Suara hembusan angin nampak terdengar, sesekali ia menerpa ke arah gadis dengan mata yang menatap bintang di atas sana.
Helaan nafasnya tampak terdengar lelah, ia menunduk dengan sesekali memperhatikan selembar kertas ditangannya.
"Ya Allah.. bantu Zaira.."
Lagi dan lagi, matanya kembali menerawang ke atas langit sana. Dengan harapan, ada secercah jawaban yang membantu kebimbangan hatinya.
"Apa yang membuat kamu bingung, nak?' tanya mamah Hilya seraya mendudukan dirinya tepat di samping Zaira.
Zaira menoleh, ia menatap sang ibu dengan mata yang sudah sedikit berair dan memerah. "Masa lalu.. Zaira takut dengan masa lalu dia, mah."
Mamah Hilya tersenyum, ditariknya putri kesayangannya itu kedalam pelukannya. "Cerita sama mamah," seru mamah Hilya.
Zaira dengan perlahan menceritakan semua yang ia dengar dari Zena kemarin, ia mengeluarkan setiap keraguan, kegelisahan dan kebimbangan hatinya.
"Zaira hanya takut, setelah Zaira menikah dengan kak Zain, tiba-tiba masa lalu nya hadir kembali."
"Kenapa kamu berfikir seperti itu, nak?"
"Dulu, mereka batal tanpa alasan yang jelas mah."
"Aqeela Zalfa Sabira, kamu tau? Kenapa akhirnya Zain memilih untuk mengajak kamu serius? Tandanya, ia sudah yakin dengan pilihan nya, masa lalu nya bukanlah hal penting lagi untuk dia sayang.. kamu harus paham, lagipula mamah yakin, istikharah itu jawaban yang paling tepat. Jadi, apa kamu sudah ada jawaban?"
Zaira terdiam. "Zaira tidak tau mah," lirihnya.
"Dilakukan lagi, Allah lebih tau apa yang terbaik untuk hamba-nya."
**
Sore ini Zaira akan pergi menonton bersama sahabatnya, Anisa. Mereka mengambil jam setelah Maghrib agar sedikit leluasa.
"Gimana, tiketnya udah pesen?" tanya Zaira. Anisa yang berjalan disebelah nya mengangguk. "Aman."
Keduanya memasuki AB Mall, sebelum menuju bioskop keduanya memutuskan untuk mencari makanan terlebih dahulu.
"Aku tiba-tiba pengen seafood nih, Za."
Zaira pun nampak berfikir, hingga akhirnya mengiyakan keinginan Anisa.
Zaira dan Anisa memasuki restoran seafood yang tampak ramai sore ini, tidak heran, siapa yang tidak betah ketika berkunjung ke AB Mall, selain pusat Mall di kota ini, didalamnya juga sangat lengkap, memudahkan para pengunjung nya.
"Ta'aruf kamu gimana, Za?" Tanya Anisa.
"Ga gimana gimana sih," jawab Zaira.
"Masa sih ga ada perkembangan?"
"Gitu aja sih, ga tau bingung,"
"Bisa gitu yaa.."
Zaira tersenyum paksa, dengan tangan yang sibuk dengan makanan nya.
"Aku lieur, teu pararuguh."
Selesai makan, keduanya memutuskan untuk ke mushola, sebelum nonton mereka melaksanakan sholat Maghrib terlebih dahulu.
**
Sore ini, Zain baru saja tiba di rumah Zena, ia akan menginap untuk malam ini, karena Rangga, suami Zena harus tugas diluar kota.
"Zain, anterin kakak keluar nanti," seru sang kakak, Zena.
"Kemana?' tanya Zain, tangannya sibuk membalas pesan di handphone nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETEMU JODOH
SpiritualJika yang diinginkan Zain adalah Zaira? Lantas apakah Zaira juga menginginkan Zain, sama seperti Zain menginginkan Zaira? -Selamat datang di KETEMU JODOH- Hallo temen kejo:v hehe itu panggilan buat pembaca di lapak ini yaaa :) MAKASIH BANYAK yang ud...