Happy reading
°
°
°i'm yours and you're mine. So, kamu ga perlu takut berlebihan perihal semuanya~Arsyi
Angin malam berhembus seolah membelai wajahnya. Gadis itu tak pernah berpikir jika ia akan kembali dengan Aksa, karena ia rasa kesalahan Aksa terlalu fatal. Namun, pada kenyataannya ia luluh juga dengan semua perilaku yang ditunjukkan Aksa untuknya.
"Mau?" Arsyi tersentak ketika suara seseorang yang tak lain adalah kembarannya.
Artha datang membawa snack.
"Mau dong." Balas Arsyi dan langsung mengambil snack yang ada dalam genggaman Artha.
"Ngga dingin?" Tanya Artha yang dibalas gelengan kepala oleh Arsyi. Keduanya tengah berada di balkon. Menurut Artha, angin malam begitu menusuk kulitnya. Namun, Arsyi berbeda pendapat.
"Masuk aja yuk, disini dingin nanti lo sakit." Ajak Arsyi merasa khawatir karena Artha sedikit sensitif jika terkena dingin. Ia bisa flu jika kedinginan dalam waktu yang cukup lama.
"Abisin dulu." Kata Artha yang tentu dituruti oleh Arsyi.
"Gue duluan." Kata Artha kemudian memasuki kamar tanpa Arsyi. Karena gadis itu akan menghabiskan snacknya terlebih dahulu. Kebiasaan keluarganya memang begitu, tidak makan didalam kamar.
Setelah selesai, ia masuk dan mencuci tangannya terlebih dahulu.
"Tumben nyamperin gue." Kata Arsyi duduk di ranjang sedangkan Artha yang sedang rebahan dan memainkan ponselnya langsung duduk dan mengalihkan seluruh atensinya pada Arsyi. Keduanya saling berhadapan.
"Do you want deeptalk?" Tawar Artha.
Arsyi sempat terdiam hingga akhirnya mengangguk menyetujui.
"How's your day?" Tanya Artha.
"Gue seneng."
"Really?"
Arsyi mengangguk antusias.
"Aksa gimana?"
"Sejauh ini aman, bahkan dia cemburu sama kak Arash padahal kan kak Arash bercanda." Tutur Arsyi sembari tersenyum geli ketika mengingat kejadian tadi pagi.
Artha memicingkan matanya.
"Arash?" Tanyanya.
"Iya itu loh mahasiswa yang lagi PPL yang waktu itu pernah nabrak gue."
"Deket sama dia?" Tuding Artha yang dibalas gelengan kepala.
"Tapi dia selalu nyapa kalo ketemu gue, kan gue ga enak."
Artha tak menyangka jika laki-laki itu sepertinya memang mendekati Arsyi bahkan berani bertindak meskipun disana ada Aksa yang notabene adalah pacar dari Arsyi. Tapi ia harus tetap positif thinking pada Arash. Mungkin saja lelaki itu memang ramah pada siapapun kan?
Arsyi merebahkan dirinya akibat pegal. Maklum, remaja jompo. Ia terus pandangi Artha yang masih terdiam. Saudaranya itu meskipun kadang menyebalkan, akan tetapi kadang juga bersikap hangat padanya. Kehilangan sang mommy bahkan semenjak mereka lahir, mampu membuat Artha begitu dewasa bahkan lebih dewasa dari Arsyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan? (On Going)
Teen FictionSejak menjadi sepasang mantan, hidup keduanya menjadi hampa seolah kehilangan belahan jiwanya. Keduanya sudah saling bergantung satu sama lain akan tetapi hubungan mereka kandas sehingga mau tak mau harus mampu hidup tanpa satu sama lain. Ternyata m...