🍬HARI KEDUA🍬

12 1 0
                                    

"semoga gue dan Hanzel bakal bareng bareng terus, kalau Hanzel jodoh gue suatu saat nanti, gue akan bahagiain dia dengan ajak dia kemanapun yang dia mau, dan kalau dia bukan jodoh gue, nggak nggak jangan gitu lah zan, optimis aja dulu yee kan, tapi kalo beneran Hanzel jodoh orang lain, jadiin gue orang lain itu".

~Erlangga Farzan El-brian

Masih dengan rasa bahagia yang sama dan kian bertambah. Azan memakirkan motor hitamnya di depan halaman rumah Hanzel, tepat pada pukul 06:00

Kali ini gadis itu siap-siap cukup lama, hingga membuat seorang 'Elrangga Farzan El-brian' harus ekstra sabar menghadapinya
"ya allah udah jam 06:15, terus Azel belum kelar dandannya" batin Azan terus menyebut nyebut.

"Lang maaf ya, Azel kalau dandan lama, kamu yang sabar" ucap Haura yang tiba tiba duduk di hadapan Azan

"hhe iya tan"

"om denger denger, kamu jadi ketua OSIS ya lang?" Hartwan yang menyambung obrolan mereka

"iya om alhamdulillah" jawab Azan gugup

"kamu jangan malu Lang, lagian kaya sama siapa aja, kamu juga nantinya bakal jadi keluarga kita ya ga mah?" gurau Hartwan yang membuat gelak tawa

"BENER TUH ZAN!" seru Irham dengan semangat, padahal ia baru saja bangun tidur karena tidak ada jadwal kuliah

"kamu ini Ham, nyambung aja" ucap Haura

"Tuh anak pungut mana mah? di tunggu sama pacarnya malah di lama lamain, emang dasar cewek kodratnya lambat" Radar Irham kali ini mencari keberadaan Hanzel

tak disangka Hanzel menjitak kepala Irham dari sisi belakang pria itu

"awhss, sakit anjir" ringis Irham mengusap kepala nya

"mah tuh anak pungut nakal" adu Irham pada Haura

"Lagian lo nya yang ngejek gue" kekeh Hanzel

"udah sekarang kamu berangkat, kasian tu Elang udah nunggu, dan kamu Irham, buruan mandi, gak ada jadwal kuliah bukan berarti gak mandi" lerai Hartwan pada kedua anaknya

"iya pah, ya udah Hanzel berangkat dulu mah, pah" ucap Hanzel dan kemudian mencium punggung tangan Haura dan Hartawan

"ke gue nya ngga ngut?!" seru Irham sembari menyodorkan tangan kanannya

"dih, siapa lo ya?"

"gue Attala Irham Hartawan, anak ter cakep nya bapak Hartwan dan ibu Haura, dan pria ter kece se Jakarta Selatan" nada Irham dengan sombongnya

"Iya deh" Hanzel pasrah, bukan berarti ia mengalah, tapi waktu yang sudah menunjukan pukul 06:23 yang membuat ia buru buru berangkat sekolah

"ya udah assalamualaikum tan, om, kak" pamit Azan sembari keluar dari rumah keluarga Hartawan.

*****

"Zan, mampir ke toko ATK sebentar bisa kan?" tanya Hanzel pada Azan yang masih fokus menatap jalanan

"bisa Zel" jawab Azan singkat
.
.
.
.
Azan memakirkan motornya di depan toko ATK yang bernama Toko Tulip itu.

"mau nyari apa hm?" tanya Azan pada Hanzel yang tengah melihat lihat pada pulpen pulpen yang warna warni itu

"pulpen, pulpen gue abis" jawab Hanzel yang matanya masih sibuk memilah milih

"jih, pulpen doang sampe cari di toko gini, di koperasi juga ada kali, dasar cewe"

Azan&HanzelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang