Dua Puluh Tiga

1.4K 78 18
                                    

Wounds In Marriage
Bab Dua Puluh Tiga
***

Anggya POV

Kak Ajeng memang datang pagi itu ke rumah. Bahkan dia memberikan kabar yang baik untuk diriku. Devan, rekan kerjanya yang juga merupakan teman Mas Naufal bersedia untuk bekerja sama dengan menanamkan modal untuk bisnisku. Tentu yang aku butuhkan sekarang adalah seorang partner yang tepat. Dan rasanya agak sulit untuk ditemukan. Kak Ajeng sendiri bersedia, tetapi bisnisnya sudah banyak sekali sehingga tidak bisa full untuk bekerja sama denganku. Seandainya saja Tasya tidak mengkhianati diriku, pasti orang pertama yang aku ajak bekerja sama adalah dirinya. Namun, sekarang tentu aku tidak akan pernah sudi. Bahkan melihat wajahnya saja aku tidak mau.

Yang terlintas dalam kepalaku selanjutnya adalah Febby. Aku pernah mendengar dari Mas Naufal kalau Febby termasuk orang yang pandai dalam berbisnis. Hanya saja sejak mengandung satu tahun lalu, suaminya tidak lagi mengizinkan Febby berkerja. Sepertinya aku harus segera menelepon Febby sekarang. Lagipula anaknya juga sudah besar dan suaminya pasti akan mengizinkan. Febby juga memiliki seorang bebysister di rumah yang bisa mengurus anaknya. Aku juga tidak akan menyita banyak waktu Febby. Kami tidak akan full bekerja setiap hari.

Kak Ajeng mengajak diriku untuk keluar hari ini, bahkan ternyata dia sudah menunggu di mobilnya. Aku yang benar-benar tidak ada persiapan apa pun, harus terburu mengenakan pakaian rapi. Bayiku dititipkan kepada Bibi. Sementara Latya belum pulang dari sekolahnya. Tetapi, aku sudah meminta pak supir untuk menjemput gadis itu nanti siang.

"Devan mau ketemu lo," kata Kak Ajeng tanpa aba-aba begitu aku masuk ke dalam mobilnya. Dia berpakaian modis sekali. Kadang aku merasa insecure dengan style kakak iparku yang selalu keren itu. "Gue nggak bisa lama-lama sih. Paling cuma antar lo ketemu Devan aja karena masih ada urusan lain di kantor."

Aku sendiri tidak terlalu mau ikut campur perihal hubungan Kak Ajeng dengan Mas Devan. Apakah mereka memiliki hubungan spesial selain pertemanan? Aku tidak berani untuk mengusiknya. Yang aku tahu, sejak dahulu Devan sudah mengenal Kak Ajeng dan Mas Naufal dengan baik. Mereka terlihat sangat akrab jika bertemu. Mungkin pernah terlibat urusan pekerjaan yang sama. Ya, sepertinya begitu.

"Oke, Kak." Aku mengangguk saja. "Oh iya, perihal Mas Naufal  .... "

"Gue punya kabar terbaru, Anggy!" Tiba-tiba Kak Ajeng heboh sendiri. Tetapi bola matanya sibuk menatap ke depan. Memperhatikan jalan yang lumayan ramai pagi ini. "Lo tahu? Ternyata si brengsek Naufal malah rekrut pelakor itu ke kantor Devan!" Dia berbicara dengan menggebu.

Aku terkejut, merasakan tidak rela. Tasya memang hanya ingin memperalat Mas Naufal. Mengapa suamiku bodoh sekali sih? "Dia temanku, Kak. Namanya Tasya. Aku juga tidak menyangka kenapa mereka bisa jahat seperti itu kepadaku. Mungkin  ... selama ini aku sudah terlalu baik kepada Tasya?"

"Gue punya ide bagus, Anggy. Gue akan buat si Tasya nggak betah di kantor. Bahkan gue bisa tanya sama Devan di mana alamat pelakor itu, kan?" Kak Ajeng masih menatap lurus ke depan. "Gue bisa labrak dia. Kita akan buat si pelakor itu malu!"

Aku hanya menganggukkan kepala. Saat ini aku memang membutuhkan banyak bukti perselingkuhan mereka untuk bisa menang di pengadilan nanti jika aku memutuskan untuk bercerai dengan Mas Naufal. Bahkan kalau perlu aku harus mempunyai video yang mana di dalamnya ada mereka berdua. Aku bisa menunjukkan video tersebut kepada pihak keluarga Mas Naufal atau bahkan mungkin  ... para rekan kerjanya? Sehingga Mas Naufal dan si pelakor itu akan malu. Sepertinya aku harus secara diam-diam memeriksa ponsel milik Mas Naufal.

Wounds in MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang