16. Angan-Angan Belaka

209 21 15
                                    


Jangan lupa berikan vote dan komentar ya guys, karena sangat berharga untuk saya 💖
***

"Clara!"

Clara menghentikan pergerakannya untuk membuka pintu saat mendengar panggilan dari Aldrian. Nampak pria itu baru saja keluar dari unitnya dan kebetulan bertemu dengan Clara. Langsung saja Clara mengubah raut wajah muramnya menjadi ceria saat melihat pria itu.

"Kau dari mana? Malam sekali pulang," tanya Aldrian sambil melihat arloji yang sudah dikembalikan oleh Clara kemarin.

Clara ikut menatap arloji itu sekilas lalu kembali mengangkat wajahnya saat Aldrian menatapnya kembali.

"Aku ada acara makan malam bersama temanku, jadi pulang agak larut," bohong Clara lagi yang mana langsung dipercayai oleh Aldrian.

"Ngomong-ngomong kau sendiri sedang apa? Ingin mencari makanan di minimarket?" Clara bergantian bertanya.

"Tidak, aku sudah makan di kantor tadi."

"Well, jadi kau sudah diterima?"

Respon Aldrian setelahnya ialah senyum yang berarti, menandakan ada sesuatu baik yang pria itu bawa dan akan ia beritahu Clara.

"Aku sengaja menunggumu pulang, Cla, karena aku ingin memberi tahu sesuatu jika seleksi wawancaraku telah diterima," ujar Aldrian membawa kabar yang cukup membuat bahagia hari ini.

"Kau diterima kerja?" sambung Clara dengan nada terkejut bercampur bahagia juga tentunya.

"Yap. Aku bisa mulai bekerja besok sebagai karyawan baru di perusahann itu," jawab Aldrian lagi meyakinkan pertanyaan Clara dan langsung membuat wanita itu berteriak kegirangan.

"Selamat, Al! Senang sekali mendengar kau bisa diterima di perusahaan itu!" pekik Clara yang secara tidak sadar langsung menggapai leher panjang milik Aldrian untuk ia peluk.

Mendapatkan respon terkejut dari Aldrian begitu pula Clara yang seketika menyadari tingkah berlebihannya di sana.

"Eh, maaf. Aku tidak sadar memelukmu," cicit Clara canggung, "habis aku terlalu senang mendengarnya, sih."

Aldrian berdeham sebagai jawaban, merasa tindakan Clara barusan pun juga membuatnya canggung. Namun, segera pria itu tepis dengan sebuah ajakan yang mana menjadi tujuannya untuk menemui Clara.

"Bagaimana jika aku meneraktirmu makan?"

"Larut malam seperti ini?" Clara memikirkan bagaimana nasib perutnya yang akan diisi oleh makanan di jam rawan seperti ini.

"Ayolah, kau tidak akan gendut hanya karena makan sekali di larut malam," bujuk Aldrian. "Restoran yang buka duapuluh empat jam adalah favorit kita, kau bisa memesan apapun yang kau mau," lanjutnya lagi.

"Benarkah?"

Aldrian mengangguk dengan yakin. Lalu, tanpa menunggu jawaban dari Clara yang menurutnya akan semakin memperlambat waktu maka pria itu memutuskan untuk menarik tangan Clara dan membawa menjauh dari unit mereka.

Maka malam ini akan menjadi malam cukup berarti bagi Clara, karena Aldrian mengajaknya makan malam.

***

"Kau baru dari rumah sakit?"

Clara agak bingung menjawab saat mendapati pertanyaan dari Aldrian sebelum ia menyuap burgernya masuk ke dalam mulut. Rupanya Aldrian menyadari akan plester luka yang tertempel di lengan tempat urat nadinya berada.

Mungkin karena saking antusias makan bersama Aldrian, Clara sampai lupa untuk tidak melepas mantelnya dan secara tidak sengaja memperlihatkan plester khas rumah sakit itu. Maka jadi lah Clara harus memutar otak untuk mencari jawaban yang pas untuk menjawab pertanyaan Aldrian barusan.

Not A Bitch Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang