🍬PERJANJIAN🍬

5 1 0
                                    

"iya bun amiin, semoga jodoh Hanzel Azan ya bun, Azan tuh udah kaya paket lengkap gitu loh, udah ganteng, pinter, rajin solat, sopan, duhhh pokoknya idaman Hanzel bangett dehh"

~Adzakiyya Hanzel Farhana

"duh males banget gue kalau harus ketemu tuh si bocah pede, semoga aja dia belum dateng, hmmm amiinn"  gumam Hanzel sembari menekan bel rumah Bunda Arisa

dan tentu saja ia mendapat sapaan hangat dari sang ibu tuan rumah yang sejak tadi menunggunya

"masuk zel, kamu kaya kerumah siapa aja"

"duduk dulu ya, bunda ambilin kuenya dulu di dapur" imbuh Arisa yang bergegas pergi

terlihat banyak foto Azan yang terpampang di sudut temboknya, "wajarlah anak tunggal" monolog Hanzel yang tak bosan melihat foto Azan yang selalu ia lihat saat berkunjung ke rumah bunda Arisa

"assalamualaikum bun" ujar seseorang yang terdengar langkah kakinya memasuki ruang tamu

"pasti si bocah pede tuh, ga ada lagi"Tak heran dan tak aneh lagi Hanzel mendengarnya, karna siapa lagi kalau bukan si anak tunggal yang pede itu?

Azan tertohok akan kehadiran Hanzel yang tengah duduk di sofa ruang tamunya, rasanya sudah lama Hanzel tak main kerumah lagi, terkahir ia main adalah tahun kemarin saat lebaran

"waalaikumsalam" sahut Hanzel dengan cuek

"ngapain lo dirumah gue hah?"

"gue disuruh mamah"

"oh, bunda gue mana?"

"ada tuh di belakang"

tak lama dari itu Arisa datang dengan membawa bingkisan berwarna putih

"loh dek kamu udah dateng?"

"iya bun" ucap Azan sambil mencium punggung tangan Arisa

"ini zel kuenya, sengaja bunda bingkisin biar kamu ga kerepotan bawanya"Arisa mengukurkan bingkisan itu ke tangan Hanzel

"wahhh lucuu banget loh bun, bingkisannya warna putih, azel sukaa"kali ini gaya bicaranya mirip sekali dengan Azel yang kecil, tak terpungkiri Azan pun tersenyum tipis melihat tingkah lakunya

"lucu banget sih lo, jadi mau cubit gue" ucap Azan dalam hati

"iya dong bunda tauu kalau kamu suka warna putih, soalnya Azan pas lagi itu mau pake kemeja warna putih tumben, katanya biar samaan sama Azel"penjelasan Arisa yang membuat Hanzel terheran

"iya kan biasanya Azan gamau tuh pake kemeja putih atau baju putih selain seragam, dan pas lagi itu di ultah Nia dia mau makenya, katanya biar sama kaya Azel" jelas Arisa lebih rinci

wajah Azan terlihat merah rasanya ingin ia buang saja wajahnya pada saat itu dari hadapan Hanzel

"waduh jadi ada yang nge fans sama gue nih?" ucap Hanzel dan menaik turunkan alisnya

Azan sedikit tenang jika Hanzel menanggapinya hanya candaan

"gak usah geer, ngapain juga gue mau samaan sama lo, kaya ga ada orang lain aja yang gue idolain"

"masa sih de? kalau yang di puisi itu siapa? DEARR HANZ---
bibir Arisa di bungkam dengan telunjuk Azan, rasanya bahaya jika bundanya masih melanjutkan pembicaraannya

"ssstt apaansih bun?"

"parah lo, ga boleh kaya gitu ke bunda"

"napa emangnya? bunda gue ini"ucap Azan yang merangkul Arisa
Arisa yang melihat hal itu hanya bergeleng geleng kebingungan

Azan&HanzelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang