24. Cincin

18K 1.1K 35
                                    

Setelah papanya Aldrick kembali dari luar negeri mereka mulai membicarakan hubungan anak-anak mereka.

Nick menyarankan agar mereka secepatnya menikah, dan kalau tidak bisa dilakukan di negara mereka, Nick akan mengadakan pesta di negara asalnya saja, Australia.

"Bagimana baiknya saja, yang pasti nya disini tidak akan bisa, pasti akan jadi gunjingan para tetangga" jawab Ainun.

"Baiklah semuanya sepakat, kita akan nikahkan mereka di Austalia nanti, sebelum itu silahkan Aldrick kamu buat cincin dulu untuk kalian berdua"

"Iya pa"

Aldrick membawa Zenan ketoko perhiasan untuk membeli cincin untuk mereka.

"Cari apa kak?" Tanya pelayan toko

"Cincin" jawab Aldrick

"Oke. Ikutin saya"

Mereka berdua berjalan mengikuti wanita itu. "Silahkan dilihat, mau cincin seperti apa?"

"Cincin tunangan" jawab Zenan, kemudian dia menutup mulutnya sendiri takut Aldrick tidak nyaman.

"Iya, tapi untuk cowok aja dua-duanya"

"Ada kak, silahkan dilihat yang disebelah sini"

3 pasang cincin pasangan sudah berada di depan mereka, mata Zenan berbinar melihat  sebuah cincin cantik dengan 1 permata diatasnya.

"Lo suka ini?" Tanya Aldrick, Zenan mengangguk.

Mereka mulai mencoba apakah akan pas dijari atau tidak, beruntung nya cincin itu sangat pas untuk mereka berdua.

Setelah pulang dari membeli cincin mereka menyempatkan untuk makan malam dulu.

"Gimana tempat nya? Suka?"

"Suka, tapi makanannya..

"Ga sesuai sama selera lo ya, kita bisa cari tempat yang lain"

"Engga Al, ga usah, cuman aku belum pernah makan makanan begini, makan daging doang emang kenyang ya?"

"Kalo ga kenyang tinggal nambah lagi, lagian lo sama anak gue juga harus banyak makan"

"Iya udah deh"

Tidak lama pesanan mereka sudah datang, Zenan mulai mengiris daging yang dipanggang itu dan mulai memakannya.

"Emm lumayan" ucapnya.

Tidak hanya daging. Aldrick juga memesan menu lain, agar Zenan makan banyak.

"Udah Al, aku kenyang jangan mesan lagi"

"Yakin?"

"Iya"

"Yaudah, lo tunggu bentar gue bayar dulu"

Hingga hari pertunangan pun tiba, hanya dihadiri beberapa orang termasuk teman-temannya Aldrick. Dan keluarga dekat keduanya.

"Gue kapan lo lamar?" Tanya Carly pada Austin

"Aw sayang kamu mau juga?"

"Menurut lo"

"Gas lah besok"

"Ck. Dasar lo berdua"

"Bob lu udah ga punya kesempatan hahaha"

"Apaan?"

"Kesempatan buat macarin Zenan"

"Diam bangsat, nanti orang salah paham, lagian gue ga pernah bilang gitu ya"

"Tau nih si Austin" timpal Gustin.

Zenan menatap jarinya yang sudah terpasang cincin. Cantik cincin itu mempercantik jari mungilnya.

"Pa Aku mau ngomong" ucap Aldrick.

"Iya, silahkan" jawab Nick

"Boleh gak nanti nikahnya pas anak aku udah lahir aja pa?"

"Kenapa?" Tanya Nick dia mulai memasang wajah serius.

"Nanti pas kenapa-kenapa diperjalanan gimana pa?"

"Aldrick ini bukan alasan kmau untuk menolak pernikahan ini kan?"

"Aku ga nolak pa, aku hanya khawatir sama Zenan dan bayi nya juga"

"Tidak bisa Aldrick, kalian harus segera menikah"

"Kalau begitu di sini saja pa, tidak usah ke luar negeri"

"Baik, seminggu lagi kalian akan menikah"

Setelah pembicaraan itu mereka sepakat untuk memajukan pernikahan mereka dan itu membuat Zenan meragukan sesuatu.

"Kenapa belum tidur?" Tanya Aldrick yang melihat Zenan hanya duduk diatas ranjang.

"Al, kamu sudah suka sama aku belum?" Tanya nya membuat Alis Aldrick menggerut.

"Hei kalo gue belum suka sama lo mana mungkin gue mau majuin pernikahan kita"

Zenan hanya diam.

"Ga usah khawatirin itu oke, gue udah_ bukan gue sayang sama lo dari dulu, cuman belum yakin sama perasaan gue aja, jadi ga usah khawatirin itu oke?"

"Iya" Aldrick membawa Zenan kepelukannya

"Maaf kalo gue udah nyakitin lo dulu"

Namun tidak ada sahutan dari Zenan, dan ternyata dia tertidur dalam pelukan Aldrick.

Aldrick merebahkan tubuh Zenan dengan hati-hati agar dia tidak terbangun kemudian mengecup dahi pria yang 2 tahun lebih muda darinya itu.

"Good night wife, and good night baby" ucapnya beralih mengecup perut Zenan yang sudah terlihat membuncit.

Aldrick memeluk Zenan kemudian memejamkan matanya juga.

Tinggal beberapa hari sebelum acara pernikahan itu Aldrick dan Zenan sekarang sedang fitting baju di butik Sarah.

Sarah mendatangkan seorang desainer terkenal untuk membuat tuksedo Aldrick dan Zenan.

"Wahh cocok banget Zen, kamu tambah cantik memakai tuksedo ini"

"Makasih ma" ucap Zenan malu-malu, dia juga sudah memanggil Sarah mama atas permintaan Sarah.

Hingga hari itu pun tiba, mereka tidak mengundang banyak orang tapi acara pernikahan itu berjalan dengan khidmat dan penuh kebahagiaan.

Bahkan keluarga Nick yang dari Australia juga menghadiri pernikahan sejenis itu.

"Al terima kasih" ucap Zenan

Aldrick tersenyum dan mengecup dahi Zenan.

"Selamat ya Zen kamu udah nikah aja, udah gitu sama Al lagi" ucap Bayu yang juga menyempatkan datang.

"Makasih ya bay, kamu udah sempatin datang"

"Al jagain Zenan baik-baik ya"

"Pasti"

"Abang lo itu ga datang kan?" Tanya Aldrick pada Alif.

"Engga kok bang, dia udah dikirim bapak ke pesantren"

"Baguslah"

Setelah itu Bayu dan Alif mengambil makanan dan bergabung dengan teman-temab Aldrick yang juga sedang makan.

"Mangsa baru" ucap Bobby saat melihat Alif yang makan dengan pipi nya yang gembul.

"Njirr si pedofil" ucap Gustin.

Mereka hanya tertawa, sementara Bayu dan Alif hanya fokus makan saja.

.
.
.
Tbc

AldrickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang