{34} membaik

17 3 0
                                    

Happy reading

°
°
°
hari-hari bersamamu selalu spesial dan patut dirayakan

Hampir seminggu telah berlalu. Arash tak lagi berulah sehingga membuat hubungan Aksa dan Arsyi adem ayem.

Weekend kembali datang. Di Sabtu pagi, Arsyi menyapu halaman rumah yang sudah kotor dengan dedaunan yang berserakan. Ia sendiri masih mengenakan piyama dengan rambut yang di cepol dengan sembarang.

"Morning sweetie!" Seruan itu membuat Arsyi yang tengah menyapu halaman depan terlonjak.

"Ih lo hobi banget ngagetin gue!"

Jelas saja Arsyi kesal karena kelakuan Aksa berhasil membuat jantungnya hampir copot.

"This is for you."

"Bunga nya secantik kamu, tapi tenang cantiknya kamu ga pernah ada yang nandingin kok, kamu selalu jadi yang tercantik bagi aku." Tutur Aksa memberikan sebuket bunga dari kawat berbulu.

"Aku buatin khusus buat kamu sampe harus kursus ke Aina, but tenang aja aku ikhlas dan tulus banget kok sweetie."

Ini jauh lebih mengejutkan bagi Arsyi. Aksa selalu mengagumkan hingga membuatnya jatuh cinta berkali-kali pada orang yang sama hampir di setiap detiknya.

Fyi, Aina memang serba bisa. Apalagi ia juga berkerja di toko bunga kawat beserta bunga asli saat weekend. Sedangkan ketika weekdays ia bekerja part time di salah satu cafe.

Kehidupan Aina yang serba kekurangan membuatnya harus banting tulang membantu perekonomian keluarganya. Meskipun Artha seringkali memberinya uang jajan, akan tetapi Aina kerap menolaknya.

"Meskipun kamu ngga terlalu suka pink, tapi menurutku ini manis kaya kamu jadi gapapa kan kalo warnanya pink?"

Arsyi mengangguk dan menerimanya dengan senyum lebar akan tetapi matanya berkaca-kaca.

"Are you crying sweetie?" Aksa bertanya dengan khawatir seraya membingkai wajah Arsyi dengan kedua tangannya.

"Thanks udah melakukan banyak hal yang bikin aku senang dan maaf aku jarang ngasih sesuatu buat kamu, udah gitu aku juga sering buat kamu repot, a-aku bahkan ngga bis-" Arsyi mengungkapkannya dengan susah payah akibat menahan tangis hingga akhirnya dipotong begitu saja oleh Aksa.

"Shut up sweetie." Potongnya menempelkan jari telunjuknya di bibir Arsyi.

"Dengan adanya kamu disisi aku itu udah jauh lebih membahagiakan syi, tanpa kamu rasanya aku ngga bisa lanjutin hidup karena kamu itu sebagian dari hidup aku."

"Sama-sama terus ya? Aku pasti akan berusaha buat kamu bahagia, seperti aku yang selalu bahagia kalo kamu ada disini."

Arsyi mengangguk kemudian memeluk Aksa erat dengan tangisan yang tak bisa dibendung lagi.

Tak terbayang jika ia kembali berpisah dengan Aksa. Sudah terlanjur saling bergantung bahkan sejak kecil membuat keduanya lengket dan merasa kekurangan ketika tak bersama.

"Padahal ini bukan hari spesial, dalam rangka apa kamu kasih aku bunga?" Tanya Arsyi masih dalam keadaan masih sesenggukan. Aksa melepaskan pelukan mereka kemudian mengusap air mata Arsyi yang masih tersisa.

Mantan? (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang