Chapter 2 : Aku Dalam Dunia Itu (2)

1.4K 202 16
                                    

Ada banyak novel yang terdapat di dunia. Sudah banyak yang aku baca, diantaranya bahkan terdapat novel kesukaanku. Di antara novel-novel tersebut, terdapat satu novel yang membuatku terkesan dengan ceritanya.

Omniscient Reader's Viewpoint.

Orang-orang sering menyebutnya Omniscient Reader atau disingkat ORV. Itu adalah novel yang lumayan panjang, memiliki 551 chapter dengan manhwa-nya yang masih berjalan. Novel yang luar biasa itu diciptakan oleh Sing Song.

Cerita tentang pembaca itu cukup unik. Aku tidak bisa mengelak bahwa novel itu berhasil menyentuh hatiku.

ORV adalah novel yang sangat bagus. Ada banyak kenangan di dalamnya.

Beberapa kali, aku membayangkan menjadi pembaca itu berpikir berinteraksi dengan karakter-karakter yang ada di dalamnya.

Meskipun begitu, mimpi itu sangat indah dan terlalu kejam untuk menjadi kenyataan.

Sial.

Jantungku berdetak dengan cepat.

[Semuanya, kalian sudah lama hidup enak, kan?]

Saat ini, karakter kesukaanku terlihat menyeramkan dengan seringai di wajahnya. Bihyung tersenyum dengan lebar.

[Fiuuh, hutangnya semakin bertambah selama kalian berisik tadi. Baiklah, daripada aku repot-repot harus menjelaskannya sampai ratusan kali, akan lebih efisien kalau kalian merasakan sendiri sambil mengumpulkan uangnya kan?]

Aku mendengar sebuah pesan.

[Channel #BI-7623 telah dibuka!]

[Konstelasi mulai memasuki channel.]

Sebuah window kecil muncul di depan mataku. Kepalaku berdengung, aku tetap di tempatku dengan keadaan linglung sambil memegang kepalaku.

[Skenario Utama telah tiba!]

+++

[Skenario Utama #1 – Buktikan Kualitas Dirimu!]

Kategori: Utama.

Tingkat Kesulitan: F

Syarat Penyelesaian: Bunuh satu nyawa atau lebih.

Batas Waktu: 30 menit.

Hadiah: 300 koin.

Jika Gagal: Mati.

+++

[Kalau begitu, semoga beruntung ya. Tunjukkan kisah yang menarik untukku.]

Mau tidak mau, aku harus menerima bahwa situasi ini nyata.

Orang-orang di sekitar menjadi panik. Beberapa mencoba membuka pintu, sedangkan yang lainnya menelpon polisi.

Bihyung sudah tidak terlihat lagi.

Aku melihat papan window di depanku, berpikir bagaimana jalan agar aku bisa keluar dan menyelesaikan misi ini. Di sini dikatakan untuk membunuh satu nyawa atau lebih. Aku menggigit bibirku.

Aku memikirkan gambaran kejadian novel tersebut.

Kalau bisa, aku lebih berharap menemukan seekor binatang.

“Semuanya! Semuanya, harap tenang. Tarik nafas perlahan-lahan."

Pria berbadan tinggi menarik perhatian semua orang. Saat aku melihatnya, aku langsung mengenalinya.

Dia Lee Hyunsung.  Salah satu karakter penting dalam novel ORV.

Sesuai perkataannya, aku menarik nafas pelan-pelan dan mengeluarkannya secara perlahan. Baguslah itu membantuku menurunkan ketegangan di dalam diriku. Nafasku menjadi lebih teratur berkat itu.

“Apa semua sudah bisa tenang? Saya mohon perhatian anda semua sebentar.”

Aku mendengarkan diam-diam. Untuk saat ini, ingatan-ingatan novel ORV kukumpulkan.

Lee Hyunsung melanjutkan ucapannya saat melihat semua orang memperhatikannya, “Anda semua pasti sudah paham, kalau saat ada bencana besar yang setingkat nasional, kepanikan yang menimbulkan kekacauan sekecil apapun bisa menyebabkan bertambahnya korban jiwa dalam jumlah besar. Oleh karena itu, sekarang saya akan mengendalikan situasi ini.”

“Apa, memang anda siapa?”

“Bencana tingkat nasional? Apa yang anda bicarakan?”

Orang-orang memiliki perdebatan dalam dirinya saat mendengarkan perkataan Lee Hyunsung.

Untuk membuktikan dirinya, Lee Hyunsung mengeluarkan Kartu Pengenalnya, tertulis Kartu Tanda Anggota resmi badan pemerintahan, “saya letnan angkatan darat yang saat ini bertugas di Unit 6502.”

Aku tahu dia seorang tentara tapi aku lupa dia bertugas dimana. jadi dia angkatan darat. Sejujurnya aku tidak begitu mengerti.

Ada kelegaan di wajah orang-orang saat melihat Lee Hyunsung mengeluarkan kartunya.

“Baru saja, saya mendapatkan pesan dari unit saya." Lee Hyunsung mengangkat ponselnya kepada mereka. Di antara orang-orang yang berdesakan ingin melihat apa itu, aku berhasil membaca pesannya.

– Situasi bencana nasional tingkat 1 telah terjadi. Seluruh pasukan harap segera berkumpul.

Bencana nasional. Melihatnya saja aku mengetahui bahwa masalah itu tidak sepele. Maksudku, jika kejadian ini akan melibatkan banyak orang dan banyak negara tentu akan bermasalah.

Aku yang membaca novelnya mengetahui apa yang menunggu di depan sana. Berbagai macam skenario dengan tingkat kesulitan yang tinggi.

“Pak tentara! Apa yang sebenarnya terjadi?”

“Saya sudah mencoba menghubungi unit saya, tapi…”

“Bagaimana dengan Blue House! Apakah ada kabar dari pak presiden? Tolong segera hubungi istana pak!”
*(blue house = istana kepresidenan korsel)

“Mohon maaf, pangkat saya masih termasuk bawahan, jadi saya tidak punya izin untuk menghubungi istana secara langsung.”

Orang-orang yang berkerumun di dekat Lee Hyunsung mulai ribut. Dia berdiri sambil berusaha menjawab pertanyaan orang-orang dengan sabar.

“Hei, Pak Perdana Menteri lagi konferensi pers! Katanya memang benar kalau kita lagi menghadapi bencana tingkat satu!”

Saat seseorang berteriak keras, semua orang mulai mengeluarkan ponsel mereka untuk melihatnya.

Aku mengecek kantongku tapi tidak menemukan apa-apa.

Serius nih?

Baru kemudian, aku mengamati diriku. Hanya memakai baju dan celana olahraga berwarna abu-abu dengan kaos putih di dalam.

Tidak ada ponsel, tas juga tidak ada. Tidak ada apa-apa.

... Serius nih.

Another Reader's Viewpoint |FF ORVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang