15. Rumah Albion

16.9K 1.2K 10
                                    

Mereka sampai dirumah jam 9 malam. Zenan juga sempat ketiduran di perjalanan.

"Zen..bangun" panggil Sarah.

"Eh udah sampai ya tante?"

"Iya sudah, ayo masuk Aldrick sudah masuk duluan tuh" jawab Sarah, Zenan mengekori perempuan berambut coklat tua itu kedalam rumah.

"Aldrick ajak Zenan ke kamar kamu"

"Ayo" ajak Aldrick pada Zenan yang masih berdiri di bawah tangga.

"Baju lo taroh di lemari itu tuh" tunjuk Aldrick pada lemari kayu tinggi dengan pintu full kaca.

"Al aku tidur sama kamu?"

"Iya, kenapa?"

"Gapapa kok"

Setelah merapikan baju nya, Zenan ingin segera mandi karena merasa gerah.

"Al, kamu ga mandi?" Tanya Zenan pada Aldrick yang sibuk memainkan hp nya diatas kasur.

"Nanti, lo mau ajak gue mandi bareng?" Ucap Aldrick.

"Ee-ngga kok. Yaudah kalo gitu aku mandi duluan"

Zenan berjalan ke arah kamar mandi, dia tertegun melihat kamar mandi Aldrick yang begitu mewah, terdapat sebuah bathtub dan juga sebuah ruang berbentuk kotak dengan kaca tebal sebagai dindingnya.

Zenan berjalan menuju bawah shower tidak lupa dia membuka pakian nya.

"Kamar mandi orang kaya emang beda" gumamnya sambil mengguyurkan air shower ke tubuhnya.

"Aaa" kaget Zenan saat menyadari air shower yang dia gunakan terasa panas, dan benar-benar panas bukan hangat.

"Ada apa?" Tanya Aldrick yang kini sudah berada di dalam kamar mandi.

"Air nya panas" ucap Zenan.

"Pfff... hahaha"

"Kok kamu ketawa"

"Lagian lo putar yang mana?"

"Yang ini"

"Pantas aja, nih kalo mau yang dingin pake yang kanan, kan udah ada warna putaran nya biru"

"Iya kan aku ga tau"

"Udah lanjut mandi sono, atau mau gue mandiin?"

"Ga usah, aku bisa mandi sendiri"

Aldrick kembali ke atas kasur melanjutkan game yang tadi dia mainkan.

Setelah Zenan keluar barulah Aldrick berdiri, dia menghampiri Zenan kemudian mencium tengkuk pemuda yang lebih pendek darinya itu.

"Al !" Kaget Zenan

"Wangi banget sabun gue di pake sama lo"

"Egh Al gelii" Aldrick menciumi lehernya dan tidak segan meninggalkan bercak kemerahan di leher putih Zenan.

Tok tok tok...

Zenan berjalan ke arah pintu, dirinya kini sudah berpakain.

"Eh tante" ucap Zenan saat melihat Sarah berdiri di depan pintu

"Ayo turun, kita makan malam bersama, Aldrick nya mana?"

"Al lagi mandi tante"

"Hmm yasudah nanti kalian susulin ya, bilang Al cepat-cepat mandinya, om udah nungguin" ucap Sarah

"Iya tante"

Zenan kembali menuju pintu kamar mandi kemudian berteriak "Al kata tante mandi nya cepetan"

"Apa?" Tanya Al yang tiba-tiba membuka pintu membuat Zenan yang tadinya berdiri bersandar di pintu hampir jatuh kalau saja Aldrick tidak menahan nya

"D-disuruh cepat turun sama tante" jawab Zenan gugup, entah kenapa dia selalu gugup setibanya di rumah Aldrick

"Em iya, lo bantu gue ngeringin rambut"

Aldrick melepar handuk kecil tepat mengenai wajah Zenan.

Walaupun agak kesal Zenan mulai mengeringkan rambut Aldrick. Lagi-lagi posisi mereka kali ini membuat Zenan sangat gugup, dirinya yang duduk di atas tempat tidur sedangkan Aldrick lesehan di karpet.

"Lama kalo pake handuk, tuh di laci ada hairdryer"

"Ehh?"

"Gue bilang ada hairdryer di laci, ambil biar cepet"

"Kenapa ga bilang dari tadi si?"

Aldrick hanya menampilkan smirknya.

Sesampainya di dapur mereka sudah di tunggu oleh sepasang suami istri yang sedang mengobrol.

"Lama banget mandi nya" ucap Sarah ke Aldrick.

"Kan biasanya juga gitu ma"

"Papa kamu udah kelaperan tau" jawab Sarah.

Sarah mulai menyendokkan nasi untuk suaminya tidak lupa lauk pauknya.

"Zenan mau apa nanti tante ambilin"

"Eh Zenan bisa sendiri kok tante"

"Huss, tante aja. Kamu mau apa? Ayam betutu, ikan bakar, cumi saus padang, capcay atau sambel?"

"Ikan bakar aja tante" jawab Zenan dia bingung karena menu makan malam mereka sangatlah banyak.

"Ini, capcay nya juga, nih sambel nya, ga afdol kalo gaada sambel" ucap sarah menaruh sesendok sambel kedalam piring Zenan.

"Buat aku dong ma ambilin" ucap Aldrick

"Ambil sendiri dong nak, mama udah laper nih"

"Tch, giliran anak sendiri gak di ambilin"

"Sini Al aku ambilin" Zenan mengambil piring Al kemudian menyendokkan nasinya

"Mau apa?"

"Ayam sama cumi"

"Ini" Zenan meletakkan kembali piring ke depan Aldrick.

"Makan sayurnya juga Al, Zen ambilin sayur juga buat Al ya" Zenan mengangguk dan menyedokkan capcay untuk Aldrick.

"Mama kok jadi ngikut panggil kamu Al ya, duhh"

"Terserah mama"

"Kalo aja Zenan ini anak cewe pas banget kawin sama Al ya pa?"

Ketiga pria itu tersedak mendengar ucapan Sarah.

"Aduh kok barengan sih kagetnya, ga usah kaget gitu"

"Gimana ga kaget mama ngomong gitu" jawab Aldrick.

"Ma nanti Zenan jadi ga nyaman loh" ucap Nick.

"Gapapa kok om" jawab Zenan.

Setelah selesai makan, Sarah masih saja menggoda anak nya dan Zenan.

"Kalo kamu mau ga Al sama Zen kalo dia cewe?"

"Mama" ucap Aldrick tak suka

"Zen gimana?"

"A-aku kan cowo tante, kalaupun cewe Al juga ga bakalan suka sama Zenan"

"Hm ga mungkin, tapi kamu jadi cowo aja sih Zen, cewe itu ribet" jawab Sarah kemudian berlalu ke arah westafel.

Sementara Aldrick sudah bete dan kembali ke kamarnya, Zenan membantu Sarah untuk mencuci piring.

"Zen, maaf ya kalo tante buat kamu ga nyaman"

"Gapapa kok tante"

"Kamu jagain Al ya, tante khawatir dia kembali kesini, kehidupan liarnya yang dulu juga balik lagi"

"Iya tante, tapi ga janji ya, Zenan kan baru kali ini kesini jadi ga bisa terus ngawasin Aldrick"

"Iyaa nanti tante buat dia jadi sama kamu terus"

Sarah tersenyum, dia jadi teringat teman masa kuliah nya dulu, sepasang adam yang nekat menjalin kisah cinta.

.
.
.

Tbc

AldrickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang