🍬MALAM MILIK KITA🍬

5 1 0
                                    

"terus manggil gue Elang ya Zel, jangan Azan"

~Erlangga Farzan El-brian

"Zan ke pasar malem dulu yuk, disana katanya ada pasar malem" ajak Hanzel yang memgganggu Azan yang sedang fokus menyetir motor

"boleh"

Akhirnya motor Azan terparkirkan di Pasar malem yang diinginkan Hanzel.

"Azann, beli gulali ya, habis itu naik kemedi puterr" bujuk Hanzel

"asal jangan lama lama ya Zel, nanti kepala lo pusing"

"okeyyyy"
.
.
.
Selesai naik kemidi putar yang aslinya membuat Azan pusing itu, kini Hanzel beranjak mengajak Azan untuk membeli kerak telor

"Azan mau kerak telor"

"ya udah ayo beliii" balas Azan yang tak kalah antusias

Setelah memesan dan akhirnya jadi juga, Hanzel memakannya dengan lahap.

"eummm enak bangett lang" ucapan nya keceplosan memanggil Elang

"apa tadi lo bilang Zel? Elang? lo manggil gue Elang?"

"kenapa emang nya gak boleh?" sungut Hanzel

"Boleh banget dong, justru yang nama ini khusus buat lo"

"dih aneh lo"

Hanzel kembali melahap kerak telornya dengan nikmat, suasana malam itu ditemani ramainya pemgunjung dan indahnya kerlap kerlip lampu dari wahana yang ada disana.

Selesainya makan, Hanzel sibuk menatap gelapnya langit yang di hiasi bintang itu. Namun Azan? pria itu sibuk memandangi pemandangan yang lebih indah dari pada langit malam hari, siapa lagi kalau bukan Hanzel.

"zel"

"kenapa?"

"terus manggil gue Elang ya Zel, jangan Azan" pinta Azan dengan muka menggemaskannya

"biar apa?"

"gapapa sih, kalau lo gak mau juga gapapa" kini raut wajahnya berubah menjadi kecewa

"iya Elang, jangan ngambek dong, utututu ngambekk, sini Azel peluk"

Hanzel melegangkan tangannya dan dengan sigap menangkap tubuh Azan yang jatuh dipelukannya.

Dengan nyaman kepala pria itu bersandar di bahu Hanzel, nampaknya Azan sedang mode manjanya.

"Hubungan kita ini apa sih Zan?" pertanyaan itu yang terbesit dalam pikiran Hanzel, saat dirinya masih nyaman mengelus rambut Azan

Azan mendongakan kepalanya dan beralih menatap Hanzel. Kini tangannya menggenggam erat tangan Hanzel

"Zel, gue tau mungkin gue terlalu pecundang untuk ungkapin sekarang, selama kita sahabatan dari kecil"

"Jujur Zel, gue mau slalu jadi temen hudup lo, begitu pun sebaliknya, gue mau ajak lo kesetiap bait cerita hidup kita, gimana Zel?"

"eumm gimana yaa?" ucap Hanzel sembari pura pura berpikir bak anak anak kecil yang sedang bingung

"gue harap jawabannya gak ngecewain" Azan menundukan wajahnya yang kemudian di raih oleh tangan lembut Hanzel

"Lang liat gue..gue mau Lang, gue mau jadi temen hidup lo, gue mau nemenin setiap petualangan lo, dan gue juga mau maaf terlambat gue ngomong ini, tapi gue juga sayang lo Lang"

Segera Hanzel menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Azan.
Giliran Hanzel yang berada dipelukan pria itu.

"makasih Lang, udah ada di setiap lembar cerita bahagia di kehidupan gue"

"makasih juga Zel, lo juga akan slalu jadi tokoh favorit untuk gue ceritain ke hal layak orang, bahwa Tuhan sangat adil, Ia anugrahin gue, bidadari setelah Bunda, berupa lo Zel"

Hanzel makin erat memeluk pria itu, rasanya tak ada satu pun makhluk yang bisa mengganggu malam ini.

"ini malam kita berdua Zel, ga ada satu makhluk pun yang ganggu kita, gue akan slalu sayang sama lo Adzakiyya Hanzel Farhana"

Gimana gimana? siap siap liat Hanzel mode bucin nihh, kalian belum tau kann?

jujur part ini yang paling bikin author irii😭😭

Semoga ga ada badai angin ribut permasalahan lagi yaa

jangan lupa vote wan kawan

SAYANG KALIAN BANYAK BANYAKK🥰🥰🥰

Azan&HanzelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang