Prolog

60 5 2
                                    


Kenyataan yang sejujurnya aku tidak suka adalah orang datang dan pergi, setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya. Seolah-olah perpisahan akan selalu ada diujung kisah, menjadi titik jelas bahwa setiap pertemuan akan ada perpisahan.  

Awal tahun 2022 aku menemukan seorang pria yang manis. Tidak ada yang menarik darinya kecuali semua yang ada di dia tidak kutemukan pada pria lain. Kupikir perjalanan kami akan terus berlabuh sampai akhir, nyatanya singkat. Kami malah berakhir padahal belum sempat merasakan bagaimana mesranya merayakan pergantian tahun bersama. 

Aku menulis ini di sudut kamar sepetak dalam pencahayaan sinar matahari yang tenggelam akibat awan hitam. Rintik hujan dari atas genteng mengalun bersama musik yang kuputar untuk memenuhi ruang pendengaran, lagu "Apa Mungkin" yang dinyanyikan Bernadya saat itu sampai pada lirik:

Apakah sebesar itu hingga
Kau pergi tanpa aba-aba
Bahkan tanpa alasan
Hingga ku harus menerka-nerka
Salahku di mana?

Setiap lirik yang mengalun berhasil menguasai perasaan yakin untuk membaca kembali cerita tentang aku dan dia pada buku diary bersampul bunga melati yang sedang mekar. Aku dan dia berhenti bersama di bulan Desember. Kupikir cuma berhenti sebentar ternyata benar-benar selesai. Akan kuceritakan bagaimana indahnya perjalanan kami sebelum desemberhenti. Tidak perlu cemburu, karena aku tidak lagi memilikinya. Kalian silahkan jatuh cinta jika ingin. 






--


Semoga betah sampai akhir! 



DesemberhentiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang