14

741 130 0
                                    

"Assalamualaikum," ucap seorang anak laki-laki memasuki rumah.

"Walaikumsalam," suara sahutan salam berasal dari dalam rumah.

Ketika ia melewati ruang tamu, ia merasa heran karena ada papanya disitu. Bukannya ini belum waktu untuk pulang kerja kantoran?.

"Kok papa ada di rumah?" sebuah pertanyaan langsung saja meluncur dari mulut laki-laki itu.

POV aku on

Note: karena aku susah nulis cerita cowok tersebut jadi aku nulisnya make POV aja yah. Kalau kalian nanya kenapa ngga kasih nama aja tu cowok? Yah, aku cuman mau buat part ini agak misterius. Tapi ngga tau, nyampe ke kalian apa kagak feel-nya.

"Kenapa hm? Ngga suka papa ada disini?" tanya papa ku sambil memelototkan matanya.

Aku yang mengira papa sedang marah pun, langsung membantah prasangkanya.

"Ngga kok pa, aku cuman nanya aja," ucap ku sambil refleks mengibaskan tangan.

Papa yang melihat aku panik pun langsung saja ketawa. Sebenarnya aku bingung, apanya yang lucu? tapi ya sudahla, mungkin diriku saja yang kaku.

"Hahaha yaudah adek sini dulu, ada yang mau papa bicarakan," ucap papa ku.

Oh iya, aku mau ngasih tau bahwa aku ini merupakan anak bongsu sehingga diriku selalu dipanggil adik sama papa dan mama ku. Aku memiliki satu saudara yaitu kembaran ku sendiri yang umurnya cuman beda hitungan menit doang.

"Iya pa, kenapa ya?" tanya ku bingung, tumben kali papa ku ini ada yang mau dibicarakan.

Ekspresi papa ku yang tadinya asik bercanda langsung berubah menjadi mode serius. Aku yang melihat ekspresi papa ku langsung saja menjadi ikutan serius.

"Gini, papa mau jodohin kamu sama anak rekan bisnis papa!" ucap papa ku dengan nada yang seperti perintah mutlak, tidak boleh dibantahkan.

"Aku ngga mau ya, papa kan tau aku punya pacar," ucap ku dingin dan dipadukan dengan ekspresi datar. Jujur aku sedikit terkejut dengan ucapan papaku.

"Papa ngga minta persetujuan kamu dan untuk pacar kamu..." papa ku menjeda ucapannya.

Dan tak lama ia melanjutkan perkataannya yang membuat ku sedikit emosi.

"Putusin aja, lagian kalau kalian jodoh ngga bakalan kemana."

Aku yang mendengar ucapan papa ku, dalam hati berkata.

begitu sulit, lupakan pacar, apalagi pacar cantik~~

Oh iya jangan di hujat, walaupun aku cowok. Aku ini orangnya sedikit lemes dan somplak.

"Kenapa ngga abang aja yang dijodohin pa?" tanya ku heran. bukannya abang atau kembaran ku itu jomblo kalau bahasa kerennya ngga laku. Benar kan?

"Ngga bisa, papa sudah diskusi sama rekan bisnis papa dan mereka mau anak mereka di jodohin-nya sama kamu."

"Pa, aku ke kamar dulu ya," pamit ku tampa mau memperpanjang perdebatan lagi. Walaupun kesal, aku mana mau membentak orang tua.

Aku langsung saja memasuki kamar. Aish kadang aku kesal sama papa ku, kenapa ia langsung menjodohkan aku tanpa mau nanya pendapat ku terlebih dahulu.

Sesampainya di kamar aku langsung menutup pintu kamar dan yah... sedikit mereferensikan otak dari masalah yang ada. Coba tebak apa yang sedang aku lakukan?.

yah, aku sedang bermain game online. Ingat masalah tidak akan selesai kalau cuman dipikirin, jadi aku main game aja untuk menghilangkan masalah walau hanya sekejap.

Welcome to mobile legend

Suara game menggema didalam kamar.

Klik

Klik

Aku mengklik iklan sebelum memulai permainan. Saat di lobby game, aku langsung mencari rank.

Karena asik memain game aku sampai tidak sadar melontarkan kata-kata yang ngga jelas.

"Anjir gw dikeroyok, woi bantuin napa," ucap gw seperti orang gila. Mercak - mercak sendiri. Terkadang game itu seru ya, kita serasa dibawah masuk ke dalam game. Bener apa tidak?

Saat musuh ada didekat aku. Aku langsung refleks bilang.

"I get you!!"

"I get you!!"

"Woi jangan lari, sini lu nyet!!"

Defeat

Satu kata yang bikin gw bener - bener kesel.

"Asuuu," aku langsung refleks mengucapkan kata-kata kasar.

Cklek

Aku langsung refleks menoleh ke pintu kamar ku. Ternyata mama yang bukain pintunya.

"Mama masuk ya?" ucap mama ku saat memasuki kamar. Kalau langsung masuk, kenapa harus izin? Pikir ku didalam hati. Tapi ya udahlah.

"Iya ma," ucap ku, saat mama ku sendiri sudah duduk di samping ku.

Tiba-tiba mama ku mengucapkan kata yang yang membuat ku bingung per sekian detik.

"Kamu masih sedih ya?" ucap mama ku sambil mengelus rambut ku yang pendek. Iya pendek, kan aku laki-laki. Yakali punya rambut kayak perempuan, bisa dikuncir kuda lagi.

"Sedih kenapa ma?"

"Loh kamu engga sedih di jodohin, kirain kamu lagi sedih," ucap mama ku dengan ekspresi syoknya.

Jujur tadi aku sedikit bingung. Tapi kebingungan langsung membuat ku kesal, padahal tadi aku sudah lupa masalah perjodohannya karena asik bermain game tapi malah diingetin. Kalau kata pak haji Roma irama mah sungguh terlalu.

"Sedih lah ma, yakali ngga sedih," ucap ku kesal.

Mama yang melihat aku kesal langsung saja ketawa.

"Ooo sedih, kirain mama ngga sedih."

Nah kan, mama ku ini orangnya paling jahil. kadang aku merasa kesal karena dijahilin mama ku terus karena abang ( kembaran ku) tidak ada disini. Ia diam bersama nenek ku.

Flashback 10 tahun yang lalu.

"Abang, adek sini!" ucap mama ku memanggil aku dan kembaran ku.

"Iya, kenapa" ucap ku dan kembaran ku berbarengan saat sudah sampai didepan mama ku.

"Gini sayang, papa mau ngajak kita semua pindah ke Jakarta, soalnya papa lagi ada kerjaan disana."

"Trus nenek gimana ma?" tanya abang ku. kami saat ini tinggal di samping rumah nenek ku, jadi otomatis aku dan abang ku sering bermain disana.

"nenek katanya ngga mau ikut, trus abang sama adek mau ikut kan kesana?" ucap mama ku menjelaskan dan langsung bertanya apakah kami bersedia untuk pindah ke Jakarta.

"Hm, abang ngga ikut deh ma."

"Abang mau nemenin nenek disini aja, boleh kan ma?" lanjut abang ku meminta persetujuan dari mama ku.

"Boleh si, tapi abang beneran ngga mau ikut mama sama papa?"

"Oh iya, adek ikut mama ngga?" lanjut mama ku sambil bertanya apakah aku mau ikut pindah ke Jakarta.

Tentu saja aku menjawab mau ikut, mana bisa aku jauh orang tua. Sedangkan abangku? Ia tetap teguh pada pendiriannya, ia ingin diam di rumah nenek kami saja.

"Adek ikut mama sama papa aja," jawab ku spontan.

"Ngga ma, abang tinggal disini aja sama nenek dan kakek," jawab abang ku.

"Hm yaudah kalau abang mau tinggal disini, tapi mama punya satu syarat."

"Emang apa syarat nya ma?" tanya abang ku.

"Abang harus kabarin mama, minimal satu minggu sekali." ucap mama ku memberi syarat.

"Siap mama."

Flashback off.

POV aku off.

Raisya Nandita [Tamat-belum Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang