part 25 (Sudah direvisi)

37.9K 1.5K 16
                                    

Happy reading

Seorang pria setiap langkahnya berjalan dengan penuh amarah,mengepalkan tangannya ketika mengingat kejadian yang ia liat di roftoop tadi. Sungguh hatinya panas meliat itu semua. Bahkan teriakan orang yang memanggilnya dari tadi tidak ia hiraukan.

"Kak rafael tunggu!"

Rafael menghentikan langkahnya ketika sudah sampai di tempat parkir motornya. Ya,orang yang meliat kejadian di taman tadi adalah Rafael.

"Kak"panggil Alana yang sudah ada di hadapan Rafael,gadis itu mengatur nafasnya karena tadi mengejar Rafael.

"Aku dari tadi manggil kakak loh kenapa gak berhenti"ucap Alana memegang tangan cowok itu.

"Aku gak denger tadi"jawab Rafael.

"Kakak mau pulang kan? Aku ikut ya?"ucap alana.

"Gak bisa,aku ada urusan urusan penting "

"Tapi urusan apa? Sepenting apa sampai kamu gak bisa nganter aku pulang dulu?"

"Sangat penting"ujar Rafael.

"Anter aku pulang dulu kak aku mohon"mohon Alana.

"Aku bilang gak bisa berarti gak bisa! Kamu ngerti?!"bentak Rafael.

Alana tersentak, menatap tak percaya cowok di depannya itu. "Kakak bentak aku"lirihnya.

Rafael memejamkan matanya sebentar mengatur emosinya. "Maaf, maaf aku bentak kamu,aku bener bener gak bisa ngantar kamu pulang" ucapnya sambil memeluk gadis itu. "Kamu hari ini bisa kan pulang pakai taksi atau bus dulu?"tanyanya mengurai pelukan mereka.

"Tapi kak..."

"Aku pergi dulu"ucap rafael sambil mengacak kecil rambut Alana.

Sebenarnya Rafael tidak ada urusan penting apa pun, itu hanya albinya agar bisa pulang sendiri. Ia sekarang hanya ingin menenangkan pikiran dan hatinya lebih dulu.

Alana yang meliat Rafael sudah meninggalkan kawasan sekolah hanya bisa mengumpat.

"Sialan!"

Gadis itu mengepalkan tangannya kuat bahkan wajahnya sudah memerah karena amarah. Baru kali ini dirinya di perlakukan seperti ini oleh pacarnya itu,ia tak terima dengan itu semua.

"Wah wah wah"ucap seseorang dari belakang sambil bertepuk tangan membuat Alana langsung membalikkan badannya.

"Gue gak nyangka ternyata gadis polos dan baik hati ini ternyata bisa ngumpat juga ya"ucap Amanda menggeleng kan kepalanya tak percaya.

"Kak Amanda"kaget Alana.

"Kenapa? Kaget gue liat wujud asli Lo"

"Gue kasian deh sama Lo yang di tinggal pacarnya begitu aja di sekolah,sendirian pula"lanjutnya,jangan lupa dengan raut wajahnya yang bagi siapa saja meliat pasti akan kesal.

"Aku pergi dulu,permisi"ucap Alan pergi dari sana dengn menahan amarah. Lebih baik ia pergi dari hadapan Kakak kelasnya yang satu ini,karena bisa bahaya kalau nanti sifat aslinya akan ketahuan hanya karena perkataan Amanda.

"Woy gue belum selesai bicara!"teriak Amanda yang di tinggalkan begitu saja. "Cih dasar siluman ular"decihnya.

Detik berikutnya ia menghela nafas kesal,karena tinggal dirinya yang ada di parkiran. "Lama banget sih Michel belum dateng-dateng juga, lumutan nih lama-lama gue di sini"

"Amanda"tepuk seseorang dari belakang. Amanda refleks membalikkan tubuhnya.

"Michel, akhirnya Lo dateng juga"ucap Amanda lega. "Ngapaina aja sih kalian tadi,lama banget tau gak"ujarnya menatap orang di depannya secara bergantian.

Menjadi Michelina [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang