17. Mantan Aldrick

16.4K 1.1K 36
                                    

Hari itu Zenan sedang membantu Sarah menanam bunga di taman samping rumah, Sarah yang baru datang dari luar kota banyak sekali membawa bunga yang dia beli saat di perjalanan pulang.

"Zen bisa tolong ambilkan pot yang di sebelah sana?" Tunjuk Sarah pada setumpuk pot putih yang terletak di dekat bagasi mobil.

"Baik tante" Zenan berjalan menuju pot itu dan membawanya ke Sarah.

"Ah terima kasih, kamu boleh istitahat jika mau, tante sebentar lagi akan selesai"

"Ga papa tante, Zen bantu tante sampai selesai aja"

"Baiklah kalau begitu"

Sementara itu seorang gadis berjalan menuju pintu, gadis itu terlihat buru-buru karena cuaca sedang panas.

"Apa gaada orang sepi amat" ucapnya kemudain memencet bel.

"Zen sepertinya ada yang datang, kamu lihat ya"

"Iya tante"

"Maaf cari siapa?" Tanya Zenan pada gadis itu

"Aldrick, gue nyari Aldrick"

"Kamu siapa ya, dan ada perlu apa?"

"Ga usah banyak tanya deh lo tukang kebun, cepat panggilin Aldrick!"

Zenan ga kaget dengan ucapan gadis itu, memang benar siapapun pasti akan mengira dirinya adalah tukang kebun, baju kebesaran, celana selutut dan topi bundar, terlebih tangan dan kakinya kotor karena tanah.

Zenan yang tidak mau wanita di depan nya itu makin berisik dia masuk kedalam rumah setelah mencuci tangan dan kakinya.

"Al?" Panggil Zenan di depan pintu kamar nya.

Tok tok tok...

"Al?"

Krekkk, pintu terbuka menampilkan dengan muka malasnya

"Ada yang nyariin"

"Siapa?"

"Ga tau, kamu lihat aja di luar"

"Ck, siapa sih, lo kenapa sampe kotor-kotor gitu?"

Tanya Aldrick sambil membersihkan wajah Zenan.

"Itu, aku bantuin mama kamu nanem bunga" jawab Zenan, dia jadi salah tingkah dengan perlakuan Aldrick.

"Al, sayang aku kangen banget sama kamu" gadis itu memeluk Aldrick, Aldrick yang menyadari itu langsung mendorongnya

"Ngapain lo ke sini jalang!"

"Al kok kamu kasar banget sama aku"

"Pergi ga lo, gue udah ga mau liat muka lo itu!"

"Al. Maafin aku, itu bukan salah aku, Reno dia yang bikin aku mabok terus dia juga maksa aku"

"Bacot, udah gue ga mau dengar apapun dari lo, mau pergi sendiri atau gue suruh orang gue buat usir lo?"

"Al" panggil Zenan, dia memengang lengan Aldrick, merasa kata-kata Aldrick terlalu kasar pada seorang gadis.

"Apa-apaan lo tukang kebun pegang-pegang Aldrick dengan tangan kotor lo itu?"

"Icha!" Teriak Aldrick membuat gadis itu diam

"Pergi!"

Sarah yang baru selesai memindahkan beberapa pot bunga juga kaget mendengar Aldrick mengusir seseorang

"Ada apa Aldrick?"

"H-hallo tante, aku Icha, pacar Aldrick" ucap gadis itu. Namun respon dari Sarah justru membuat dirinya kaget.

"Apa apaan, Al ga pernah punya pacar kayak kamu ya"

"Tapi tante beneran aku__

"Pak, tolong bawa orang ini keluar" panggil Sarah pada satpam yang berjaga di depan rumahnya.

"Aldrick aku ga mau pisah sama kamu, aku masih cinta sama kamu!" Teriak gadis bernama Icha itu.

Zenan yang melihat adegan itu hanya bisa diam, dia tidak mau bertanya karena sepertinya Aldrick sangat marah.

"Al, mama ga suka ya kamu dekat sama orang seperti tadi"

"Maa, aku udah gaada hubungan apa-apa lagi sama dia" kemudian Aldrick kembali ke kamarnya.

Sementara itu Zenan yang masih berada di sana mencoba bertanya kepada Sarah "kenapa ga suka tante, padahal dia cantik loh"

"Zen, zaman sekarang cantik aja ga cukup, wajah doang cantik hatinya engga buat apa"

"Emang kenapa tante?"

"Gadis itu yang buat Aldrick sampe berantem dan sempat juga di bawa ke kantor polisi, ya walaupun Al ga cerita, tapi tante tau dari teman-temannya"

"Lagian tante ga suka Al sama orang lain"

"Emm" jawab Zenan menggangguk

Zenan masuk ke dalam kamar, setelah mandi, dan melihat Aldrick yang sedang tidur.

"Tipe nya Al apa kayak cewek tadi?" Gumamnya sambil memandang wajah tidur Al.

"Kalau iya, jauh banget dong sama aku, ya jelas lah dari gender aja udah beda. Tapi emang boleh ya kalau aku suka sama Al?"

"Ehh ga boleh Zen, ga boleh lancang"

Zenan berhenti bergumam setelah mendengar hp nya berdering, setelah mengambil hp nya dia kembali keluar kamar.

Aldrick yang sedari tadi hanya memejamkan mata tidak tidur mendengar semua yang di ucapkan Zenan.

"Lo emang ga boleh suka sama gue Zen" ucapnya.

"Tante, kue nya taroh di mana?"

"Taroh di atas meja aja dulu Zen, tante lagi lelehin coklatnya"

Jika di rumah nya Zenan diajarkan masakan rumahan, maka Sarah mengajarkan nya membuat kue yang manis-manis.

"Emang om ultah yang ke berapa tante?"

"Em 50"

"Tapi ga keliatan ya tante, apa karena om itu bule ya?"

"Haha ga tau deh Zen, tapi orang tua kamu juga seumuran tante loh, Tante sama om beda 5 tahun aja"

Zenan mengangguk, dia juga memperhatikan dengan seksama bagaimana lihai nya Sarah menghias kue untuk ultah suaminya.

"Tante apa ga papa kalo aku lama disini?"

"Ya gapapa dong, kamu bosan ya? Mau kuliah ga biar ada kesibukan?"

"E-e engga tante, aku cuma ga enak aja, aku cuma numpang ga ngelakuin apa-apa"

"Ish jangan begitu, Al juga begitu kan di rumah kamu"

"Tapi emang Al jarang di rumah ya tante?"

"Iyaa anak itu bahkan tidak pulang. Nanti deh tante ngomong sama Al biar dia ga keluyuran, biar kamu ada temannya di rumah"

"Ga usah tante, ga enak sama Al, dia juga punya teman, Zenan gapapa kok"

Sarah tersenyum, dia benar-benar menyukai anak sahabatnya ini.

.
.
.
.
Tbc

AldrickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang