🍬BUTIK🍬

23 1 0
                                    

"Gue special ya Zel dimata lo"

~Erlangga Farzan El-brian

Hari Senin tepatnya tanggal 30 November, hari ini bertepatan dengan ulang tahun Nia yang ke 17 tahun, tentu saja seluruh anak kelas XI MIPA 8 diundang untuk ke pesta ulang tahun itu. Tak terkecuali juga dengan Hanzel, nampak gadis itu sedang bingung pakaian apa yang harus ia kenakan nanti pada malam perayaan ulang tahun Nia.

Ia duduk sendiri di tengah bangku yang ada di perpustakaan, rasanya tak mungkin jika ia meminta pendapat pada Nia, karena ia akan memberikan kejutan, pasalnya ia katakan bahwa ia tak bisa hadir di pestanya karena dilarang orangtuanya.
"hmm gue pake apa ya? mana baju gue itu-itu aja lagi, ah pusing gue!" gumam Hanzel yang tak sadar mulai ada Azan disebelahnya, dengan menahan tawa Azan melihat tingkah laku Hanzel yang mengingatkannya pada Hanzel saat kecil. Hanzel pun sadar akan kehadiran Azan, karena tercium dari wanginya yang khas, wanginya parfum bayi, tepatnya lagi bak bayi yang baru saja mandi.

"Lo tu aneh ya dari dulu" ujar Azan yang masih menahan tawanya

"Maksud lo?"

"Lo ga inget dulu? Waktu kita mau ke Ultah Nia yang ke empat tahun juga lo kaya gini"

~Flashback on~

"Mamah aku gamau pake gaun yang ini" ucap Hanzel kecil sembari memilah milih bajunya

"Loh kenapa sayang? ini kan cantik, kamu juga keliatan anggun kalau pake gaun ini"

"Azel gamau, ini jelek, baju Azel gini-gini aja, Azel ga suka mah"

"Sayang, baju kamu masih bagus loh, coba kamu pake gaun yang ini dulu, terus kamu tanya tuh sama Elang, pasti Elang bakal bilang Cantik"

"Emang iya mah?"

Hanzel kecil pun mengganti bajunya dengan gaun berwarna putih, ia nampak anggun bak peri kecil

"Elang, aku cantik ngga?" tanya Hanzel kecil pada Elang, ya Elang, panggilan kecil Adzan pada saat itu

"Cantik banget Han, kamu kaya peri di film-film, ayo kita berangkat, nanti kue nya keburu habis lagi dza"

{flashback off}

"Ga usah inget-inget ya lo, itu dulu sekarang beda" tegas Hanzel

"tapi jujur gue lebih suka yang dulu Zel"

"Apaansih lo, ga usah mulai deh alaynya"

"Serius gue, lo yang dulu tuh kaya kalem, lemah lembut, dan perfect deh dimata gue"

"Terus gue yang sekarang?"

"Lo yang sekarang tuh judes, galak, dan pokoknya bawaannya marah aja kalau ke gue"

"Gue begini karna lo nya begitu?"

"Gue special ya zel dimata lo"

"Tuh mulai kan lo pede nya"

"Hahaha canda gue, ya udah gimana sekarang gue anterin lo ke Butik, biar lo bisa milih tuh gaun mana yang lo suka, mau?"

"Kebiasaan lo, paling bisa kalau bujuk gue, gue kan jadi enak"

"Banyak cing cong, buru siap-siap lo"

********

Siang itu, terik matahari rasanya menyengat pas di atas kepala, dan dua remaja yang sedang menuju ke Butik itu dibuat kesal karena macetnya jalanan yang membuat mereka semakin terasa panasnya matahari pada sianh hari itu.
Bisingnya klakson terdengar saat lampu hijau terlihat, banyak motor yang saling bersalipan agar dapat cepat menuju ke tujuannya masing-masing. Begitu juga dengan Azan, ia melajukan motornya diatas kecepatan biasanya, hal itu membuat Hanzel tercengang, "Bisa-bisa nya nih anak bunda ngebut kaya gini" gumam Hanzel dengan memegang erat jaket Azan.

Azan&HanzelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang