25

723 109 24
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi, Kevin pun langsung mengajak Rai ke belakang sekolah.

"Mau ngomong apa si yang? Kenapa coba harus di sini?" ucap Rai saat mereka sudah berada di belakang sekolah.

"Aku mau ngomong serius sama kamu."

"ya ngomong aja elahh, mau ngomong apa si?" Rai berucap sambil ketawa, tumben-tumbenan pacarnya ini ingin ngomong serius.

"Aku mau kita putus."

"Hah?" Rai langsung saja lola seketika, bukannya mereka tadi masih baik-baik saja tapi kenapa sekarang malah minta putus si.

"Kamu jangan bercanda yang, apa coba alasan kamu mau putus sama aku?"

"Aku lagi ngga bercanda, aku mau putus karena aku tau kalau kamu mau dijodohin kan?" ucap Kevin, ada nada keseriusan di dalam kalimatnya.

Rai yang mendengar alasan itu tidak bisa mengelak, karena pada dasarnya semua yang Kevin bicarakan benar.

"Tapi kan," belum selesai Rai berbicara, Kevin langsung saja memotongnya.

"Yang dengerin aku baik-baik, aku beneran sayang dan cinta sama kamu tapi sekarang, kita tidak bisa bersama lagi, kalaupun kita jodoh kita pasti akan bersama" Kevin berucap sambil memegang bahu Rai, sesekali ia menghapus air mata yang keluar dari pacarnya atau kini bisa dibilang mantan?

Rai langsung menepis tangan Kevin, ia langsung berlari menjauhi Kevin.

Kevin yang melihat Rai berlari meninggalkan hanya bisa diam, ia tak tahu harus bagaimana.

"Maaf" ucap Kevin lirih. Tak lama Kevin langsung berlalu pergi meninggalkan taman itu.

***

Saat kevin sudah berlalu pergi meninggalkan taman di halaman belakang sekolah, Rai pun langsung keluar dari persembunyiannya. Ia tadi tak benar-benar meninggalkan Kevin.

Hiks

"Gw kira lu romantis hari ini karena sayang sama gw Kev, ternyata lu cuman mau bikin gw terbang lalu jatuhin gw ke dasar," ucap Rai sambil menangis, ia sekarang sedang duduk di taman belakang sekolah itu.Saat sudah puas menangis, Rai langsung melamun, ia menatap kosong kearah dedaunan. Memori bahagia ketika Kevin menembaknya pun langsung terlintas di pikiran rai.

"Rai, gw akui kalau gw ngga bisa romantis, tapi kalau boleh jujur gw sudah lama suka sama lo, lo mau ngga jadi pacar gw" ucap Kevin sambil menyodorkan bunga yang telah mereka siapkan.

"Aish gw kenapa kepikiran si, dia kan sudah mutusin gw," ucap Rai sambil memukul kepalanya dengan tangannya.

"Kenapa dipukul, nanti kepalanya sakit loh?" seseorang tiba-tiba menepuk bahu Rai seraya berucap. Rai yang di tepuk secara tiba-tiba, sontak langsung terkejut.

"Hah kak Boy? Kenapa ada disini kak" tanya Rai bingung karena kak Boy ada di taman yang sama dengan dia. Masih ingat dengan kak Boy? Iya, Osis pembimbing regunya waktu mos dulu. Gini-gini, Rai itu tahu nama-nama most wanted di sekolahnya. Yab, Boy juga salah satu primadona di sekolah ini.

"Emang ngga boleh hm? Kan ini tempat umum."

"Boleh si , yaudah sini kak duduk."

Rai mempersilahkan boy untuk duduk di kursi kosong di pinggir dia.

"Kemana dua curut yang lain? Siapa namanya? Sin? Sincos kalau ngga salah," ucap boy berusaha untuk mengenang nama siswi yang ikut Mos waktu itu.

Raisya Nandita [Tamat-belum Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang