episode 41

37.9K 1K 13
                                    

Malam sudah tiba dan jam sudah menunjukkan pukul 20.10 tandanya sudah insya. Gus Azka dan safira baru saja selesai menunaikan salat insya mereka di rumahnya. Dan malam ini mereka hendak mengunjungi pasantren setelah sekian lama mereka pindah dari sana, lagian disana pun sedang diadakan perlombaan seperti tilawah, Tahfiz dan lainnya, karena 2 hari lagi mereka akan dikunjungi bulan terbaik yaitu bulan suci ramadhan.

" Gus Safira siap - siap dulu ya? "
Safira beranjak dari musholla dan hendak pergi ke kamar ganti

Gus Azka yang juga sudah berdiri dan sedang melipat musholla dirinya dan Safira pun menoleh ke arah Safira dan mengangguk

Tak lama sekita 20 menit Gus Azka dan Safira telah turun dengan pakaiannya yang sangat cocok di badan mereka. Pasti siapa pun yang melihat mereka akan terpesona akan kegantengan dan kecantikan.

Saat sedang memakai sendalnya Safira menatap Gus Azka dan mengerutkan dahinya, karena Gus Azka merasa diperhatikan dirinya menoleh dan menatap Safira

" Kenapa? Apakah ada sesuatu di wajah saya? "
Tanya Gus azka sambil meraba raba wajahnya

" Tentu saja Gus "
Jawab Safira sambil semakin mengerutkan dahinya

" Hah?! Bagian yang mana? Tolong tunjukkan "
Gus Azka mulai meraba raba dan menunggu jawaban dari Safira bagian dimanakah benda aneh tersebut?

" Semua "
Jawab Safira yang membuat Gus Azka bingung

" Semua Gus, Gus malam ini terlalu ganteng jadi Safira gak mau nanti Gus jauh jauh. Soalnya kan Gus tau di pasantren itu banyak santriwati bahkan semuanya mengidolakan Gus. Jadi Safira gak mau ya Gus nanti dekat dekat sama yang lain. "
Safira memasang kembali sendalnya sambil berbicara tapi tidak sambil menatap Gus Azka

Gus Azka yang mendengar omongan Safira tiba tiba seperti itu membuat telinganya memerah dan merasa sangat gemas dengan istrinya, rasanya dirinya ingin memakan istrinya sekarang ini

" Kamu juga cantik zawjatiku... Makanya tadi saya suruh pakai cadar tapi kamu malah gak mau yaudah gak papa. Yang penting kamu juga selalu di samping saya "
Gus Azka membalas jawaban safir tadi dengan kembali memuji istri tercintanya itu.

" Yaelah Gus, jangan boong itu nanti "
Safira selesai memasang sendalnya itu sambil menatap Gus Azka dirinya sedikit mengganggu suaminya itu

Cup
" Apakah yang ini bisa membuktikan perkataan saya?  "

Safira seketika malu dan menundukkan kepalanya sambil menutup wajahnya yang ternyata merah seperti kepiting rebus saja.

" Yaudah ayok kita berangkat. kawan kawan kamu sudah dikabarin? "
Malam ini teman Safira juga ikut ada Tasya dan ziva saja. Mereka membawa mobil sendiri, katanya takut menganggu kemesraan mereka berdua

" Udah Gus, katanya mereka nunggu kita di depan yang jualan batagor di lalu lintas "
Jawab Safira sambil melihat isi ponselnya yang baru saja mendapat balasan dari kedua temannya

" Yaudah bilangin mereka disitu aja dulu, kita sekarang otw "
Gus Azka dan Safira memasuki mobilnya dan melajukan mobilnya ke tujuan utama mereka yaitu pasantren

Sekitar 30 menit berlalu akhirnya dia mobil telah memasuki pekarangan pasantren asbullah dan disana kyai shaleh telah menunggu mereka dengan sambutannya tak lupa dengan Ning syasa dan umi Fathimah

" Assalamualaikum Abi "
Salam Gus Azka dan diikuti oleh Safira, Tasya dan ziva

Safira menyalin tangan abi shaleh, umi Fathimah dan berpelukan dengan Ning syasa. Dilanjutin dengan Tasya dan ziva pula

" Aaaa kakak!!! Syasa kangennn bangettt. Selama Kakak pindah syasa sendiri disini, biasanya syasa ada kawan buat keliling pasantren, tapi semenjak Kakak gak ada syasa kelilingnya sendiri. Untung ada teman kakak itu Rara, Tina dan mehra. Mereka selalu temanin syasa tapi walaupun begitu syasa masih rindu kakak. Terus syasa gak ada waktu buat ke rumah kakak soalnya syasa banyak tuga kampus, lagian kalau Kakak disini syasa bisa ngerjain tugas bareng kakak, terus syasa bisa curhat bareng Kakak, tapi semenjak Kakak gak ada syasa merasa kehilangan teman syasa. Kalau bisa kakak jangan kembali lagi ke rumah kakak yang sekarang, disini aja ya? "
Ning syasa yang sudah lama memendam rasa rindunya hanya bisa berkata kata panjang lebar untuk mengeluarkan segala hal yang berada di dalam hatinya yang lamaaa sekali udah dia simpan.

Gus AzkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang