Wounds In Marriage
Bab Tiga Puluh Tiga
***Anggya POV
Aku memutuskan untuk meninggalkan butik dan pulang ke rumah bersama dengan Mama dan Papa. Devan juga sudah kembali ke kantornya. Butik dijaga oleh Febby hari ini. Meskipun aku merasa sangat tidak enak dengannya. Namun, aku harus bertemu dengan Latya segera. Aku tidak ingin anakku terlalu lama berada dalam jangkauan pelakor itu. Ketika akhirnya mobil Papa sampai, pak satpam segera membukakan gerbang untuk kami. Lantas, mobil pun masuk ke dalam. Lalu, aku melangkah keluar dan tergesa mencari Latya. Meskipun Kak Ajeng sudah pulang lebih dulu. Sementara itu, Abimanyu dipeluk oleh Mama. Aku melangkah memasuki rumah dan melihat Kak Ajeng tengah bersama dengan Latya di depan televisi. Calon tungangannya pergi menerima telepon dari seseorang. "Alhamdulillah," kataku seraya menghela napas lega. "Mereka sudah pergi, Kak?" tanyaku kemudian. Aku melangkah menghampiri Latya dan memeluk anak itu.
"Mama," katanya dengan nada riang. "Mama, kok, lama banget pulangnya. Tadi aku ada makanan buat Mama."
Aku tidak menjawab, hanya mengusap-usap Latya dengan penuh kasih sayang. Sungguh aku tidak ingin berpisah darinya. Jangan sampai Mas Naufal berhasil mengambil Latya dariku. Itu tidak akan pernah terjadi sampai kapan pun. Aku tidak boleh membiarkan Latya pergi.
Kak Ajeng menghela napas. "Mereka nggak pulang. Ada di kamar Naufal," katanya dengan nada jengah. Memang kamar di rumah Mama sangat banyak.
Papa yang mendengar hal itu langsung meradang. "Astaghfirullah, mereka tidak boleh merusak rumah ini karena perbuatan zina mereka," ucap beliau seraya melangkah pergi. Papa dengan cepat melangkah menaiki tangga.
Mama terlihat khawatir. Beliau memberikan Abimanyu kepadaku. "Pa, jangan, Pa. Biarkan saja," katanya seraya menyusul langkah Papa. Namun, sepertinya Papa tidak mendengarkan. Karena hal yang selanjutnya aku dengar adalah suara pintu yang dibuka dengan keras. Lalu, Mama menjerit.
Aku dan Kak Ajeng saling pandang. Calon tunangan Kak Ajeng sudah kembali. Mereka berdua pun bergegas menyusul. Sementara itu, aku membawa Abimanyu dan Latya ke kamar. Aku meminta kepada asisten rumah tangga Mama agar menjaga mereka. Tiba-tiba saja Latya menahan lenganku. Raut wajahnya terlihat ketakutan. Aku menatapnya balik dan tersenyum.
"Kenapa Oma menjerit, Ma? Kenapa Opa marah?" tanyanya.
Aku menunduk dan menangkup wajah Latya. "Nggak apa-apa, Sayang. Kamu sama Mbak dulu, ya, di sini," kataku seraya mengusap lembut pipinya. "Mbak, tolong jaga mereka berdua, ya." Asisten rumah tangga Mama pun mengangguk. Aku segera melangkah keluar dari kamar dan menuju kamar Mas Naufal. Kamar kosong yang sudah lama tidak diisi semenjak Mas Naufal menikah.
Di sana, tampak Mas Naufal yang tengah meringis, bibirnya berdarah. Sepertinya baru saja dipukul oleh Papa. Ketika Mas Naufal ingin memukul balik Papa, calon tunangan Kak Ajeng segera mendorongnya.
"Bangs*t lo, ya, Naufal?!" seru Kak Ajeng naik pitam. "Lo mau pukul Papa lo sendiri cuma karena belain wanita murahan itu?" tanyanya dengan wajah penuh emosi. "Pergi lo! Pergi jauh-jauh dari sini! Lo udah bukan bagian dari keluarga ini lagi! Dengar lo, hah?!" Lalu Kak Ajeng beralih menatap Tasya, dia menarik kuat rambut Tasya hingga Tasya terlihat kesakitan. "Pelakor! Wanita murahan! Wanita busuk?!" jeritnya penuh emosi.
Tasya tidak diam saja, dia berniat menarik balik rambut Kak Ajeng. Aku pun bergegas mendorong tubuhnya hingga Tasya terjatuh membentur meja. Dia meringis kesakitan. Tiba-tiba saja, aku melihat Mas Naufal melotot ke arahku dengan wajah penuh emosi. Lalu, secepat mungkin dia menerjang diriku dan menamparku dengan keras. Hingga Papa pun mendorong tubuhnya dan memukulnya berkali-kali. Hingga calon tunangan Kak Ajeng kewalahan. Mama tiba-tiba saja sudah membawa tiga satpam untuk melerai pertengkaran ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/294802245-288-k59124.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wounds in Marriage
Romance[18+] Kehancuran rumah tangga adalah salah satu daftar hitam dalam folder otakku. Tidak pernah berpikir bahwa semuanya akan berakhir seperti ini. Perselingkuhan yang dilakukan oleh Mas Naufal benar-benar menarik diriku masuk ke dalam jurang. Ia memp...