Happy reading
°
°
°Rasa cinta itu memang masih ada, tapi rasa sakitnya masih begitu terasa~Arsyi
Gadis berambut pirang itu berdecak kesal saat mendapat pesan dari kembarannya jika lelaki itu tak bisa mengantarkannya pulang. Jika begitu, ia pulang menggunakan apa? Apalagi Artha juga sudah berada diluar sekolah. Sungguh tidak bertanggung jawab bukan.
Ditambah dengan ponselnya yang lowbat, membuatnya sedikit panik. Ia dengan tergesa mencoba menelpon Daddy nya. Namun yang ia dapat adalah suara operator yang menyatakan bahwa ponsel milik Alan tidak bisa dihubungi.
Ia menggeram kesal. Mengapa sih semuanya sangat menyebalkan? Lihat saja ketika ia bertemu kedua lelaki itu, ia tak ingin berbincang dengan Alan maupun Artha atau bahkan sekedar menyapa sekalipun. Belum lagi ia juga tengah datang bulan sehingga mood nya hancur.
Gadis itu membuka kemasan permen karet yang selalu ia bawa disaku nya. Kemudian ia mengunyah permen karet nya seraya menggerutu. Begitulah ia ketika sedang tidak mood maka permen karet solusinya. Karena dengan mengonsumsi permen karet mood nya sedikit membaik.
"Si Artha tega banget sama gue, seenggaknya bilang dari tadi kek nah ini baru dikasih tau ngeselin banget emng tuh manusia" gerutu nya seraya melangkah menuju luar sekolah. Sejak tadi ia memang menunggu Artha didepan kelasnya.
"Mana sepi banget lagi, ga ada orang yang bisa nebengin gue" celetuk Arsyi dengan mulut yang masih sibuk mengunyah permen nya.
Gadis itu refleks menghentikan langkahnya ketika melihat Aksa yang baru saja keluar dari masjid sekolah.
Aksara terlihat begitu menawan dengan mengenakan sarung dan lelaki itu nampak tersenyum ketika ada lelaki lain yang menyapanya. Tidak, bukan itu yang menarik perhatiannya. Namun perihal sarung yang dikenakan Aksa, sarung itu dipilihnya ketika ia menemani Aksa belanja.
Lamunannya buyar ketika suara yang familiar terdengar di telinganya. Dihadapannya nampak Aksa dengan sarungnya yang tersampir dipundaknya.
"Ngapain?" Tanya Aksa yang membuat Arsyi seketika menegang.
"Ga," balas Arsyi singkat dan Aksa mengangguk menanggapinya.
"Bengong ga jelas pasti lagi mikirin gue kan?" cerca Aksa membuat mata Arsyi melotot.
"Dih yakali!" Sarkas Arsyi.
Aksa yang melihat itu hanya terkekeh. Dikira ia tidak tahu jika sejak tadi Arsyi sedang memperhatikannya apa?
"Belum pulang lo?" Aksa kembali mengalihkan pembicaraan.
"Belum lah, kalo udah mana mungkin gue masih disini!" balas Arsyi ngegas.
"Sensi amat dah," kata Aksa
"Suka suka gue."
"Ga ada yang jemput? Gue liat Artha udah keluar tadi," ujarnya karena saat ia akan ke masjid, ia melihat Artha keluar sekolah tanpa Arsyi di boncengannya.
"Ga ada." Arsyi menyahut singkat.
"Tunggu di halte," ujar Aksa dan meninggalkan Arsyi yang tak mengerti, memang nya kenapa ia harus menunggu di halte? padahal jika mau mengobrol sekarang juga kan bisa.
Ia mengedikkan bahu nya acuh. Kemudian membuang permen karetnya ke tong sampah dan kembali melanjutkan langkahnya.
_____
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan? (On Going)
Teen FictionSejak menjadi sepasang mantan, hidup keduanya menjadi hampa seolah kehilangan belahan jiwanya. Keduanya sudah saling bergantung satu sama lain akan tetapi hubungan mereka kandas sehingga mau tak mau harus mampu hidup tanpa satu sama lain. Ternyata m...