mengernyit heran saat mobil memasuki kawasan pemakaman dan berhenti di salah satu tempat parkir, dan Rei turun dengan membawa buket bunga yang Seena pikir tadi untuknya
Seena hanya terdiam dan mengikuti Rei dari belakang tanpa bertanya, karena dari sikap Rei sepertinya Seena tahu kalau Rei sedang menahan amarah, ego dan juga kesedihannya
"Assalamualaikum ka thatha, selamat ulang tahun" sapa Rei ketika mereka tiba di salah satu makam yang tertutup rumput yang rapi dan terawat dibawah pohon kamboja, Seena kemudian mendekat dan membaca batu nisan bertuliskan "Renatha Orisha Bahfen" Seena tertegun melihat nama yang tertulis, ternyata ka thatha sudah meninggal dan hari ini adalah hari ulang tahunnya
Nama ka thatha memang percis dengan kepanjangan nama Rei "Reinald Orfeo Bahfen" sama-sama menyandang bahfen dari ayahnya, begitu yang Seena dengar dari Kei sahabatnya, Seena sebetulnya merasa tidak asing dengan nama Renatha, tapi dirinya berusaha menepiskan semua hal yang tak masuk akal, "ah yang punya nama Renatha kan banyak" pikirnya
"Di ulang tahun kaka hari ini aku bawa seseorang yang selalu kubicarakan, Seena akhirnya datang ketemu kaka, harusnya kaka bisa ketemu Seena langsung, maafin Rei ka" Rei menunduk dan tak bisa lagi menyembunyikan kesedihannya
Seena ikut sedih ketika pertama kalinya melihat Rei yang selalu dingin, kadang selalu bersikap tenang justru sekarang terlihat lemah dan berusaha selalu tegar
"Hai ka thatha, maafin Seena baru sempet datang berkunjung, Selamat ulang tahun, semoga kaka bahagia dimanapun kaka berada, Seena udah pernah ketemu tante sherly, Seena yakin ka thatha pasti cantik seperti tante sherly" ujar Seena sambil tersenyum pahit
"Ka thatha pasti sekarang sudah bahagia diatas sana Rei, kamu juga harus bahagia" ujar Seena sambil menepuk pelan pundaknya Rei
Rei hanya terdiam, tak ada jawaban apapun, pahit rasanya, tapi dia selalu berjanji akan selalu menjaga kakanya meskipun kakanya sudah jauh disana
Akhirnya satu persatu teka-teki terpecahkan ternyata ka thatha sudah meninggal dan pantas saja tante sherly sering merasa kesepian dan seperti memendam kesedihan, merelakan kepergian putri pertama untuk selamanya pasti meninggalkan luka yang teramat dalam, Seena jadi ikut sedih
Rei dan Seena akhirnya pergi menuju parkiran setelah mengirimkan doa untuk ka thatha, di parkiran ada sebuah mobil audi yang rasanya tidak asing, begitu pemiliknya turun Seena kaget melihat sosoknya, dan bukan hanya Seena, Rei yang tadinya memegang tangan Seena tiba-tiba melepaskan genggamannya, Rei diam mematung, jari jemarinya mengepal dan amarahnya membuncah
"Mau ngapain lo kesini" tanya Rei dengan emosi yang tersulut
KAMU SEDANG MEMBACA
You're [not] Mine
Romansa[COMPLETED] [TAMAT] Seena berusaha terus melangkah menjauh, meninggalkan semua masa lalunya, sampai akhirnya gadis itu bertemu sosok laki-laki yang dingin, seperti penuh dengan tatapan kebencian padanya. Tapi saat Seena mendekat justru sosok laki-la...