Sementara Zenan membantu Ainun memasak Aldrick yang merasa gabut malah menghampiri farhan yang sedang membersihkan ikan, beruntung jebakan ikan nya berhasil menangkap banyak ikan jadi dia bergegas pulang.
"Eh nak Al, ngapain? Tanya Farhan
"Gapapa om, gabut aja nih butuh bantuan ga?"
"Ga usah nak Al, sudah mau selesai juga ini"
"Biar cepat aja om"
"Emang kamu pernah bersihin ikan?"
"Ga pernah si"
"Yaudah diam aja, ini amis loh baunya"
"Mau nyoba aja om"
"Yaudah, kamu pakai pisau yang itu"
Aldrick memegang pisau dan seekor ikan nila berukuran sedang, dia memperhatikan cara Farhan membersihkan ikan, mulai dari menyisik hingga membelah perutnya.
Saking fokusnya matanya fokus melihat ikan yang di bersihkan farhan, dia malah tidak sengaja mengiris tangannya.
"Aduh" dengan cepat Aldrick menarik tangan nya dan melepaskan ikan yang dia pegang.
"Nah kan luka, cuci dulu tangan kamu" ucap Farhan
"Zen, bawain kotak p3k keluar, nak Al luka nih" teriak Farhan.
Zenan bergegas memgambil kotak p3k mendengar Aldrick terluka, dia segera menarik tangan Aldrick membawanya duduk di kursi kayu panjang di depan rumah.
"Kenapa sampai luka sih, kamu ngapain, ini juga tangan kamu bau amis"
"Dia bantuin bapak bersihin ikan, udah bapak bilang ga usah tadi"
Zenan mengambil tisu basah kemudian mengusapkan nya ke tangan Aldrick.
"Pelan-pelan, perih tau" ucap Aldrick
"Lebay" jawab Zenan.
Setelah membersihkan tangan Aldrick, Zenan membalutnya dengan hansaplas.
Tin tin....
Suara klakson mobil mengalihkan perhatian mereka, ternyata itu mobil mamanya Aldrick.
"Mama" ucap Aldrick berdiri dan menghampiri mobil mamanya.
"Aldrick sayang" ucap Sarah memeluk tubuh anaknya saat dia turun dari mobil.
"Mama sama siapa?" Tanya Aldrick karena tidak melihat bodyguard mereka ikut.
"Sama papa" ucap seorang laki-laki bertubuh tinggi dan sedikit brewok di wajahnya.
"Zen, panggilin ibu mu" ucap Farhan dia segera mencuci tangan nya.
Ainun langsung keluar untuk menemui teman nya.
"Ayo masuk" ajak Ainun
Ainun beserta 3 orang ayah ibu dan anak itu masuk ke dalam rumah.
Sementara Zenan mengambil ikan yang tadi dibersihkan ayahnya.
"Maaf ya Nick rumahnya kecil" ucap Ainun. Ainun memang mengenal suami dari sahabatnya itu.
"Gapapa nun" jawab Nick, Sarah tersenyum kearah Ainun.
"Silahkan duduk dulu ya, aku mau ambil makanan ke dapur, kita makan di ruang tengah aja ya, soalnya dapurnya kecil" ucap Ainun kemudian dia segera menuju dapur.
Zenan membantu ibunya membawa makanan yang sudah di masak tadi keruang tengah, ada sayur lodeh kesukaan Sarah, ikan goreng, masak merah kesukaan Aldrick, dan ada juga oseng kacang dan mie, beserta sambal terasi.
"Seadanya ya" ucap Ainun.
"Ini juga lebih dari cukup nun, eh suami kamu kemana?" Tanya Sarah karena tidak melihat Farhan
"Dia lagi mandi, baru bersihin ikan tadi"
Sembari menunggu Farhan untuk makan siang mereka berbincang ringan.
Saat Farhan selesai, mereka mulai makan siang, Sarah tidak hentinya memuji sayur lodeh buatan sahabatnya itu. Sedangkan Nick yang memang orang bule, enjoy saja memakan makanan berbahan dasar nangka itu.
Setelah makan mereka kembali mengobrol. "Gimana Zen Aldrick nyusahin ga?" Tanya Sarah pada Zenan yang sedang mengunyah kue sagu keju yang di bawa oleh sarah.
"Engga kok tante" jawab Zenan, sepertinya dia terlalu asik dengan kue sagu kesukaannya.
"Al tangan kamu kenapa?" Tanya Sarah melihat jari telunjung anak nya terbalut hansaplast
"Maaf, tadi nak Al mencoba bantu saya bersihin ikan, padahal sudah saya larang" jawab Farhan.
"Benarkah? Bagus dong kamu udah mau bantu-bantu" jawab Sarah.
"Mama sama papa mau jemput aku?" Tanya Aldrick mengalihkan pembahasan.
"Iya, mama dengar dari Ainun kamu sudah banyak berubah, kamu bisa pulang"
Zenan yang mendengar itu menjadi sendu, dia berhenti mengunyah kue sagu di mulutnya. Kemudian menatap Aldrick yang juga menatapnya.
"Kenapa ga dari dulu aja si ma jemputnya, liat aku udah gendut nih lama ga ngegym"
"Bagus dong, berarti kamu lahap makan masakan tante Ainun kan?"
"Iya" jawan Aldrick.
"Yaudah kamu siap-siap dulu sana"
Aldrick kemudian masuk ke dalam kamar untuk memasukan baju dan barang-barangnya kedalam koper.
"Makasih banyak ya udah mau menampung anak ku" ucap Sarah memeluk Ainun.
"Aku senang kok nak Al disini, dia udah aku anggap anak ku juga"
"Ini ada sedikit buat ganti uang mu yang ke pake sama dia dan juga tanda terima kasih kami karena sudah menjaga nya". Sarah menyerahkan amplop coklat yang terlihat tebal.
"Eh ga usah Sar, uang yang kamu kasih kemaren juga masih ada"
"Iya, kami senang kok bantu nak Al" balas Farhan.
"Terima saja, bisa untuk di tabung atau kebutuhan lainnya" kali ini Nick yang menjawab.
"Tapi ini banyak banget loh"
"Gapapa"
"Maaf tapi kami gak bisa terima, kami merawat nak Al karena kami senang dia ada di sini, dan Zenan ada temannya juga"
"Ya sudah, kalau tidak mau semuanya, setidaknya separo yaa, aku jadi ga enak sama kalian" ucap sarah.
Dengan berbagai bujukan akhirnya Sarah menyerah memberikan uang kepada Ainun dan Farhan, Ainun hanya membiarkan sisa uang kiriman yang dikirimkan untuk Aldrick minggu lalu saja.
"Ma udah nih" Aldrick sudah siap dengan kopernya, sementara Zenan merasa sedih.
Sarah yang menyadari itu kemudian berbicara kepadanya.
"Zenan mau ikut sama Aldrick ga ke kota?" Sontak membuat Zenan dan ayah ibunya menengok
"Boleh ya nun, han, Zenan ikut kami, nanti kalo ga betah bisa pulang kok"
Zenan menatap Aldrick, dan Aldrick mengangguk dan tersenyum, kemudian menatap ayah dan ibunya.
"Boleh saja kalau Zenan mau. Tapi apa tidak merepotkan?" Tanya Ainun memastikan
"Engga lah, kalian aja ga kerepotan merawat Aldrick"
"Zenan mau ikut ga?" Tanya Ainun lagi
"Emm tapi ibu sama bapak gimana?"
"Ibu sama ayah gapapa kok" jawab Ainun
"Paling nanti ada dedek baru" jawab Farhan dan langsung di senggol oleh Ainun.
"Emang Al mau aku ikut?" Tanya Zenan.
"Gue terserah lo aja, kan ortu gue udah ngajak, ya lo ikut aja siapa tau betah"
Setelah bersiap-siap Zenan memutuskan untuk ikut bersama keluarga Aldrick ke kota, dia berniat hanya pergi seminggu saja.
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldrick
RomanceAldrick yang pemarah tiba-tiba dikirim ke sebuah desa oleh orang tuanya, disana dia tinggal bersama teman lama ibunya dan bertemulah dia dengan Zenan, anak dari pemilik rumah itu. Hingga semakin lama Aldrick mulai biss berubah dan mendapat kenyataan...