part 2(Sudah direvisi)

55.3K 2.6K 13
                                    

Happy reading

"Engehhh" lenguh Claudia dari tidurnya. Merasa terganggu dengan hawa dingin yang menusuk kulitnya.

Mengerjap pelan menyesuaikan cahaya saat ia membuka mata, duduk berlahan dari tidurnya. Claudia menguap pelan sambil menggaruk rambutnya,kebiasannya di dunia asli ketika bangun tidur. Gadis itu berdecak kesal setelah nyawanya sudah terkumpul. Pantas saja ia merasa sangat kedinginan ternyata pintu balkon terbuka membuat angin malam masuk kedalam kamarnya,apa lagi baju yang ia kenakan saat ini hanya baju kaos tipis.

Dengan malas Claudia berjalan menuju pintu balkon berniat ingin menutupnya tapi niat itu ia urungkan setelah mendengar suara derum motor yang cukup banyak terdengar. Claudia melangkah menuju pembatas balkon,terlihat dari bawah ada beberapa motor yang baru saja memasuki pekarangan rumah. Di liriknya jam dinding di dalam kamar, baru pukul 7 malam.

"Siapa mereka, malam-malam gini bertamu di rumah orang"ucapnya. Lalu Claudia bergidik acuh. "Bodo lah bukan urusan gue juga"

Beralih duduk di kursi yang tersedia di sana. Menatap langit malam yang sepertinya ingin turun hujan karena tak ada bintang maupun bulan di atas sana bahkan angin pun berhembus kencang sampai menerpa wajahnya. Di tambah suara gemuruh juga ikut terdengar.

Beberapa saat kemudian turun rintik hujan dari atas langit. Membuat Claudia mau tak mau masuk kedalam kamar tak lupa menutup pintu balkon.

"Huh bosen banget deh gue"keluhnya duduk di pinggiran kasur.

"Enaknya ngapain ya"molongnya. "Gue gak tau gue harus berbuat apa di sini"lesunya.

Dulu,ketika jadi selebgarm ia kalau sedang bosan atau tak ada kerjaan pasti selalu live di akun sosmed nya menyapa fens-fensnya. Tapi,sekarang ia tak tau ingin melakukan apa, orang-orang di sini pun ia tak ada kenal satupun kecuali bi Siti.

'Grukkk grukkk'

Claudia mengusap perutnya. "Laperrr" ia baru ingat kalau dari pertama ia masuk ke dalam tubuh ini belum pernah makan sesuatu apa pun.

Sebelum Claudia turun kebawah ia lebih dulu membasuh muka dan menata rambutnya yang sudah seperti rambut singa. Berjalan turun dari gundukan tangga menuju dapur,siapa tau ada sesuatu yang bisa ia makan. Saat di tangga terakhir Claudia mengerutkan dahinya saat mendengar suara gelak tawa di ruang tamu.

"Mereka siapa"gumam Claudia. Di sana ada empat cowok dan satu cewek yang duduk di ruang tamu. Salah satunya ada cowok yang sangat mirip dengannya,pasti itu kembaran Michel.

"Hay ka Michel"sapa cewek yang ada di sana.

"Dia nyapa gue"gumam Claudia.

"Sini kak gabung sama kita"ajak cewek itu lagi.

"Lana kenapa kamu ngajak dia sih" terlihat nada kesel cowok yang duduk di samping cewek yang tadi menyapanya.

"Gak papa kan kak,malah bagus kalau ka Michel gabung sama kita nanti tambah rame"kata cewek yang di panggil Lana itu.

"Gak usah,gak Sudi gue kalo jalang itu gabung sama kita"sahut cowok yang wajahnya sangat mirip dengannya.

Claudia melotot mendengar perkataan kembaran Michel itu. "Apa apan tuh cowok ngatain kembarannya sendiri jalang"batin Claudia emosi.

Menjadi Michelina [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang