15

742 129 0
                                    

Hari ini Rai berniat untuk jalan-jalan ke taman. Untuk merefleksikan otak dari masalah yang ada.

Selesainya mandi dan berganti pakaian, Rai langsung berjalan menuju meja makan. Ia berniat untuk sarapan terlebih dahulu.

"Ma aku izin ke taman ya," ucap Rai meminta izin kepada mamanya. Papa dan abangnya? Mereka sedang melakukan aktivitas masing-masing yaitu kuliah dan kerja.

"Iya, ingat pulangnya jangan kemaleman."

"Oh iya Sintia sama Kevin mana? tumben ngga pergi sama-sama," ucap Prisil heran. Biasanya, dimana-mana anaknya Rai selalu bertiga.

"Ngga tau ma, Rai belum telpon."

"yaudah Rai pamit ya, Assalamualaikum," lanjut Rai sambil menyalim tangan mamanya.

"Walaikumsalam."

***

"Gw duduk dimana ya?" monolong Rai yang melihat begitu banyak orang yang berlalu lalang di taman.

Rai tadinya berniat pergi, eh tanpa sengaja matanya melihat pacar dan sahabatnya sedang duduk berduaan.

"Eh itu pacar sama temen aku bukan si?" monolong Rai yang kurang percaya dengan penglihatannya, ia sampai mengucek matanya beberapa kali.

Karena tidak ingin menduga-duga, ia langsung saja menghampiri mereka.

"Kevin, Sintia? Ngapain disini?" ucap Rai saat sampai di belakang mereka.

"Eh sayang, sini duduk sama kita," ucap Kevin saat melihat pacarnya Rai.

Sedangkan Sintia merasa tidak enak, padahal Rai sendiri tidak mempersalahkan, toh ia tau sahabatnya itu ngga mungkin mengkhianatinya.

"Maaf ya, kita kesini cuman berdua."

"Tadinya mau ngajakin kamu, eh kamunya malah ngga aktif," ucap Sintia memberi alasan.

"Iya kah?" Rai langsung saja membuka hp nya. Ternyata oh ternyata, ia lupa menghidupkan data saluler.

"Iya njir, ngga papa kok Sin."

"Oh iya kalian ngapain disini?" tanya Rai sekali lagi, kenapa pacar dan sahabatnya duduk berduaan di taman.

"Oh itu, aku lagi curhat sama Kevin," ucap Sintia lesu karena kembali mengenang masalah yang dihadapi nya.

"Curhat apa?" Rai bingung, sahabatnya ada masalah apa, sampai- sampai harus curhat.

"Mama, sama papa aku mau ada kerjaan di Kalimantan. Jadi yah, mau ngga mau kita harus pindah ke Kalimantan," ucap Sintia memulai sesi curhatannya.

"Kamu mau ninggalin kita?" tanya Rai sambil melihat wajah Sintia yang lesu.

"Mau gimana lagi, aku ngga mau ditinggal sendirian sama mama sama papa."

"Yah, ngga seru kalau enggak ada kamu."

"Emangnya kamu kapan berangkat Tia?" Lanjut Rai bertanya. Ia benar-benar merasa lesu, kemarin mau dijodohin dan sekarang sahabatnya akan pindah ke Kalimantan.

"Kata mama sama papa si lusa tapi nggak tau deh."

"Yahhh."

Raisya Nandita [Tamat-belum Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang