part 43(Sudah direvisi)

25.4K 976 14
                                    

Happy reading

Pagi ini Airon merasa bingung karena terasa ada yang kurang di meja makan hari ini. Di mana anak perempuannya itu? Kenapa tidak ikut sarapan bersama di meja makan sebab saat ini  hanya ada marchel dan dirinya. Apa mungkin anak itu sudah pergi sekolah pagi sekali?

Apakah Airon harus bertanya dengan marchel,sunggu ia sangat penasaran di mana Michel sekarang. Tapi,Airon merasa gengsi untuk menanyakan pertanyaan itu pada putranya. Tapi,Airon juga penasaran.

"Tuan,mau makan apa? Nasi goreng atau yang lain?"tanya bi Siti membuyarkan lamun airon.

"Nasi goreng aja bi"ujar airon. Lalu bi Siti memberikan satu piring berisi nasi goreng kepada majikannya itu.

"Makasih bi"

"Enjeh tuan"

Baru saja satu sendok nasi masuk ke dalam mulutnya namun gerakannya langsung terhenti ketika meliat orang yang sedang Airon pikirkan melintas di ruang makan.

"Michel"panggil marchel.

"Apa?"tanya Michel menghentikan langkahnya.

"Mau kemana?"

Michel memberbaiki letak tali tas punggungnya karena merasa aneh dengan pertanyaan kembarannya itu,sudah jelas-jelas ia memakai seragam sekolah berarti mau pergi sekolah lah.
"Sekolah"

"Sarapan dulu baru berangkat sekolah"ujar Marchel.

"Gue gak laper"

Marchel menghela nafasnya saat mendengar jawaban dari Michel lalu ia langsung menarik gadis itu untuk duduk di kursi makan. "Duduk"

"Ehh apaan sih mar,gue gak mau makan"ucap Michel yang kaget karena tiba-tiba di tarik lalu di paksa duduk.

"Lo itu harus makan chel, gue tau dari kemaren Lo gak ada makanan sedikit pun, seenggaknya makan sesuatu sedikit"ucap Marchel.

"Tapi gue emang gak laper mar"

"Gak mau tau Lo harus makan"ucap marchel memberikan sepiring nasi goreng di hadapan Michel.

"Gue gak nafsu makan mar,Jagan di paksa dong"

Marchel menghela nafasnya. "Sedikit saja,Lo gak kesian sama perut Lo" berusaha membujuk.

Airon dari tadi hanya meliat dalam diam interaksi kedua anak kembarnya itu. Ia menyerit bingung saat mendengar putranya itu berbicara kalau Michel tidak makan dari kemaren. Airon lantas memperhatikan wajah putrinya dengan teliti. Memang hari ini keadaan Michel terlihat sangat lemas bahkan pria paruh baya itu jua bisa meliat wajah sembam putrinya itu serta kantong mata yang terdapat di bawah matanya,sebenarnya ada apa dengan anak perempuannya itu?

Dan ya, Airon juga baru sadar dengan interaksi keduanya yang sepertinya akrab,bahkan marchel sekarang terlihat sangat perhatian dengan Michel sangat beda sekali seperti dulu yang tidak pernah tegur sapa kecuali kalau sedang adu mulut,tapi hari ini sikap kedua anaknya itu sangat beda. Apa mungkin mereka sudah baikan?

"Ini juga demi kebaikan Lo chel"ujar marchel. "Buka mulutnya biar gue suapin"

Michel berdecak kesal karena tidak bisa melawan kembarannya itu dengan terpaksa ia membuka mulutnya menerima suapan dari marchel. Michel mengunyah makanannya dengan malas.

"Udah"ucap Michel menolak suapan kelima dari marchel.

"Loh baru jua beberapa suap makannya"ucap marchel.

"Udah kenyang"

"Satu suap lagi aja,ini yang terakhir"bujuk marchel.

Michel menggeleng. "Enggak mau"

Menjadi Michelina [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang