19

741 132 4
                                    

"Hallo?" ucap Rai mengawali panggilan.

"Hallo, hallo, chat gw napa ngga lu baca nyet!!" ucap Sintia ngegas di balik telpon.

Rai yang disambut dengan ngegas langsung saja mengeluskan dadanya karena terkejut. Kan tidak estetika kalau ia sampai pinsan gara-gara ngangkat telepon doang. Bisa-bisa, ia masuk dalam berita lambe sekolah dengan judul seorang siswi pingsan karena terkejut dengan sambutan telpon dari temennya.Membayangkan saja sudah membuat ia bergidik ngeri.

"Yah maaf gw lupa Sin, emangnya lu ngechat apaan dah, oh iya lu kok kagak datang sekolah? Lu bolos ya?" tanpa memberi cela untuk Sintia menjawab, Rai terus saja membombardir Sintia dengan pertanyaan.

"Gw ngga bolos, gw sekarang lagi di bandara xx."

"Loh-loh ngapain lu disana njirr, mau liburan ya? Wah parah lu Sin, masa kagak ngajak-ngajak."

Sintia yang mendengar jawaban dari temennya itu hanya bisa berdecak dengan tingkah sahabatnya ini.

"Ck gw bukan mau liburan elah, gw mau pindah, makanya orang chat itu dibaca sayang."

"Loh-loh kok lu kagak ngasih tau kita si."

"Gw sudah ngasih tau ya,  kemarin, trus tadi gw juga chatin lu monyet."

"Kenapa yang?" tanya Kevin yang sendari tadi menyimak sambil menepuk bahu pacarnya itu.

"Sintia mau pindah yang, emang dia ada ngasih tau kita apa, kalau dia mau pindah?" ucap Rai kepada Kevin.

Sintia yang mendengar pertanyaan Rai, tadinya mau menjawab tetapi sudah keduluan Kevin.

"Ada si dia bilang, kemarin kalau ngga salah waktu di taman."

"Ooo yang itu, tapi Sin, kata lu berangkatnya besok?" bukannya Sintia bilang kemarin, bahwa ia akan pindah besok pagi bukannya hari ini.

"Mama bilangnya salah beli tiket, mama malah meli tiket jadwal hari ini, makanya aku chat kamu eh malah ngga diangkat."

"Hehehehe ya maaf, sekarang kamu berangkatnya pukul berapa?"

"Satu jam lagi mau take off," ucap Sintia dari sebrang telepon.

"Apa!! Kok lu baru bilang si..."

Tut

Tut

Bunyi sambungan telepon yang terputus, langsung membuat Rai bertambah kesal.

"Aish pake habis pulsa segala lagi," ucap Rai menggerutu.

"Kenapa yang?"

"Sintia mau take off satu jam lagi."

"Apa!! Yaudah yuk kita susul aja," ucap Kevin sambil mengajak Rai untuk menyusul temennya itu di bandara.

"Kita masih sekolah elahh."

"Bolos aja, cuman satu hari doang juga," Kevin memberikan saran yang cukup sesat.

***

"Yang bener aja lu yang, masa kita harus naik pager sekolah."

Kevin dan Rai saat ini sedang di halaman belakang sekolah, mereka berniat untuk menyusul Sintia ke bandara xx.

"Yah, ngga ada cara lain yang."

"Lagian, kalau kita lewat depan pasti ketahuan satpamnya."

"Iya juga si, yaudah naiknya gimana nih?" tanya Rai celingak-celinguk melihat apakah ada yang bisa ia gunakan untuk naik.

Kevin yang peka bahwa pacarnya itu tidak bisa naik. Langsung saja membukukkan badannya agar Rai bisa naik keatas bahunya.

Raisya Nandita [Tamat-belum Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang