Jangan lupa berikan vote dan komentar ya guys, karena sangat berharga untuk saya 💖
***
Suara bel memenuhi ruangan unit milik Clara. Wanita yang sejak tadi mondar-mandir di ruang tengah itu segera membuka pintu dengan harapan besar jika orang yang sedang ia butuhkan ada di sana.
"Mei, syukurlah kau sudah datang!" pekik Clara dengan lega usai melihat kedatangan Meira yang sesuai dengan harapannya.
Meira Austin menatap masam Clara di sana, memperlihatkan kekesalannya akibat ulah temannya itu. Kenapa Meira jadi ikut direpotkan dalam masalah wanita itu, sih? Bahkan Meira tidak jadi berkencan dengan kekasihnya karena panggilan mendadak dari Clara. Dasar beban!
"Ini yang kau bilang darurat, huh?" Meira menyodorkan dengan kasar goodie bag yang baru ia dapatkan dari mall pada Clara di sana.
"Sangat darurat jika kau tahu cerita sebenarnya." Clara menjawab sambil menerima barang dari Meira tersebut dan memeriksanya sebentar, apakah barang yang dibeli temannya itu akan sesuai dengan permintaannya.
"Kau yakin model ini sama dengan foto yang kukirim?"
Meira masih mempertahankan wajah masamnya pada Clara, kini semakin jengkel karena wanita itu masih saja mempertanyakan mengenai keadaan barang itu.
"Itu adalah model barang yang paling mendekati foto yang kau kirim. Lagipula, arloji itu juga sudah model lama, tidak lagi dijual, mana bisa mendapatkan yang sama persis!" decak Meira seraya menjelaskan pada Clara, jikalau wanita itu ngotot lagi perihal barang itu.
"Lagipula, salahmu bisa menghilangkan arloji orang. Kenapa tidak mengambil dompetnya saja daripada mengambil arlojinya, sih? Kau menjualnya dapat uang berapa?" cecar Meira lagi kini mempertanyakan mengenai kejelasan dari arloji milik orang yang ia tahu dihilangkan oleh Clara itu.
Sementara Clara mengigit bibirnya, merasa jika kelalaiannya satu itu cukup membuatnya sulit untuk menjelaskan. Bagaimana ya? Clara pun tidak menyangka jika ia akan berhadapan dengan orang kaya yang pelit, yah katakan pelit karena hanya sebuah arloji tua bisa serumit ini masalahnya. Apakah pria itu tidak bisa membeli arloji lain yang lebih bagus?
"Sudah lah! Yang penting aku sudah mendapatkan gantinya. Aku harap dia mau menerimannya," ucap Clara ingin menyudahi acara kebingungannya mengenai arloji.
Meira yang mendengarnya kembali memutar bola matanya malas. Well, semoga saja wanita itu tidak akan merepotkannya lagi setelah ini.
"Kalau begitu jangan ganggu aku lagi setelah ini. Aku ingin berpacaran dengan Gian, dan tidak akan menerima panggilan darimu sepenting apapun itu!" peringat Meira dengan nada yang begitu mengancam tertuju pada Clara.
"Siap. Tidak akan aku ganggu waktu berpacaran tuan puteri Meira!" seru Clara dengan penuh hormat, seakan mematuhi segala ancaman dari temannya itu.
Maka setelahnya, Meira benar-benar pergi dari unit milik Clara, akan kembali menyambung waktu bertukar kasihnya dengan pujaan hati. Meninggalkan Clara yang masih dalam pikirannya sendiri.
"Haruskah aku menghubunginya sekarang?" Clara bermonolog sendiri, mempertanyakan mengenai bagaimana kelanjutan arloji ini.
Usai lama berpikir, akhirnya Clara memutuskan untuk menghubungi pria itu. Singkat saja, ia tidak ingin lagi memiliki urusan dengan pria yang katanya bernama hampir sama dengannya itu, dan Clara harap barang penggantinya ini akan diterima oleh pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not A Bitch
Romance[MATURE] Clara Quinn adalah wanita yang pada awalnya hanya bergantung dengan uang. Seluruh hidupnya ia habiskan untuk mengumpulkan uang demi memenuhi segala kebutuhannya. Namun, seketika hidupnya berubah ketika bertemu seorang pria bernama Aldrian...