part 54(Sudah direvisi)

20.9K 719 0
                                    

Happy reading

Raka berjalan tanpa semangat memasuki ruangan tempat berkumpulnya dirinya dan nathan yang sering mereka sebut beskem.

Melody yang memang ada di sana menatap bingung abangnya yang seperti orang kurang semangat. "Abang kenapa?"

Raka duduk di sebelah melody "Rafael meninggal"ucapnya.

"Uhuk uhuk apa meninggal?!"kaget melody dan di balas anggukan lemah dari Raka.

"Di apain bang nathan sampai dia meninggal?"

"Gantung diri"

Melody hanya bisa terdiam mendengar itu. Tidak heran dengan Abang sepupunya itu,pasti akan selalu memusnahkan orang yang sudah berani mengusik orang-orang kesayangannya. Apa lagi kejadian seminggu lalu murni perbuatan Rafael pantas saja pria itu berakhir di tangan Abang sepupunya secara mengganaskan.

Namun,di sisi lain dia juga merasa kasihan dengan abangnya yang sedih karena kehilangan sahabatnya. Ia paham bagai mana perasaan Abang nya sekarang tapi mau gimana lagi.

"Abang yang sabar ya,aku turut berduka atas meninggalnya kak Rafael"ucap melody menguatkan hanya itu yang bisa ia perbuat untuk sekarang.

"Hmm, thanks"jawab Raka sambil tersenyum tipis.

"Abang mau kemana?"tanya melody yang meliat pria itu beranjak dari duduknya.

"Gue keluar sebentar, menenangkan pikiran"jawab Raka kemudian pergi dari sana.

Melody menghela nafasnya setelah meliat punggung abangnya yang sudah menghilang di balik pintu ikut sedih meliat abangnya yang sedih seperti itu.

"Semoga Abang jangan sedih terus"gumamnya.

******

Amanda berjalan seorang diri di malam Minggu seperti ini,hanya ingin jalan-jalan untuk kulineran pasti malam Minggu seperti ini banyak pedagang kaki lima yang sedang berjualan. Sebenarnya Amanda tadi hampir ingin mengajak Michel namun tidak jadi,sebab sahabatnya itu pasti malam Minggu seperti ini di bawa doinya jalan-jalan juga oleh karena itu ia sekarang hanya seorang diri.

Sepanjang jalan Amanda hanya mendengus kesal sebab selalu meliat orang pacaran gandengan tangan, ketawa persama bahkan juga ada yang pelukan di pinggir jalan. Huh, kan Amanda juga ingin seperti itu jiwa jomblo nya sampai bergejolak ingin keluar.

"Gini banget hidup kalau jomblo kemana-mana selalu sendiri"cemberutnya.

Mata gadis itu tak sengaja meliat penjual eskrim yang sedang melayani beberapa pembeli matanya langsung berbinar meliat itu" Wahhh ada es krim"serunya. Amanda langsung menghampiri penjual itu.

"Abang eskrim rasa vanila ya satu"seru Amanda.

"Siap neng"

Sambil menunggu Amanda mengedarkan pandangannya kesepenjuru arah meliat jajanan apa yang akan ia beli nanti setelah ini. Namun, matanya langsung terhenti saat meliat seseorang yang sangat ia kenali sedang duduk di kursi taman seorang diri.

Amanda memperjelas penglihatannya. "Itu Raka bukan sih? Iya deh kayannya emang Raka? Ngapain dia di sana sendirian?"

"Neng ini eskrimnya"penjual eskrim itu memberikan pesanan Amanda.

"Berapa bang?"

"10.000 neng"

"Nih uanganya,aku pesen lagi rasa coklat satu"ujar Amanda memberikan uang 20.000 pada benjualnya.

"Oke siappp,di tunggu sebentar"

"Ini neng eskrim nya"ucap si penjual.

"Makasih bang"ucap Amanda mengambil eskrim rasa coklat itu.

Menjadi Michelina [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang