Eps - 01b

16 3 0
                                    

Ahmad Zaini Albirru, Laki-laki tampan dengan kulit putih, rahang yang kokoh dan alis tebal itu baru saja menginjak usia di 26tahun. Zain, adalah panggilannya dari semua orang. Anak bungsu dari 2 bersaudara, mempunyai satu kakak perempuan yang sudah menikah sedangkan dirinya masih betah dengan status lajangnya.

Zain, ia merupakan tipikal laki-laki yang diidamkan oleh semua kaum hawa. Sudah tampan, mapan, Sholeh pula. Sayangnya, di usianya yang sudah matang untuk menikah, Zain masih belum menemukan pujaan hatinya.

Orang tua nya tidak pernah memaksa akan hal tersebut, namun sang kakak, Zena. Ia selalu mendesak, bahkan tak segan menjodohkan Zain dengan beberapa perempuan, tapi hasilnya selalu nihil dan gagal.

Zain dan Zena hanya berbeda 5 tahun, Zena menikah dengan seorang Polisi di Usia 25tahun, dan kini ia sudah dikaruniai seorang putri kecil bernama Ruby yang sudah menginjak umur 4 tahun.

Zain merupakan seorang pengusaha besar, yang terkenal di Kotanya. Meski tidak banyak pula orang yang mengenal Zain, karena seorang Zain yang tertutup dan rendah hati. Tetapi, siapa yang tidak mengenal "AB Mall" Sebuah pusat pembelanjaan besar, dengan beberapa cabang yang berada di berbeda kota.

Setiap harinya, lebih tepatnya Senin-Jum'at. Zain bekerja di Kantor Pusat ABM Group. Perusahaan yang dirintis oleh Ayah Zain, Tuan Albirru, dari nol. Hingga sekarang, perusahaan yang semakin berkembang pesat, apalagi setelah pemegangan perusahaan jatuh ke tangan Zain sendiri. Perusahaan semakin maju dan berjaya.

Sedangkan di hari Sabtu dan Minggu, tepatnya hari Weekend, Zain tentu menghabiskan waktunya di rumah, untuk istirahat. Oh iya, setiap malamnya Zain juga mendapat sebuah tugas, yaitu menjadi seorang pengajar di Pondok Pesantren yang dibangun oleh sang Kakek dari sang Ibu. Sungguh lelah bukan? Siang Malam selalu berkegiatan. Eh, tapi karena Zain ikhlas. Semuanya terasa ringan dan biasa saja baginya.

Tapi sayang, untuk hari Minggu nya yang sekarang harus terganggu karena ajakan paksaan dari Zena, yang meminta nya untuk menemaninya memenuhi Undangan dari rekannya. Dikarenakan suami Zena, mendadak ada urusan di kepolisian, alhasil Zain-lah yang harus bersedia menggantikannya.

"Enggak usah kesana, gapapa kali, Kak."

Ucap Zain seraya bersandar di kursi ruang keluarga di rumah Zena. Ia datang untuk menjemput sang Kakak.

"Gak bisa, Zain. Bu Dida itu rekan Kakak juga. Kami sama-sama Kepala Sekolah, yang kalau ada kumpulan pasti ketemu. Enggak enak dong."

Jawab Zena seraya berjalan menghampiri Zain dengan Ruby di gendongan nya.

Oh iya, keluarga Albirru juga memiliki sebuah Yayasan, yang didalam nya terdapat Taman Kanak-kanak Albirru, Panti Asuhan, dan Sekolah Diniyyah. Dan kebetulan, Zena adalah Kepala Sekolah TK Albirru.

"Dimana emang nya, Kak?" Tanya Zain.

"Kamu buka WhastApp Kakak coba. Udah Kakak share lock termpatnya."

Zain pun merogoh ponsel yang berada di saku celananya. Ponsel dengan digit Apple dan kamera Boba dua itu tampak menyala.

"Oh, Gedung Herlina."

"Yaudah yuk berangkat sekarang." Lanjut Zain, kemudian bangkit dari duduknya.

Keduanya segera berjalan menuju pintu keluar, tak lupa Zena mengunci pintu rumah terlebih dahulu. Sedangkan Zain sudah menunggu di dalam mobil.

KETEMU JODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang