08

774 141 3
                                    

Kring

Kring

Kring

Bunyi lonceng sepeda didepan rumah Rai dan keluarga nya.

"Bang, coba liat didepan siapa? dari tadi bunda dengerin bunyi lonceng sepeda," ucap Prisil memerintah Ardi yang sedang duduk di meja makan.

"Iya ma, bentar abang liat dulu."

Ardi yang mendengar perintah ibunya langsung melaksanakan hal tersebut.

Cklek

Bunyi pintu yang dibuka dari dalam rumah.

"Eh Sintia, ngapain didepan? Nyari uget- uget ( jentik-jentik nyamuk) Sin?"

Canda Ardi yang melihat siapa dalang dari bunyi lonceng sepeda di pagi hari ini.

"Eh ada bang Ardi, mau pergi sekolah lah bang, abang ngga liat baju Tia dah rapi gini?" ucap Sintia menggebu-gebu sambil menunjuk seragam sekolahnya.

"Hahaha kirain abang lagi nyari uget-uget, yaudah kalau gitu, masuk dulu kita makan sama-sama," ajak Ardi sambil masuk ke dalam rumah dan disusul oleh Sintia.

***

"Siapa bang?" tanya Prisil yang melihat anak laki-lakinya telah masuk rumah.

"Tia ma, mau ngajak Rai berangkat sekolah katanya," ucap Ardi sambil duduk di kursi meja makan.

"Owalah Tia, sini masuk makan dulu, Rai nya lagi ganti baju tu," ucap prisil yang melihat Sintia menyebulkan kepala di balik dinding.

"Hehehe, makasih tante."

Sintia yang ditawar makan tentu saja tidak menolak karena bagi Sintia, makanan adalah rezeki dan rezeki tidak boleh ditolak, lagi pula ia sudah menganggap Rai ataupun Kevin seperti keluarganya sendiri jadi ia merasa tidak canggung jika numpang makan di rumah Rai maupun rumah Kevin.

Tap

Tap

Bunyi gesekan antara sepatu dan lantai pun mengalihkan perhatian semua orang yang sedang makan kecuali Sintia, saat ini sedang memakan makanan dengan khidmat.

"Sini dek, sarapan dulu!" ucap Prisil yang melihat anaknya melangkah menuju meja makan.

"Iya ma," ucap Rai menuju meja makan dan mereka semua pun mulai makan dengan diam, hanya bunyi sendok bergesekan dengan piring yang kedengaran.

Selesainya makan Rai dan Sintia langsung berpamitan untuk pergi ke sekolah.

"Yuk sin kita berangkat sekolah."

"Ayok!!"

***

"Wih sepeda siapa ni?" ucap Rai yang melihat sepeda tandem terpakir di halaman rumahnya.

"Sepeda aku lah, gimana bagus ngga?" ucap Sintia yang bangga dengan sepeda barunya.

"Bagus si, tapi ngapain lu bawa sepeda tandem 3 dudukan?" Rai bertanya karena bingung, bukannya mereka mau berangkat sekolah.

"Buat kita pergi sekolahlah, kan ngga boleh bawa mobil kata Ketua Osis kemarin."

"Ayok Rai, nanti kita telat, kan kita harus ke rumah Kevin dulu," lanjut Sintia sambil menaiki sepedanya dan diikuti Rai.

Raisya Nandita [Tamat-belum Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang