17. Tamu Pagi Hari

186 22 22
                                    

Jangan lupa berikan vote dan komentar ya guys, karena sangat berharga untuk saya 💖

***

Shenzi merasa curiga jika tingkat ketidakwarasan Kelvin semakin meningkat usai bertemu dengan wanita itu. Apakah ini adalah suatu efek yang ditimbulkan setelah Kelvin melakukan aksi percintaan pertamanya setelah duapuluh tujuh tahun lamanya? Lihat, pria itu agak menjadi sinting!

"Kau benar-benar melakukan ini, Bos?" tanya Shenzi masih tidak percaya jika ia akan kembali menginjakkan kaki di apartement yang semalam ia datangi bersama Kelvin. Dan Shenzi kembali membawa bingkisan vitamin itu layaknya bayi.

"Bos, kau yakin membiarkan aku berdiri di sini?" tutur Shenzi lagi merasa kegiataanya saat ini sangat tidak berguna di mana Kelvin menyuruhnya berdiri seorang diri menghadap apartement itu, sementara atasannya itu malah asik santai di dalam mobil. Entah apa maksud Kelvin menyuruh Shenzi melakukan hal idiot seperti ini.

"Tunggu saja. Kita akan masuk sebentar lagi," jawab Kelvin cuek sambil melihat keadaan luar dari balik kacamata hitamnya.

"Dasar orang gil—"

Shenzi tidak dapat melanjutkan ucapannya saat Kelvin mendadak memotong dengan ucapan yang begitu spontan, disusul dengan jendela mobil ikut tertutup seakan Kelvin tidak ingin memperlihatkan dirinya.

"Dia datang. Bersikap lah biasa, kalau dia menegurmu jangan kau jawab!"

Begitu kata Kelvin yang mana cukup membuat Shenzi merasa bingung, bahkan ia tidak langsung bisa mencerna ucapan pria itu dan membuatnya linglung untuk melakukan apa.

Maka, Shenzi segera membuat sikap tegap seakan hendak mengikuti upacara bendera, dan sesuai perintah Kelvin, tidak menghiraukan pandangan heran dari seorang pria yang baru saja keluar dari apartement itu, walau Shenzi tahu harga dirinya dan rasa malunya sudah benar-benar jatuh.

Sialan memang kau Kelvin Quinzel! Shenzi sudah mengumpat keras dalam hati teruntuk sang bos gila itu.

"Kau mencari seseorang di apartement ini?"

Nyatanya, keadaan semakin menyulitkan Shenzi karena pria itu malah mendekati dan menegurnya. Kemungkinan besar sangat merasa aneh dengan gelagat Shenzi saat ini, dan memutuskan untuk bertanya.

"Pak? Kau mendengarku?"

Teguran kedua kali setelah Shenzi sama sekali mengabaikan yang pertama. Dan Shenzi sudah berusaha keras untuk menahan rasa dongkolnya saat ini.

Maka usai begitu, tidak ada lagi teguran yang dilakukan oleh pria itu karena sudah merasa Shenzi adalah orang aneh yang tidak bisa diajak berbicara. Padahal niatnya puj ingin membantu, namun karena respon Shenzi pun tidak sesuai, maka pria itu memilih untuk pergi dan kembali pada urusannya sendiri.

Meninggalkan Shenzi yang seketika itu langsung berbalik, menatap tajam ke arah Kelvin dari jendela mobil. Sedangkan Kelvin sendiri hanya menatap Shenzi cuek, hanya memastikan jika pria itu sudah menghilang dari area apartement.

"Kerja bagus, Zizi!" seru Kelvin bergegas keluar dari mobilnya, dan sudah berdiri bersama Shenzi saat ini.

"Ayo kita masuk sekarang," ajak Kelvin menepuk bahu Shenzi sebelum melenggang pergi lebih dulu untuk memasuki apartement, tidak peduli dengan Shenzi yang hampir kebakaran jenggot karena ulahnya di sana.

"Jika bukan kau yang membayarku, mungkin aku akan memasukkanmu ke kandang macan, Bos!"

***

Clara tidak minum begitu banyak tadi malam karena Aldrian terus mengingatkannya agar tidak mabuk berat. Begitu perhatian sekali pria itu tadi malam, bahkan menakar sendiri kadar alkohol yang Clara minum.

Not A Bitch Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang