🍬AZAN/VANO🍬

9 1 0
                                    

"kalau ada apa apa bilang gue ya Zel"

~Erlangga Farzan El-Brian

Sebulan sudah hubungan Vano dan Hanzel berjalan, rasanya ada senang dan terkekang selama menjadi kekasih seorang El-Vano, seperti halnya sekarang ini.

"aku mau rapat MPK kak, jadi hari ini ga bisa nonton Kak Vano tanding basket" jelas Hanzel pada Vano yang masih memaksanya untuk menonton pertandingan

"jadi kamu lebih pentingin MPK dari pada aku?"

"bukan begitu Kak Vano, tapi kan biasanya juga aku nonton pertandingan Kakak terus, tapi hari ini aku mau ada rapat MPK sewilayah kota"

"gini aja deh, nanti habis aku selesai rapat, aku langsung liat pertandingannya gimana?"usul Hanzel

"gak, aku cuman mau kamu nonton pertandingan aku aja, lagian kamu gak bisa apa di wakilin tuh sama si Akram--wakil ketua MPK

"gak bisa kak, kan aku ketuanya, ini juga rapat khusus ketua  MPK se kota Jakarta"

"ya udah deh, terserah kamu" ucap Vano sembari meninggalkan Hanzel yang masih duduk di bangku kantin

"kalau gini caranya, gue nge batin pacaran sama Kak Vano" tak bisa dibohongi hatinya berperang keras dengan pikirannya

Azan yang nampak gadis itu duduk sendiri, ia berinsiatif mendekatinya, dan mendaratkan pantatnya tepat di sebelah Hanzel

"kenapa zel?"

lantas gadis itu mendongakan kepalanya yang tadinya tertunduk pusing, ia menatap nanar pria itu

"lo kenapa?" tanyanya lagi

"gapapa"

"lo mau masuk neraka?"

"HAH?"heran dengan ucapan Azan yang tak nyambung itu

"apa sih Zan, gak nyambung tau"

"eh dengerin dulu, lo mau masuk neraka gara gara sering bilang GAPAPA tapi aslinya KENAPA NAPA hm? itu bohong kan?" jelasnya penuh penekanan pada kata GAPAPA dan KENAPA NAPA

"apaan sih lo?"

"lo tuh ya apaan apaan mulu, gue tau kali Zel, kalau lu lagi kepikiran sesuatu"

"sotoy lu"

"jih, serius, lo lagi mikirin Vano ya?"

belum ada ada balasan dari gadis itu, karena bagaimana lagi, tebakannya itu benar

"kalau ada apa apa jangan sungkan cerita Zel, gue temen lo, bukan musuh lo" lalu pria itu berdiri dan bergegas untuk pergi dari kantin, namun tangannya berhasil di tahan oleh gadis itu

"tunggu lang, gue mau cerita"

apa tadi katanya lang, ga salah denger kan gue, azel manggil gue elang

"duduk dong"ucap Hanzel yang sontak membuat lamunan pria itu buyar dan segera duduk lagi di sebelahnya

"gue bingung Zan, gue bingung banget sama sifat dan sikap Kak Vano yang mau nya di ngertiin terus" keluh Hnazel dengan raut wajahnya yang tak bisa bohong

"gue percaya sama lo zel, kalau lo capek dengan sikapnya Vano, tapi kalau lo mau mertahanin hubungan lo ini, lo bakal capek terus kaya gini"

"jadi gue harus gimana Zan?"

"lo bicarain baik baik dulu sama Vano, siapa tau dengan lo bilang baik baik, dia mau berubah kan?"

"gue udah pernah ngobrol sama dia Zel, tapi apa hasilnya? NIHIL, dia masih tetap dengan sikap dia yang kaya gitu"

Azan&HanzelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang