Happy reading
°
°
°
Kita selesai, ternyata benar sesuatu yang patah ngga akan kembali utuh"Halo."
Aksa mengeratkan genggamannya pada ponsel ketika ia justru mendengar suara laki-laki yang menyahut dari sambungan telepon itu. Ponsel Arsyi ada di tangan laki-laki lain.
Tanpa banyak bicara, ia mematikan sambungan teleponnya dan langsung keluar rumah dengan secepat mungkin bahkan sampai tidak memperdulikan teriakan bunda dan ayah yang memanggilnya.
Ia bahkan menerobos gerimis dengan seragam yang masih melekat ditubuhnya.
Ia memelankan laju larinya ketika ia melihat mobil terparkir di halaman rumah Arsyi.
Begitu melihat seseorang keluar dari mobil, ia langsung menghampiri dan menghajarnya dengan brutal.
Bugh
"Sialan! Lo abis ngapain sama cewe gue?!" Tanyanya dengan intonasi tinggi. Arash, lelaki yang berada dalam cengkraman Aksa terlihat diam saja tanpa mau membalas.
Arash tersenyum smirk tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Tentu saja hal itu semakin menyulut emosi Aksa.
"Aksa!" Seruan yang berasal dari Arsyi tak membuat Aksa sadar. Emosinya yang selama ini dipendam ia luapkan pada saat ini.
"Aksa stop."
Pada akhirnya Arsyi menghampiri mereka berdua dan mendorong Aksa dengan kuat.
"Aksa lo kenapa?!" Tanya Arsyi dengan nada tinggi karena ia juga kesal karena Aksa berkali kali memberikan bogeman pada Arash.
"Puas?! Lo puas kan udah bales dendam ke gue dengan cara gini, bikin gue sakit hati kaya lo yang dulu pernah gue selingkuhin."
"Syi gue selingkuh bukan kemauan gue! Alea yang maksa gue jadi pacarnya karena dia kesepian dia bahkan bisa bunuh diri kalo gue ngga ngeiyain waktu itu."
Arsyi yang mendengar itu sontak air matanya lirih bersamaan dengan tetes hujan yang membasahi. Tubuhnya bergetar mendengar tuduhan dan pernyataan itu.
"Lo pikir gue balas dendam?" Tanyanya seraya tertawa hambar menatap Aksa tak percaya.
"Gue ngga sejahat lo!" Sahut Arsyi.
"Lo pikir gue ngga tau akhir-akhir ini lo menjauh dan berani bohongin gue juga? Dan ya ini puncaknya bahkan hp lo ada di dia. Kalian ngapain aja dibelakang gue?" Pertanyaan yang terlontar membuat Arsyi menatapnya tak percaya.
"Gue punya alasan!" Ucap Arsyi penuh penekanan kemudian berlari memasuki rumah.
Aksa menatap Arsyi yang menghilang dari pandangannya dengan tatapan kosong. Sungguh hal tadi diluar kendalinya. Namun, ia benar-benar emosi setelah memendam selama ini hingga ia berbicara hal-hal yang mbuat Arsyi sakit.
Aksa tersentak. Dirinya di lempari kue yang kini sudah tak berbentuk. Akan tetapi, Aksa masih bisa melihat ada tulisan 'cie 18+' yang sontak saja membuat Aksa tersadar bahwa besok adalah hari ulang tahunnya. Tak hanya itu, ternyata ada banyak barang dalam satu kotak cukup besar disana.
Flashback
Arsyi menghabiskan banyak waktunya hanya untuk mempersiapkan banyak hal untuk diberikan kepada Aksa. Sudah jauh-jauh hari ia memikirkan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan? (On Going)
Teen FictionSejak menjadi sepasang mantan, hidup keduanya menjadi hampa seolah kehilangan belahan jiwanya. Keduanya sudah saling bergantung satu sama lain akan tetapi hubungan mereka kandas sehingga mau tak mau harus mampu hidup tanpa satu sama lain. Ternyata m...