POV NPC
Hari ini seperti biasa, berangkat ngarit sambil ngevlog.
"Siang-siang begini saatnya ngarit gaes, wedus-wedusku yang cantik harus dikasih makan rumput yang bergizi supaya tumbuh besar dan sehat,"
"Nyari rumput tuh gampang gaes,"
Adoh, sikilku keblasuk.
"Paling bagus ya rerumputan deket sungai sini yang tumbuhnya cepet dan warnanya ijo seger-seger pula. Ngarit bentar langsung dapet banyak,"
"Nah, udah nyampe nih. Tinggal ambil arit trus ngarit deh,"
"Sip! Dah dapet rumput banyak sekarang waktunya balik ke kan- eh?"
Komennya kok gini? Kenapa nih?
Kentut Wangi: Apaan tuh di pinggir sungai?
Ganslebeww: Tai ngambang?
Unyil Sablon: Eh, bukan njir
TahuWalik: Itu kayak orang... tapi kok...
"ASTAGHFIRULLAH HALADZIM! MAYAT!?"
***
Entitas tak dikenal yang tadi lagi asik ngarit deket sungai langsung lari kelabakan lapor ke rumah kepala desa. Warga yang denger beritanya langsung panik. Buru-buru menghubungi damkar beserta ambulans buat ngurus mayatnya.
Warga-warga khususnya laki-laki dan bapak bapak langsung menuju sungai yang dimaksud. Nampak ada dua mayat yang mengambang di pinggir sungai, membuat warga menutup mulut karena syok. Dua mayat yang ditemukan adalah cucu kesayangan nenek dan yang satunya adalah sahabat terdekat cucunya.
Kai dan Surya ditemukan dalam keadaan dingin dan pucat pasi. Warga tidak ada yang mendekat, mereka tidak boleh menyentuh mayat sebelum petugas berwajib datang.
Warga-warga yang berkerumun di sekitar sungai, salah satunya pergi ke rumah nenek dan memberitahu perihal ini. Seketika nenek limbung, kakinya lemas tetapi mulutnya tidak berhenti merapalkan nama cucu kesayangannya.
Sinyal di desa pelosok kurang memadai, daerahnya juga sulit dijangkau. Karena nenek terus memaksa, akhirnya Satria membawa nenek menuju sungai. Dia nggak sempat ngasih tau Sidan sama Yodha yang masih mencari trio kwek-kwek di kebun. Sesampainya di sungai, Satria melihat mobil damkar dan dua ambulance berhenti di tepi.
Para petugas itu memeriksa tubuh kedua temannya, Satria merasakan napasnya tercekat. Temannya yang berharga, terkapar di pinggir sungai. Nenek menangis sejadi-jadinya, berusaha berlari ke arah cucunya tetapi kakinya yang lemas membuatnya hampir jatuh tersungkur.
Ketika tubuh Surya dan Kai hendak di diangkat kemudian dimasukkan ke kantong jenazah...
"Pak... Saya mau dibawa kemana?"
Refleks Surya langsung dilempar ke kantong jenazah. Warga kaget, petugasnya lebih kaget.
"Ini kenapa saya dibopong pak?"
Sekali lagi, adegan yang sama diulang. Kai juga dilempar ke kantong jenazah.
Mayatnya bisa ngomong.
"..."
Hening sejenak sebelum seluruh warga yang berkerumun teriak heboh. Syok karena dua orang yang disangka meninggal dunia tiba-tiba bangun seolah bangkit dari kematian. Beberapa warga bahkan ada yang langsung lari karena ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[LIKE A FAMILY]
Fanfictionkisah keseharian sembilan manusia ganteng yang milih buat tinggal serumah