Sedari tadi Zenan terus berusaha membangunkan Aldrick yang masih tidur nyenyak berbalut selimut miliknya.
"Al, bangun" Zenan menggoyangkan tubuh Aldrick namun pria yang lebih besar itu malah menutup seluruh badannya menggunakan selimut.
"Zen, nak Al nya sudah bangun belum?" Tanya Ainun.
"Belum bu"
"Yaudah kamu bangunin lagi ya, ibu sama ayah tungguin diluar"
"Iya bu"
Zenan kembali membangunkan Aldrick kali ini dia mempunyai sebuah ide yaitu memasangkan headset ke kuping Al dan menyetel sebuah lagu dengan volume penuh.
"Bangsat, anjing!" Umpat Al yang langsung terbangun.
Mendengar itu Zenan terkejut, "lo kalo bangunin bisa biasa aja ga sih?"
"Ya maaf, katanya mau ke pasar, tadi udah aku bangunin ga bangun-bangun"
"Ck. Yaudah tunggu"
Zenan keluar menemui ibu dan ayahnya "kenapa Zen?" Tanya ayahnya
"Gapapa pak"
"Maklumin aja ya Zen, dia dari kota mungkin udah biasa ngomong kayak gitu"
"Iya bu. Al cuma kaget aja kok tadi aku bangunin nya juga salah"
Sementara Aldrick yang mendengar itu jadi merasa tidak enak mengumpat dengan kasar ke Zenan.
"Nah tuh nak Al nya sudah siap, yuk kita berangkat" ucap Ainun.
Ainun dan Farhan memakai motor supra, Zenan dan Aldrick memakai motor beat.
"Ayo" ajak Zenan, ketika Al cuma berdiri menatap nya.
"Iya iya bawel lo"
Selama di perjalanan tidak ada obrolan di antara mereka berdua, terlebih jalan yang rusak membuat Zenan harus fokus menyetir agar tidak jatuh.
"Lo bisa bawa motor ga sih?" Tanya Aldrick yang merasa was-was karena sudah beberapa kali ban mereka tergelincir dan hampir jatuh, beruntung kaki nya panjang jadi bisa menahan motor agar tidak jatuh.
"Bisa kok, kamu aja yang gak bisa diam di belakang, jadi nya aku susah bawa motornya"
"Alasan, ni kaki gue udah kotor gara-gara lo bawa motornya ga becus"
"Kenapa ga kamu aja yang bawa?" Tanya Zenan kesal.
"Ogah"
Mereka tetap melanjutkan perjalanan menuju pasar, sesekali Aldrick menatap punggung Zenan, leher putih yang sangat kontras dengan rambut hitamnya yang dipotong rapi membuat Aldrick menarik ujung bibirnya.
"Hufff~"
Zenan bergidik, "Al jangan tiup-tiup. Nanti kalo jatuh gimana"
"Haha"
Tidak lama kemudian sampailah mereka di pasar yang dituju.
"Hei" panggil Aldrick membuat Zenan menoleh ke belakang hingga membuat wajah mereka sangat dekat, posisi mereka masih berada diatas motor
"Ap-apa?" Tanya Zenan tiba-tiba dia jadi gugup
"Gue mau nyari charge hp gue"
"Oh iya" Zenan turun dari motornya diikuti oleh Aldrick.
Niatnya hanya ingin mencari charge hp nya tapi malah diajak keliling oleh Ainun dan Farhan.
"Kita ke tempat orang jual ikan dulu ya" ucap Ainun diangguki oleh mereka, di tangan ketiga lelaki itu penuh dengan belanjaan. Malah Ainun seperti induk bebek yang diikuti anak-anaknya.
"Huekk"
Mereka bertiga sontak melihat ke arah Al. "Kenapa Al?" Tanya Zenan
"Gue mual"
Ainun tersenyum maklum. Sarah pernah cerita kalau Aldrick tidak pernah ke pasar tradisional, bahkan anak itu selalu menolak diajak ke pasar oleh nya dulu.
"Nih nak Al pakai masker aja" Farhan menyerahkan sebuah masker yang dia ambil dari dalam tas pinggang nya.
"Makasih om" segera Al memakai masker yang diberikan Farhan tadi, meskipun masih tercium aroma amis ikan tapi sudah lebih mendingan lah.
"Eh bu Ainun, harmonis banget ya bu belanja di temani suami sama anaknya" ucap ibu-ibu penjual ikan langganan bu Ainun.
"Iya bu, sesekali ajak suami dan anak" ucap Ainun.
"Eh itu yang pakai masker menantu nya ya?" Tanya ibu penjual ikan
"Eh, itu anaknya teman saya bu"
"Nak Al maaf ya" ucap Ainun. Di balas anggukan oleh Aldrick
"Kirain bu, abisnya cocok bu sama Zenan"
"Saya cowok loh bu" jawab Zenan
"Iya ibu tau, tapi kata anak ibu kalau cowok cantik tuh pasangan nya cowok ganteng"
"Huss jangan gitu bu, nanti nak Al ga nyaman, udah mana ikan nya"
"25 ribu" ucap si ibu
"Nih, makasih ya"
"Sama-sama bu, besok-besok kalo kepasar ajak lagi ya anak sama mantu nya" si ibu terkikik. Dia tidak sabar membicarakan ini pada anak nya nanti.
"Tante" panggil Aldrick
"Iya Al?"
"Mama ada ngirimin uang ga buat aku?"
"Kamu mau beli apa?" Tanya Ainun
"Beli charge hp tan, punya ku ketinggalan"
"Oh yaudah yuk"
Akhinya mereka sampai di tempat orang yang jualan charge, case, anti gores, hp, dan aksesoris hp lainnya.
"Bang ada charger iphone 13 gak?"
"Sebentar ya mas"
"Ini mas, yang ori 350, yang biasa 165"
Zenan kaget, hp mahal ternyata chargernya juga mahal, pikirnya.
"Yang Ori yang lebih mahal ada ga bang?" Tanya Aldrick. Namun langsung disikut oleh Zenan. Kan Aldrick tidak punya pegangan uang pasti yang bayar otomatis ibunya dong.
"Yaudah yang itu aja" ucapnya.
"Mahal banget charger doang" ucap Zenan.
"Nanti gue ganti juga kok uang nya kalo gue udah balik ke kota"
Aldrick tidak tau kalau Sarah mengirimkan uang kepada Ainun untuk kebutuhan Aldrick tapi jangan sampai ketahuan oleh nya.
"Zen" panggil Aldrick
"Apa?" Tanya Zenan ikut berhenti
"Susu"
"Hah?"
"Gue mau beli susu"
Mendengar itu Ainun dan Farhan malah tertawa.
"Yaudah yuk kita cari" ucap Ainun
"Mau susu apa?" Tanya Zenan
"Uht aja"
Akhirnya mereka membeli satu kotak susu dengan isi 1 liter untuk Aldrick.
"Gue aja yang bawa motor" ucap Aldrick dia berjalan mendahului Zenan.
"Bu sinian aja barang-barang nya"
"Gausah Zen, kalian aja udah bawa 3 kantong besar tuh, biasa sisanya ibu yang bawa"
"Yaudah deh kalo gitu"
Mereka kembali kerumah, sesekali Al mengeluh karena barang-barang yang penuh jadi dia tidak bisa meletakkan kakinya dengan benar.
Sementara itu Zenan hanya tertawa, dia tidak mengira kalau Aldrick itu orang nya asik dan juga lucu. Walaupun suka marah-marah.
.
.
.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldrick
RomanceAldrick yang pemarah tiba-tiba dikirim ke sebuah desa oleh orang tuanya, disana dia tinggal bersama teman lama ibunya dan bertemulah dia dengan Zenan, anak dari pemilik rumah itu. Hingga semakin lama Aldrick mulai biss berubah dan mendapat kenyataan...