episode 24

46.1K 1.5K 3
                                    

Assalamualaikum semuanya
Hari ini aku update 2 chapter sekaligus
Semoga kalian suka yaaa

"Ketika seorang suami dan istri saling berpandangan dengan penuh cinta, Allah melihat mereka dengan belas kasih."
Gus Azka

Setelah pertengkaran yang terjadi antara Safira dan ustadzah Rena, akhirnya mereka sekarang sudah berada di halaman ndalem bersiap siap untuk pergi

Safira dan Gus Azka tidak menceritakan kejadian tadi kepada keluarganya begitu juga dengan Ning syasa yang ikut menyaksikan hal tadi

" Safir.... Jangan lupain kami ya? Sering sering ke pasantren jumpai kami okey? "
Tina sangat manja kepada Safira dia sangat berharap Safira tidak melupakan mereka

" Iya sayangku.... Tidak akan kok aku lupain kalian, insha Allah aku sering kesini nanti kalau Gus Azka gak ada kerjaan yaa "
Jawab Safira dengan senyum tulusnya

Berbeda dengan mehra dan Rara yang sudah meneteskan air mata mereka, Rara dan mehra teringat waktu mereka bersama tertawa bersama, makan bersama, tidur bersama. Padahal mereka baru berjumpa beberapa bulan yang lalu tetapi sudah sangat banyak kenangan yang mereka buat

" Eh kalian kenapa nangis? "
Safira merasa iba dan sedih melihat teman temannya menangis

" Gak papa kok fir, intinya kami hanya bisa mendoakan semoga Allah selalu memberikan kesehatan kepada kamu beserta Gus Azka dan hiks semoga kalian memiliki rumah tangga yang sakinah mawadah warohmah aamiin hiks "
Rara sebagai yang paling tertua hanya bisa mendoakan Safira dan Gus Azka disela tangisannya

" Aamiin makasih ya untuk semua yang kalian berikan sama aku, padahal kita belum lama jumpa, eh udah pisah aja ni "
Safira juga ikut meneteskan air matanya

" Yaudah udah kita gak boleh nangis ini hari bahagia untuk sahabat kita, mari berpelukan "
Mehra berusaha tegar dan mengikhlaskan sahabatnya dan menghapus air matanya sembari berpelukan

Sedangkan semua orang yang berada disitu merasa ikut terharu dengan kisah persahabatan mereka yang singkat

" Rupanya anak kita betah disini ya pa"
Buk Mirna menyenggol lengan pak Ridwan seraya mengkode untuk melihat anaknya yang sedang berpelukan dengan teman temannya

" Iya ma, papa gak nyangka rupanya anak kita memiliki sifat yang rendah hati "
Jawab pak Ridwan seraya mengelus bahu istrinya itu

Sedangkan Gus Azka yang berdiri di sebelah Ning syasa pun turut melihat apa yang dilakukan Safira dan teman temannya

" Kak? Kakak harus jagain kakak ipar aku dengan benar, sekarang aku sudah punya teman sekaligus kakak baru hehehe "
Ning syasa juga memperingatkan kepada Gus Azka sebagai seorang adik untuk menjaga Kakak iparnya dengan baik

" Bismillah ya dek, semoga kakak bisa mempertahankan rumah tangga ini dengan baik, dan menjadikan keluarga kecil Kakak yang bahagia "
Jawab Gus Azka seraya menatap Safira yang masih berpelukan dengan sahabatnya

" Aamiin "
Jawab Ning syasa

" Udah hiks aku pamit dulu ya "
Setelah cukup mereka melepas pelukannya dari Safira

Sekarang Safira berlanjut meminta izin kepada orang tuanya
" Ma... Safira izin yaa... Jangan lupain Safira yaa ma.. pa... Hiks "
Safira Kembali menangis di pelukan mamanya

" Udah sayang... Mana mungkin papa sama mama lupain kamu, kamu anak satu satunya papa sama mama yang paling kami sayang "
Jawab buk Mirna seraya mencium kening Safira dan pucuk kepalanya

Safira menganggukkan hal yang diucapkan mamanya dan sekarang memeluk papanya

" Pa? Safira pamit ya hiks, papa baik baik disini sama mama ya? Kalau ada apa apa kabarin Safira, jangan terlalu sibuk dengan pekerjaan luangkan waktu yang banyak untuk mama juga ya pa... "
Safira mencurahkan segala isi hatinya kepada orang tuanya itu

" Iya nak... Insha Allah. Kamu juga baik baik ya disana, jadi istri yang berbakti ikutin kata suamimu, selesaikan segala masalah dengan kepala dingin. Insha Allah semuanya akan terselesaikan dengan baik "
Pak Ridwan memberikan nasihat kepada putri satu satunya itu sambil mencium wajah anaknya itu

" Sayang... Umi sama Abi udah beresin barang kalian ya, terus kopernya umi taruh di bagasi sama sedikit cemilan "

" Iya umi makasih banyak yaa "
Jawab Gus Azka

Tiba tiba saja Safira berlari kearah umi fathimah dan memeluknya dengan erat serasa mereka tidak akan pernah bertemu lagi

" Umi hiks, Safira pamit ya..hiks safira pasti akan rindu masakan umi hiks "
Safira menangis di dalam pelukan umi fathimah

" Iya sayang umi pasti nanti akan masakin banyak makanan buat kamu jika kesini "
Umi fathimah nampak sangat sayang kepada menantunya itu

Sekarang giliran Ning syasa
" Kak, jangan lupain syasa ya? Syasa sekarang gak ada teman lagi dong "
Ning syasa merasa agak sedikit sedih ditinggal iparnya itu

" Gak akan Ning, kita sering jalan jalan kok nanti berdua "
Jawab Safira sambil mengusap pipi Ning syasa

" Wah seriusan kak?! "
Tanya Ning syasa dengan antusias

Safira membalas dengan anggukan akhirnya mereka berdua berpelukan. Disaat mereka berpelukan datanglah Abi shaleh sambil mengelus kepala  Safira

" Nak... Jaga Azka ya... Soalnya dia masih kurang bisa merawat perempuan, dan dia belum pernah menjalin hubungan dekat dengan wanita kamu yang pertama dan langsung jadi pendamping hidupnya, dan jika terjadi kesalah pahaman diantara kalian selesaikan secara baik baik yaa "
Abi shaleh memberikan sedikit Nasihat kepada Safira

" Iyaa abii"
Jawab Safira dengan senyum yang indah

Selesai berpamitan dengan semuanya mereka menaiki kendaraan dan pergi meninggalkan pasantren

Jarak antara rumah Safira dan Gus Azka dengan pasantren memakan waktu sekitaran 2 jam

Saat dalam perjalanan tidak ada yang berbicara hingga Safira teringat akan sesuatu

" Kamu tau kan apa yang kulakukan dengan ustadzah irma? Kamu juga akan seperti dia malahan lebih dari dia"

Safira masih bingung ada apa dengan ustadzah irma? Yang Safira tau ustadzah irma tiba tiba saja dipecat dari pasantren dan tidak nampak lagi wajahnya di pasantren

Safira ingin menanyakannya tetapi dia sedikit takut, akhirnya ia beranikan diri untuk bertanya kepada Gus azka

" Em.. Gus? "
Panggil Safira

" Iya? Kenapa? "
Jawab Gus Azka dengan sopan

" Oh ya, Safira mau tanya memangnya ustadzah irma kemana ya Gus? Kenapa saya tidak melihat beliau lagi? "
Tanya Safira to the point

" Oh maaf hal itu belum saya ceritakan kepada kamu, jadi begini...."


Hayhayhay semuanya
Sampai sini dulu yaa
Jangan lupa
Komen
Vote
Follow
Kalau ada typo komen aja yaa
Maaf jika ceritanya gak nyambung hehe

Syukron semuanyaaa
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu


    

Gus AzkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang