🍬PUBLISH🍬

9 1 0
                                    

"gapapa, namanya juga usaha, adapun gagal itu namanya keberhasilan yang ditunda"

~Adhika Cakra

"

Hari ini dianter Azan zel?" tanya Irham pada sang adik yang masih fokus menghabiskan roti di mulutnya

"engwnggaa"ucap nya yang tak jelas sembari mengunyah

"lah kenapa? lo lagi marahan?"

"mulai sekarang gue berangkat bareng Vano" jawabnya dengan enteng

"HAH?!" sahut Hartawan, Haura dan Irham secara serempak

"jangan bilang yang di akun gosip SMA PRAWIRA itu bener?" Irham meyakinkan, semoga jawabannya sesuai dengan ekspetasi ternyata

"iya bener, kemarin Kak Vano nembak gue"

"Terus kamu terima Zel?" giliran Hartawan yang penasaran

"iya pah hhe"

"Kok diterima sih Zel? terus Elang gimana?"

"ngga gimana-gimana mah, kita masih temenan kok"

"iya mamah ngerti, tapi apa kamu gak sadar kalau Elang itu suka kamu" jelas Haura yang sedikit kecewa

"nggak mah, Elang itu punya tipe, dan begitu juga dengan Hanzel, jadi gak mungkin Elang suka Hanzel"

"kamu ini nge les nya bisa aja"

"ih bener kok"

TIN TIN

BRUM BRUMM

"suara motor siapa itu di depan?" heran Hartwan karena halaman rumahnya terdengar bising motor

"Ham kamu kalau man--

"kalau manasin motor jangan sekarang dong" sahut Irham yang memotong ucapan Haura

"hhe tuh kamu hapal, terus itu siapa yang berisik"

"permisi tuan, nyonya, di luar ada yang menunggu non Hanzel" ucap Mbok Ipeh dengan tiba tiba

"siaapa mbok?"

"Den Vano non, katanya nunggu non Hanzel"

"ga ada sopan santunnya tuh anak! aturan masuk dulu bukan malah klakson di depan" gerutu Hartawan

"sayang, sana kamu temuin dulu, bilangin ke Vano suruh pamit dulu sama Papah" bisik Haura pada Hanzel, dan segera putrinya bergegas menuju Vano

Pria itu melepas helm nya dan terlihat rambut nya yang urakan begitu saja.

"Kak" pekik Hanzel dan memghampiri Vano

"Ayo berangkat" seru Vano tanpa dosa

"Kak, pamit dulu ya sama Papah, tadi Papah kesel soalnya Kak Vano klakson gitu aja"

"serius marah?"

"iya, ya udah, ayo Kak Vano masuk!"
seru Hanzel dan menarik tangan Vano dengan buru buru

Sesampainya di ruang makan, Vano di tatap tajam oleh dua lelaki, ya siapa lagi kalau bukan Hartawan dan Irham.

"ee..ee om, tante, bang Irham, sebelumnya gue minta maaf tadi klakson di depan rumah dan belum pamitan"jelas Vano dengan gugup

"GUE?" ucap Irham penuh penekanan

"iya gue minta maaf bang" Vano yang tak mengerti kesalahannya

"Ck! lo mau apa jemput adik gue?"

"gue mau berangkat bareng sama Hanzel bang"

"Nggak! gue gak izinin" ketus Irham

"lah Kak, kenapa lo yang repot sih? lagian Papah juga gak keberatan kalau gue berangkat sama Kak Vano, iya kan Pah?"

Azan&HanzelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang