"Al kamu ngapain buka celana aku?" Tanya Zenan saat Aldrick melorotkan celana nya.
"Udah lo diam aja"
"T-tapi Al.."
"Ahh~"
Desahan keluar dari mulut Zenan saat tangan kekar Aldrick menggenggam miliknya.
"Gue kira punya lo kecil banget, tapi ga buruk lah walaupun masih besaran punya gue"
"Menurut google itu udah standar ukuran nya cowok indonesia, punya kamu aja kebesaran".
"Kok bisa pink gini, lo apain?" Tanya Aldrick sambil menempelkan jari telunjuk nya diatas lubang kecing Zenan.
"Ga pake apa-apa ahh"
Aledrick mulai menaik turunkan tangan nya di penis Zenan, sesekali dia juga melihat eksperesi Zenan.
Ini pertama kali nya bagi Aldrick melihat wajah seorang laki-laki terangsang karena ulahnya.
"Ahhh enggh Al... stopph"
Aldrick tetap dengan aktivitasnya sambil menikmati wajah sayu Zenan yang terlihat cantik?
Cantik?, ya mungkin itu yang pantas untuk menggambarkan wajah Zenan sekarang.
"Al, ssh stopph"
"Yakin?"
Zenan hanya diam, kemudian dengan iseng nya Aldrick memutar jari tengah nya di bibir anus Zenan membuat nya menggelinjang kegelian.
"Lo punya kondom ga si?"
"Enggaaa adaa"
Kemudian dia berjalan kearah kopernya mencari sesuatu dan lucky, dia menemukan sekotak kondom yang memang dia sediakan di kopernya, untuk jaga-jaga.
"Lubang belakang lo berkedut terus nih, mau gue bobol ga?"
"J-jangan, itu kotor"
"Punya lo ga kotor, pink bersih gue sampe heran kok ada yang kayak gini"
"Mu-mungkin karena ga kena sinar matahari" jawab Zenan sambil menikmati kocokan tangan Aldrick yang ada di penis nya.
"Hahaha" ga salah dan ga benar juga menurut Aldrick.
"Ahh Aldrickk" desah Zenan kini penis nya berada di mulut Aldrick, hangat licin terasa pada batang penisnya.
Aldrick yang tidak pernah melakukan oral seks bahkan pada mantan wanita nya kini melakukan nya pada Zenan, entah kenapa tidak ada keraguan untuk nya memasukan benda itu kedalam mulutnya.
Sambil melakukan oral 2 jari manis dan tengahnya dia masukan ke mulut Zenan kemudian menariknya kembali saat jarinya terlumuri oleh air liur Zenan.
"Akhh sakittt Al, keluarkann hiks"
"Santai, jangan teriak nanti kedengeran"
"Sakittt hiks"
"Ini baru jari loh yang masuk, rilex gue lagi longgarin lo"
"Enghh pelan-pelan"
Aldrick merasa jarinya di jepit oleh rektum Zenan,
"Al... enghh aku mau keluar"
"Keluarin aja" ucap Aldrick kini dia hanya fokus pada lubang Zenan, mencari prostat lelaki manis itu.
"Al ahhh, kamu nyentuh apa?" Ucap Zenan merasakan cum nya sudah semakin dekat saat Aldrick menyentuh sesuatu di dalam tubuhnya.
"Ini prostat, kata teman gue kalo ngesek sama cowo harus kena ini biar enak"
"Ahh eum"
"Al aku cum"
Crott... crot..
Zenan menyemburkan spermanya memenuhi tangan Aldrick. Aldrick tersenyum puas kemudian dia melumuri sperma Zenan ke lubang yang sudah berkedut sedari tadi.
"Zen, boleh gue masukin?"
"Takutt sakitt"
"Gapapa, sakit bentar aja kok"
"T-tapi emang bisa Al?"
"Bisa lah, lo ngeremehin skill gue?"
"Engga... aku takutt"
"Jangan takut" Aldrick mencium bibir Zenan lembut, kemudian mengelus wajahnya menatap lekat pada iris berwarna hitam itu.
"Boleh?" Tanya nya lagi.
Zenan mengangguk, membuat Aldrick menyeringai kemudian mulai mengarahkan miliknya yang memang tegak sejak tadi.
"Shh. Sempit banget gila"
"Al, sakittt hiks keluarin"
"Rilex, jangan tegang nanti susah masuknya"
"Eunggh ga mau Al sakitt"
Cup
Aldrick mencium lagi bibir itu sekilas, kemudian melumatnya bersamaan dengan itu dia langsung menghentakkan miliknya.
Blesss..
"Akhh sakittt hikss"
Al tidak mendengarkan dia terus merangsang tubuh Zenan agar mengurangi rasa sakitnya.
Setelah beberapa menit miliknya masuk semua, Aldrick mulai menggerakan nya.
"Gue gerakin, kalo sakit cakar punggung gue aja" ucapnya perlahan mulai memaju mundurkan miliknya di dalam lubang Zenan.
Zenan merasakan sakit yang luar biasa saat benda besar itu bergerak, namun lama kelamaan lubangnya mulai beradaptasi dengan benda besar itu, hingga ketika ujung penis Aldrick menyentuh prostatnya membuat Zenan menggelinjang.
"Ahh fuck" desah Aldrick merasakan remasan kuat dari rektum Zenan.
"Sorry Zen gue cepetin. Gue ga tahan"
Plok plok plok
Suara kulit Aldrick dan Zenan yang terbentur membuat suara-suara erotis. Hingga ranjang juga ikut berbunyi karena Aldrick terus menambah kecepatan nya.
"All ahhh pelan-pelan"
Kemudian Aldrick mencabut miliknya, menjatuhkan selimut di lantai kemudian menuntun Zenan untuk turun dari ranjang.
"Shh ranjang nya berisik kita di bawah aja" ucap Aldrick.
"Duduk di pangkuan gue" ucap Aldrick
Perlahan Zenan menduduki selengkangan nya, Aldrick sudah mengarahkan penisnya memasuki lubang Zenan.
"Ahh, enak banget lubang lo"
"Ahh eumm Al pelan-pelan"
Aldrick tidak bisa mengontrol dirinya, dia semakin brutal menggenjot lubang Zenan, dia lupa kalau itu pertama kali buat Zenan.
"Ahh al hikss sakit"
"Sakit tapi nikmat kan?" Tanya Al dia membisikan tepat di telinga Zenan.
"Ahh gue mau cum"
Zenan sedari tadi sudah lemas, dia sudah cum sebanyak 3 kali, ruangan pengap itu membuat keduanya berkeringat.
"Ahh~"
"Akhh" desah Zenan tertahan saat hentakan Aldrick terasa lambat namun seakan menumbuk lebih dalam kedalam dirinya.
Zenan merasakan perutnya hangat, Aldrick mengeluarkan cum keduanya di dalam.
Saat keduanya terengah sambil mengatur nafas, suara ketukan pintu terdengar
"Zen, Al? Kalian baik-baik saja kan?"
Itu suara Ainun, membuat keduanya gelagapan, karena terlalu lelah untuk memakai pakaian Zenan melilitkan selimut di tubuhnya.
"Iya bu" jawan Zenan serak"
Ainun mendengar jawaban itu kembali lagi ke kamarnya, dia terbangun karena hendak ke kamar mandi kemudian saat hendak menuju kamar lagi dia mendengar suara seperti orang kesakitan.
"Aku kira mereka berantem lagi, syukurlah kalau gapapa" ucap Ainun.
.
.
.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldrick
RomanceAldrick yang pemarah tiba-tiba dikirim ke sebuah desa oleh orang tuanya, disana dia tinggal bersama teman lama ibunya dan bertemulah dia dengan Zenan, anak dari pemilik rumah itu. Hingga semakin lama Aldrick mulai biss berubah dan mendapat kenyataan...