"INI KALIAN KENAPA LAGI!?
Kai kaget tanpa sadar berteriak. Ya gimana nggak kaget kalo ngeliat tiga temennya dateng dengan penampilan compang camping. Mulai dari Hersa yang tangannya diperban, trus Chendra yang kakinya keunguan dipapah olehnya, ditambah lengan kanan Dirga yang pake arm sling.
"Biasa... Lagi sial" Sahut Chendra.
Dan sedetik kemudian terdengar suara langkah kaki dari dalam rumah.
"Kenapa lo teriak?" Tanya Sidan, dia langsung buru buru nyamperin Kai.
Nggak ada jawaban dari orang yang ditanyai, kemudian pandangan Sidan pun tertuju pada tiga orang yang menjadi penyebab utama teriakan Kai.
"Loh!? Kalian...!" Belum sampe Sidan selesai kaget, tiba tiba jari telunjuk seseorang berada di bibirnya.
Itu jarinya Satria.
Kemudian Yodha dan Cahya menyusul, sontak mereka juga kaget ngeliat keadaan tiga sejoli yang mereka juluki sebagai trio musibah alias trio kwek kwek itu.
"Astaga, mas!" Cahya auto panik, dia pun langsung mengambil alih Chendra dari papahan Hersa.
"Dirga!" Yodha langsung mendekati Dirga yang cuma menyengir kuda.
"Masuk dulu" Satria dengan tegas menyuruh mereka semua buat masuk ke dalam.
Trio kwek kwek pun digiring ke ruang keluarga dan di dudukin di sofa. Satria juga langsung ambil posisi dihadapan mereka bertiga sambil menyilang tangan di depan dada. Yang kayak begini bukan cuma sekali dua kali terjadi, makanya sesi interogasi dimulai.
"Gimana ceritanya bisa begini?" Ekspresi Satria tiba tiba berubah serius.
Mereka bertiga dengan susah payah menelan ludah karena gugup. Trio kwek kwek ini udah kayak magnet musibah. Hersa si pencari musibah, Chendra yang selalu nemu musibah, dan Dirga adalah musibahnya. Yang lain cuma bisa memaklumi, tapi tetep aja mereka nggak suka kalo temennya kenapa napa.
"Ekhem... Anu... Jadi, tadi Hersa dikeroyok tante tante, gue sama Chen mau nolongin... Trus ikutan keseret, Chendra oleng, gue tiba tiba ke-sret trus duak! Trus kaki gue sama kaki Chendra begini, akhirnya begitu......" Kosa kata di otak Dirga tiba tiba amburadul.
Mereka berlima mengerutkan keningnya karena nggak paham sama penjelasan Dirga yang ngelantur.
"Jelasin yang bener" Bisik Chendra ke Dirga.
"Gue grogi" Bisik balik Dirga.
"Plis, gue jadi ikutan grogi" Bisik Hersa.
Mereka bertiga berbisik tapi suaranya lupa dikecilin, jadinya yang lain pada denger apa yang mereka omongin. Tapi mereka pura pura nggak denger aja.
"Kok bisa?" Satria langsung mengajukan pertanyaan kayak lagi minta penjelasan yang lebih jelas.
"S-sebenernya, tadi kita kan naik mobil bertiga... Niat gue cuma mau pamer skill nyetir karena udah diajarin bang Esha, tapi pas kita nyampe di kawasan perumahan malah nyasar di blok L" Cicit Dirga sambil nundukin kepalanya, dia takut diomelin karena dialah asal muasal masalahnya.
Hersa melanjutkan "Gue turun dari mobil dan nanya ke beberapa tante tante modis yang baru keluar dari halaman rumahnya, tiba tiba mereka teriak histeris sambil bilang kalo gue lucu. Gue dikeroyok trus diajakin foto, Dirga sama Chendra dateng buat bantuin gue tapi malah ikutan keseret juga"
Gantian Chendra yang jelasin "Mereka bilang Dirga manis dan gue cantik. Kita langsung berontak buat kabur dari kerumunan, tapi gue keseleo trus reflek narik baju Dirga, dan sikunya Dirga langsung ciuman sama aspal, Hersa yang kebegal kakinya Dirga jadi ikutan jatoh, bonusnya tangan dia keinjek high heels"
KAMU SEDANG MEMBACA
[LIKE A FAMILY]
Fanfictionkisah keseharian sembilan manusia ganteng yang milih buat tinggal serumah