3. makan malam

19.8K 1.3K 40
                                    

"Zenan, bisa kau panggil kan Aldrick, makanannya sudah siap" ucap Ainun dari dapur, karena rumah mereka tidak besar maka Zenan bisa langsung mendengar ketika ibunya memanggil dirinya yang sedang berada di ruang tamu.

"Iya Bu" jawabnya.

"Hei bangun" panggil Zenan.

"Uh, apaan sih?"

"Eh lo siapa?" Tanya Aldrick saat melihat seseorang yang belum dia lihat sebelumnya.

"Aku Zenan, anak Bu Ainun" jawab nya.

"Ooh. Jadi lo pemilik kamar ini?"

"Iya, ayo ke dapur. Ibu sudah memanggil"

"Hmm. Gue masih ngantuk"

"Terserah kau saja. Kalau mau makan cepat bangun"

Zenan berjalan lebih dulu, dia segera duduk di kursi meja makan bersama ayah dan ibunya.

"Loh nak Al nya mana?"

"Dia bilang ngantuk"

"Kamu panggil lagi, makan dulu baru lanjut tidur"

"Hmm baiklah"

Belum sempat Zenan berjalan, ternyata Aldrick sudah keluar dari kamar dan berjalan menuju meja makan.

"Ayo nak Al duduk"

"Iya Tante" jawab Aldrick sambil mendudukkan dirinya di sebelah Zenan.

"Silahkan dipilih nak Al mau lauk yang mana, ini semua ibunya Zenan loh yang masak" ucap Farhan.

"Kita tadi belum sempat ketemu kan, saya Farhan bapak nya Zenan"

"Iya om, saya Aldrick"

Ainun mulai mengambilkan nasi untuk suaminya kemudian lauk pauk nya. Sementara Zenan baru akan mengambil setelah ibunya selesai mengambilkan untuk bapaknya.

"Kamu mau apa?" Tanya Zenan, melihat Aldrick yang sedari tadi hanya diam sambil menatap makanan yang tersaji di atas meja makan.

Ainun yang menyadari itu langsung berucap

"Walaupun makanan nya tidak seperti di rumah mu, Tante jamin kamu akan suka kok, karena waktu dulu mama kamu juga suka makan makanan buatan Tante"

"Iya Tante" jawab Aldrick, dia mulai mengambil nasi kemudian kembali menatap lauk yang belum pernah tersaji di rumah nya seperti, ikan masak merah, tempe goreng dan oseng kacang panjang.

"Ga baik pilih-pilih makanan" celetuk Zenan.

"Gue ga pilih-pilih" jawab Aldrick

"Aku mau ikan sama tempe nya aja deh Tante" ucap Aldrick.

Ainun tersenyum kemudian langsung menyendokkan lauk yang di minta oleh Aldrick kedalam piringnya.

Meski ragu Aldrick mulai menyuapkan satu sendok nasi beserta ikan kedalam mulutnya.

"Gimana, enak ga?" Tanya Ainun

"Enak Tante!" Jawab Aldrick. Kemudian memakan makanan nya dengan lahap.

"Kamu harus cobain sayur nya juga" ucap Zenan

"Aku ga makan sayur" jawab nya

"Cobain"

"Ga mau!"

"Zen, sudah. Al nya ga mau jangan di paksa"

"Iya iya Bu"

Makan malam di selingi dengan obrolan kecil, tentang pekerjaan di sawah dan lainnya.

Kini kedua orang tua Zenan sedang menonton televisi di rumah tamu, meskipun gambar nya tidak hd dan masih menggunakan tv tabung cukup lah untuk menghibur mereka.

Zenan juga ikut bergabung bersama mereka, sampai ibunya mengatakan permintaan Aldrick yang ingin tidur sendiri tadi siang.

"Zen, Al mau tidur sendiri, kamu bagaimana?"

"Huh, merepotkan. Ya sudah nanti aku tidur di ruang tamu aja Bu"

"Apa gapapa nak, kamu bisa bilang lagi ke nak Al"

"Gapapa Bu. Lagian dia pasti ga akan bisa tidur berhimpitan secara kasurnya kan kecil"

"Apa kamu mau barang sama ibu dan bapak?"

"Ah ibu, apa-apaan, Zenan sudah besar masa masih tidur bareng ibu dan bapak"

"Iya Bu. Masa kita tidur bertiga" ucap Farhan.

"Eh nak Al, sini nak gabung sama kita" ajak Farhan mengajak Al yang baru keluar dari kamar.

Al hanya mengangguk, kemudian dia mendekati Zenan.

"Lo punya charger iPhone gak, punya gue ketinggalan dirumah" ucap Al.

"Hp ku android" jawab Jenan.

"Hah serius di jaman gini lo masih pakai Android?"
(Apa-apaan nih Aldrick, author juga pake android)

Aldrick kembali ke kamarnya sambil memainkan hpnya, sesekali melihat baterai hp yang tersisa 20% karena kemaren dia juga kelupaan mencharge hpnya.

"Sialan, kalo sisa segini mana cukup sampe besok, lagian ada-ada aja pake ketinggalan tu charger"

"Kalau mau kamu tunggu hari Minggu ada pasar di desa sebelah. Siapa tau ada jual charger iPhone"

"Ah lama nunggu 3 hari lagi dong gue?"

"Ya mau ga mau, kan kamu yang butuh"

"Hm"

Zenan mengambil satu bantal dan selimut di lemarinya.

"Eh lo mau tidur dimana?"

"Di ruang tamu, kan kamu bilang ke ibu mau tidur sendiri"

"Oh iya"

Setelah itu Zenan keluar dari kamar, merebahkan dirinya di sofa yang tidak cukup panjang, tapi cukup lah untuk jadi tempat tidur.

Sementara itu Aldrick tidak bisa tidur karena kepanasan. "Bisa-bisanya kamar gaada ac nya" gumamnya kemudian dia keluar dari kamar dan melihat Zenan yang sudah tidur di sofa

"Oy bangun" panggil nya pada Zenan

"Kenapa?" Tanya Zenan

"Lo ada kipas angin atau apa kek gitu, sumpah ga bisa tidur gue kamar lo panas banget"

"Gaada" jawab Zenan lanjut tidur

"Hah seriusan lo gaada, ya lo adain kek, ga bisa tidur nih gue"

"Astaga Al, kan aku udah bilang gaada"

"Ada apa Zen, nak Al?" Tanya Farhan.

"Aku nyari kipas angin om, ada gak?"

"Dibilangin gaada juga" jawab Zenan

"Kamu bisa pakai yang di kamar om, ayo Zen bantu angkat"

"Biarin bapak aja yang pakai, Al belum terbiasa aja tuh, nanti subuh juga dingin"

"Gapapa. Ayo Zen, kasian loh dia ga bisa tidur"

"Iya iya" Zenan berjalan ke kamar orang tua nya dan membawa sebuah kipas angin setinggi perut orang dewasa.

"Nih kamu pakai aja" ucap Zenan kemudian melanjutkan tidurnya.

.
.
.
Tbc

AldrickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang