{25} menginap

26 3 0
                                    

Happy reading

°
°
°
I love you, like a lot, more than a lot, more than i can describe, more than you think i do

Semilir angin menerpa wajahnya hingga membuat rambutnya yang tergerai berterbangan bebas. Sore ini, Arsyi menunggu Aksa di halte yang tidak terlalu ramai karena hari memang sudah sore.

Artha sudah pulang lebih dulu bersama Aina. Sedangkan Aksa sedang piket karena ini memang jadwalnya piket.

"Hai kita bertemu lagi." Sapa seseorang hingga membuat Arsyi yang tengah melamun terlonjak kaget dan menoleh. Ia menemukan sosok laki-laki yang tak lain adalah Arash.

"Hai kak." Balas Arsyi seadanya.

"Lagi nunggu bus?" Tanya Arash dan mendapat gelengan dari gadis dihadapannya.

"Lalu?" Lagi-lagi Arash bertanya dan membuat Arsyi sedikit risih namun tak enak jika tak menjawab pertanyaan dari Arash.

"Nunggu gue." Tentu saja suara tersebut milik Aksa yang tiba-tiba datang mengejutkan keduanya. Arash hanya menganggukkan kepalanya.

"Ayo!" Titah Aksa menjulurkan tangannya dan langsung disambut oleh Arsyi.

"Duluan kak!" Seru Arsyi kemudian memakai helm ungu pastelnya dengan bantuan Aksa. Karena ia memang masih kesusahan jika mengenakan helm. 

"Lain kali jangan deket-deket sama cowo lain sweetie." Peringat Aksa.

"Hah?"

"Jangan deket-deket sama cowo lain!" Seru Aksa lebih keras. Kesal sekali ia akibat merasa panas ketika saingannya bertambah. Ditambah Arsyi yang tak kunjung mendengar ucapannya. Memang sudah kebiasaan jika Arsyi memang tidak bisa di ajak ngobrol saat dijalan. Namun, kali ini ia terlanjur badmood.

"Kak Arash kan nanya sa jadi gue jawab lah letak salahnya dimana?" Tanya Arsyi. 

Pada akhirnya Aksa memilih diam tanpa menjawab pertanyaan Arsyi.

_____

"Bunda!" Seru Arsyi ketika memasuki rumah Aksa. Setelah mandi, ia mengunjungi rumah Aksa tanpa membawa apapun. Ia bingung harus membawa apa toh jika membawa buah seperti mangga pun pasti ada.

"Hey sayang!"

"Ta Cici!"

"Hey Rora!"

Mereka saling menyapa dan memeluk satu sama lain.

Sedangkan Aksa mempercepat langkahnya di anak tangga ketika melihat mereka berpelukan.

"Join dong." Ujar Aksa, akan tetapi ketika hendak memeluk langsung di hadang oleh sang Arsen.

"Cowo ga boleh ikut-ikutan." Katanya sembari merangkul putra sulungnya.

Aksa berdecak kemudian berujar  "sama anak aja cemburu." Sembari memutar bola matanya malas kemudian melepas rangkulan ayahnya.

"Oh iya Arsyi ayah sama bunda mau nitip Rora boleh?" Tanya Arsen kepada Arsyi.

"Boleh dong yah." Arsyi membalas.

Mantan? (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang