Eps - 02a

11 3 0
                                    

Pagi ini, Zaira masih tertidur pulas dibawah selimut tebalnya. Tadi setelah melaksanakan sholat subuh, Zaira memutuskan untuk tidur lagi. Karena hari ini sedang libur nasional, jadi Zaira tidak berangkat mengajar.

Drrtt-drrtt

Bunyi getaran yang berasal dari benda persegi yang disimpan dinakas samping membuat Zaira sedikit terusik dari tidurnya. Dengan mata yang sedikit terbuka, Zaira meraih benda tersebut dengan tangan kirinya.

"Anisa?" Gumam Zaira, saat melihat nama yang tertera didalam layar ponselnya.

"Assalamu'alaikum, Anis?"

Ucap Zaira seraya mendekatkan ponsel berdigit Apple itu ke telinganya.

"Masih tidur, Za?"

Tanya seseorang diujung telepon sana.

"Hoammm." Zaira menguap kecil sebagai jawaban.

Perempuan yang berada didalam telepon terdengar berdecak. Ia adalah Anisa, Sahabat terdekat Zaira.

"Kenapa? Tumben nelpon pagi-pagi."

"Ckckck, pagi nenekmu, Za. Liat ke jendela, Za."

Decak Anis dari sebrang sana, ia tak habis fikir dengan sahabatnya yang satu ini.

"Aku belum buka gorden, Anis." Ucap Zaira seraya mengucek sebelah matanya, kemudian bangkit dari tempat tidurnya.

"Bangun, Za. Ini udah hampir jam 9, Zaira!!"

Seketika Zaira membulatkan kedua bola matanya, dan langsung melihat Jam Dinding yang terpajang ditembok kamarnya.

"Astagfirullah.. Beneran jam Sembilan." Serunya, tak urung tangannya bergerak membuka gorden kamarnya.

"Huft, yaudah cepetan mandi. Kamu lupa hari ini mau nganter aku ke perpustakaan?"

"Iyaa iyaaa, ini juga mau mandi. Santai."

"Santai-santai!! Cepetan! Pokoknya jam 10 harus udah siap."

Ucap Anisa dengan penuh penekanan. Membuat Zaira yang mendengarnya berdecak malas.

"Ckck. Iyaaa neng iya. Siap!"

"Oke bagus. Kalau gitu aku tutup dulu. Babay Zairaaa.. Assalamu'alaikum."

Tutt!!

Belum sempat Zaira menjawab, namun sambungan telepon sudah terputus terlebih dahulu. Dan itu membuat Zaira mengusap dadanya sabar.

"Untung temen." Gumamnya dan segera berlari menuju kamar mandi.

Jam dinding kamar Zaira sudah menunjukkan pukul 10 lewat 5 menit. Dan Zaira sudah rapih dengan gamis overall warna denim kesukaannya. Tak lupa sneaker putih dan tas selempang kecil dengan warna senada.

Penampilannya cukup rapih dan menarik, bahkan Zaira terlihat seperti anak SMA kelas sebelas. Padahal usianya sudah dua puluh tiga. Belum lagi, wajah Zaira yang baby face, nampak Zaira yang terlihat awet muda. Mungkin orang yang baru mengenalnya tidak menyangka kalau dirinya sudah cukup dewasa.

Cklekk

Pintu kamarnya terbuka, disana berdiri wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik tengah tersenyum. Dia Hilya, Mamah nya Zaira.

"Za, di depan ada Anis." Ucap Mamah Hilya memberitahu.

"Oke, Mah."

Zaira segera keluar kamar dan berjalan beriringan dengan sang mamah ke depan rumah.

"Mau kemana?" Tanya mamah Hilya saat keduanya sampai di pintu depan. Diluar sana, ada Anis yang menunggu di teras.

"Ke Perpustakaan, Mah."

KETEMU JODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang