Satria pergi ke tempat fotokopi di dekat kampusnya buat nge-print revisian, habis itu dia ke kampus. Pagi-pagi buta Satria dapet balesan chat dari dospemnya dan katanya hari ini dia bisa bimbingan. Satria langsung salto jungkir balik habis baca chatnya.
Udah sampe di kampus, Satria mampir dulu ke taman belakang gedung fakultasnya. Dia duduk di gazebo yang tertutup pohon dan tanaman yang rimbun. Menurutnya disini tempat paling enak buat ngerjain kerjaan dari ayahnya. Kalo ada waktu luang sebelum kelas biasanya kerja atau nugas disini.
Satria itu sama kayak Sidan, dia juga bantuin ayahnya buat ngurus beberapa project di perusahaan keluarganya. Tentunya bukan project besar yang mungkin mengganggu perkuliahan mereka.
Meskipun Satria bisa membagi waktu, kadang-kadang dia kebablasan juga. Tapi Satria nggak sering drop karena rajin olahraga dan pola makannya sehat. Cuma kemarin aja Satria benar-benar lupa makan dan gak sadar perutnya kerongcongan. Dan yang jadi masalahnya mungkin cuma dia kelebihan kafein sama kurang tidur aja.
Entah sejak kapan dia jadi sering minum kopi luwak, katanya sih pengen merakyat eh malah keterusan sampe sekarang.
Saat ini, Satria duduk bersila sambil fokus ke laptopnya. Saking fokusnya sampe nggak menyadari hawa keberadaan seseorang dibelakangnya.
"Hei, lagi kerja?" Sapa seorang cewek yang entah sejak kapan ngintip diem-diem.
Satria kaget dikit, tapi setelah tau siapa cewek dibelakangnya dia malah bengong. Otaknya mempertanyakan kenapa dan gimana dia bisa ada disini.
"Lia?" Tanya Satria, dan dibales senyuman lembut oleh cewek itu.
Ini bukan cinta pandang pertama, lagian Satria nggak lagi jatuh cinta. Ingat, this world is not K-drama, walaupun hidup Satria yang sekarang udah dibumbui bermacam-macam genre sama temen-temennya yang abnormal bin ajaib.
Genre komedi ada, drama ada, action ada, horor ada, sampe genre psychological pun ada, pokoknya macem-macem genre udah pernah ada dihidupnya.
Selain itu, Satria sendiri nggak sadar sejak kapan dia jadi tertarik dan merhatiin Lia. Lia tuh seakan menebarkan aura positif ke sekitarnya, sikapnya ramah dan murah senyum, cara bicaranya yang halus dan sopan, mungkin itu sebabnya orang-orang termasuk Satria tanpa sadar ngerasa nyaman berada di dekatnya.
Pertama kalinya Satria ketemu sama Lia ketika ada pertemuan Himpunan Mahasiswa, itu udah lama banget. Saat itu mata Satria memindai seluruh ruangan. Pandangannya tanpa sadar terpaku pada seorang cewek yang lagi asik ngobrol sama temen-temennya.
Sesekali dia tertawa lepas.
Satria suka cara dia tertawa.
Terutama senyumannya yang bikin hati jadi adem.
Dan tanpa sengaja mata mereka bertemu. Satria tersenyum tipis dan dibales senyuman juga olehnya. Baru kali ini Satria langsung merasa nyaman sama orang yang bahkan baru pertama kali dia lihat. Satria mengamatinya, tapi tiba-tiba kenalannya dari jurusan sebelah dateng tak diundang.
"Liatin siapa lo?" Tanyanya, tapi Satria nggak nyahut. Kenalannya itu pun mengikuti arah pandangnya. Baru juga mau komentar, tapi Satria lebih dulu melontarkan pertanyaan.
"Lo tau siapa cewek yang pake baju putih itu gak?" Tanya Satria, kenalannya itu nggak ngerti yang mana yang dimaksud Satria karena yang pake baju putih ada banyak.
"Ohh, kuntilanak?"
"Gue serius, tai!"
"Lo harusnya lebih spesifik, babi!"
"Tuh, yang rambutnya oren."
Kenalannya langsung ngeh orang yang mana yang dia maksud. "Kalo gak salah namanya Lylia J— apa lah gitu, gue lupa soalnya namanya panjang."
KAMU SEDANG MEMBACA
[LIKE A FAMILY]
Fanfictionkisah keseharian sembilan manusia ganteng yang milih buat tinggal serumah