Wounds In Marriage
Bab Dua Puluh Dua
***Anggya POV
"Kenapa kamu masih berhubungan dengan lelaki itu?" Mas Naufal menatap geram ke arahku. Kami tengah berdua di dalam kamar. Tadi aku keluar sebentar karena Arsyia dan Keenan pamit untuk pulang. Jujur aku merasakan tidak enak hati dengan mereka, terutama Keenan. "Kamu ini kenapa sih susah banget buat nurut sama suami?" Dia mencekal pergelangan tanganku dengan erat, membuatku meringis. "Kamu tuh nggak bisa seperti Tasya, ya?"
Aku mendengkus pelan. "Ya iyalah, Mas!" semburku karena sudah tidak mampu lagi menahan amarah. "Jangan samain aku dengan si pelakor itu, ya! Jelas banget kami beda! Dia itu perempuan murahan!" Aku berusaha keras melepaskan cekalan Mas Naufal. Ingin sekali aku mencakar wajahnya.
Mas Naufal menatapku dengan geram. Aku tidak peduli dengan apa yang dia pikiran sekarang. Aku sudah tidak peduli dengan apa pun lagi, selain bisa pisah dengan Mas Naufal dan hak asuh anak-anak jatuh ke tanganku. Aku juga harus membangun sebuah usaha agar keluargaku tidak jatuh terpuruk ketika aku bercerai dengan Mas Naufal. Aku harus menjalin kerja sama dengan beberapa orang untuk melakukan suatu bisnis. Aku bisa mulai berbisnis busana muslimah. Sepertinya bisnis ini memiliki peluang yang cukup bagus.
"Kamu tuh harusnya belajar dari Tasya bagaimana cara menyenangkan suami." Mas Naufal mengatakan kalimat itu dengan begitu santai. Aku melotot, tidak habis pikir dengan perkataannya. Sungguh aku sangat tidak terima dibanding-bandingkan dengan Tasya. "Kamu bahkan sekarang sama sekali sudah tidak menarik. Lihat tubuh kamu!"
Aku menyentak tangan Mas Naufal dengan kencang, bahkan aku menginjak kaki lelaki itu. "Jangan pernah kamu bandingkan aku dengan wanita murahan itu, ya!" Aku sudah melupakan sopan santun dengan menunding ke arah Mas Naufal sekarang. "Kamu pikir bentuk tubuh aku sekarang seperti ini karena apa? Aku melahirkan anak kamu! Aku bahkan bertaruh nyawaku!" Mas Naufal masih meringis pelan ketika aku mengatakan hal itu. Aku tidak peduli apabila kakinya terluka karena ujung sendalku. "Dasar laki-laki tidak tahu diri!" Lalu aku meludah dan membalikkan tubuh dengan cepat. Aku segera meraih bayiku dan memutuskan untuk keluar dari kamar.
Mas Naufal mengejar langkahku, tetapi dengan cepat aku masuk ke kamar Latya dan menguncinya. Terdengar suara benturan keras, sepertinya Mas Naufal memukul pintu kamar itu. "Aku menyesal sudah menikahi kamu, Anggya!" Suara Mas Naufal terdengar dari luar. "Pergi kamu! Pergi yang jauh dari kehidupan aku! Dasar wanita tidak terdidik! Kamu memang cocok kembali ke keluarga kamu yang miskin itu!" Lalu suara pukulan berkali-kali terdengar dari luar. Sementara aku tengah menutup telinga Latya rapat-rapat. Aku tidak ingin gadis kecil itu trauma.
Mengapa Mas Naufal jahat sekali berkata seperti itu kepadaku? Hatiku benar-benar sakit. Aku masih bisa menerima ketika aku yang di caci maki oleh lelaki itu, tetapi aku tidak terima ketiga keluargaku yang di caci. Aku menyayangi Ayah, Ibu dan Dian. Lelaki biadab seperti Mas Naufal tidak pantas untuk menghina mereka. Seandainya aku memiliki kekuatan untuk melawannya sekarang, aku ingin sekali memukul wajah Mas Naufal dengan keras. Sayangnya hal itu tidak bisa aku lakukan. Apalagi di sini ada Latya dan bayi mungil itu. Aku tidak ingin mereka menjadi sasaran amarah dari Mas Naufal. Karena kalau sampai hal itu terjadi, aku tidak akan memaafkan Mas Naufal seumur hidupku.
Hingga beberapa detik berlalu, suara keras itu sudah tidak lagi terdengar. Aku melihat Latya yang ketakutan, gadis itu menatap ke arahku dengan bola mata berair. Aku tahu betul bahwa Latya pasti mengerti semua ini. Dia anak yang pintar. Lantas aku segera merengkuh tubuh Latya dan segera memeluknya dengan erat. Berusaha untuk menenangkan. Lalu aku menelepon Kak Ajeng untuk datang. Aku harus pergi dari rumah ini untuk beberapa hari. Tetapi sayangnya panggilanku tidak kunjung diangkat. Aku menghela napas, sesak menekan dadaku dengan begitu kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wounds in Marriage
Romance[18+] Kehancuran rumah tangga adalah salah satu daftar hitam dalam folder otakku. Tidak pernah berpikir bahwa semuanya akan berakhir seperti ini. Perselingkuhan yang dilakukan oleh Mas Naufal benar-benar menarik diriku masuk ke dalam jurang. Ia memp...