Chapter 32 : Perpisahan

262 38 5
                                    

Aku menunggu.

Akan kubicarakan rencana kami ketika semuanya telah berkumpul.

Tak lama setelah itu, kelompok Kim Dokja kembali. Aku memandangi mereka dan lega menyadari mereka baik-baik saja. Setidaknya, tidak ada hal yang jauh berubah dari novel originalnya.

Lalu, aku melihat pemandangan menarik.

Lee Gilyoung mendekati Han Yeonjin dan menyerahkan sesuatu padanya, di tangannya adalah sebuah palu dengan ukiran yang rumit.

“Untukmu.”

Aku melihat interaksi mereka dengan jelas.

Eh? Mereka sebenarnya sudah sedekat ini? Memang, ada banyak yang ku lewati saat aku tidak melihatnya.

Ini bagus, itu artinya dia tidak kesepian selama disini.

Namun hal itu juga membuatku merasa bersalah, aku menjadi sedikit ragu dengan keputusan tadi.

Han Yeonjin menerima palu itu dan mengangguk, “terima kasih. Ini sangat membantuku.”

***

Skenario ke empat akan dimulai.

Kim Dokja berdiri di atas lantai podium menatap orang-orang di depannya.

"Ini kesempatan kalian, siapa saja yang ingin berpisah disini, silahkan angkat tanganmu."

Saat kata-kata itu keluar, orang-orang memiliki reaksi yang berbeda. Sebagian merasa ragu, ada yang melihat ke samping pada teman mereka lalu mengangkat tangan. Saat satu terangkat, yang lainnya mulai ikut hingga beberapa orang mengangkat tangannya. Mereka memiliki suatu urusan di wilayah berbeda.

Tentu saja, lebih banyak yang memilih untuk tinggal. Bagaimanapun, selama skenario berlangsung dan mereka selamat menumbuhkan rasa ikatan tertentu, sulit untuk berpisah dengannya.

Saat itu, ada beberapa tangan yang diangkat. Diantara itu semua, Kim Dokja melihat ke arah tangan yang terangkat dengan terkejut.

“Trinity, kau …  ingin berpisah?”

Aku menurunkan tangan yang kuangkat dan melihat ekspresi terkejut mereka.

Aku mengingat percakapan yang kulakukan dengan Han Yeonjin baru-baru ini.

“Kemana kita pergi? Keputusan ini bukan karena ceritaku kan?"

Jika kami bertemu saudaranya itu akan lebih baik lagi. Cerita Han Yeonjin. Kakaknya yang magang di suatu tempat serta misi dari konstelasi Unspoken Queen of Curse, semua menuju ke tempat yang sama, Barat Seoul. Aku cukup merinding memikirkan kebetulan itu, atau mungkin itu semua hanya pemikiran yang berlebihan.

Hanya dengan mengecek tempat itu, kebenarannya akan diketahui.

Kembali ke saat ini, mereka semua memiliki wajah terkejut saat menatap kami.

"Kenapa tiba-tiba sekali ...  Hei, apa yang terjadi selama kami pergi?" Jung Heewon terlihat bingung, dia menyenggol Lee Hyunsung. Sementara itu, Lee Hyunsung dan Yoo Sangah juga kebingungan.

Mereka berdua menggelengkan kepala tidak tahu.

"Kalian akan pergi ke mana?" Diantara mereka, Kim Dokja bertanya dengan tenang.

Kini, ada sebuah peta yang aku sebarkan.

"Di Barat Seoul."

"Cukup jauh ..."

"Aku semakin ragu," gumam Jung Heewon.

Yoo Sangah akhirnya membuka mulutnya, "Apakah ini harus sekarang? Tidak bisakah itu ditunda setidaknya sampai lukamu sembuh. Kau baru saja sadar. Tubuhmu bisa saja tidak tahan dengan perjalanan itu."

Another Reader's Viewpoint |FF ORVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang