Chapter 4 : Aku Dalam Dunia Itu (4)

1.1K 189 13
                                    

Skill atau kemampuan. Hal itu memang biasa ada pada game-game dan permainan umumnya. Konsepnya sederhana, karena mencerminkan sosok seorang pemain dan membuat seseorang lebih menonjol dengan aspek itu.

Kamu bisa mengasahnya agar semakin lebih baik, bersamaan dengan itu manfaatnya juga akan lebih terasa.

Di dunia nyata juga, seseorang pasti memiliki kemampuan mereka yang berbeda dengan orang lain. Itu bisa disadari dengan dirimu sendiri atau melalui orang lain.

Dengan demikian, akan muncul pertanyaan seperti ini : kemampuan apa yang dimiliki orang itu?

Status.

Aku penasaran bagaimana skill yang kumiliki. Jantungku berdebar tanpa sadar.

[Atribut Window.]

Nama: Trinity

Usia: 20 tahun.

Konstelasi Pendukung: Tidak Ada.

Atribut Personal: Perempuan Dengan Keinginan Hidup (General), ??? (???).

Skill Eksklusif: Healing Lv. 1, Inventory Lv. 1, Will of Life Lv.1, ???, ???.

Stigma: Tidak ada.

Status Keseluruhan: Stamina Lv. 2, Strength Lv. 2, Agility Lv. 3, Magic Power Lv. 3.

Bzzzt!

Percikan listrik yang tiba-tiba memaksaku menutup mata.

Aku hanya sempat membaca sekilas sebelum pesan itu menghilang.

"Apa yang barusan itu?"

Aku mencoba memanggil kembali status Window tapi muncul kilat kecil seperti korsleting sesaat. Ada sesuatu yang terjadi, namun jelas bahwa aku tidak bisa mengaksesnya saat ini.

Kejadian ini terjadi di dalam novel, apapun yang timbul dari itu kebanyakan tidak baik.

Otakku mencoba mengingat isi di dalam statusku.

"Sepertinya aku punya skill yang bagus ...?"

Saat memikirkannya semakin jauh gambaran layar sebelumnya terlihat, tulisan di layar juga semakin samar teringat. Hanya beberapa yang teringat.

Meski begitu, aku mengingat kalau ada statusku yang bolong-bolong. Hmm, mungkin sistemnya lagi down.

Tidak ada penjelasan saat ini yang dapat membantuku mengatasinya. Lebih dari itu--

Boom!

Sebuah ledakan terjadi membuat kereta ini berguncang sedikit.

Kemudian angin berhembus. Itulah saat dimana dia bergerak..

Sesuatu lewat di sampingku dengan kecepatan penuh, dengan sengaja menabrak Kim Namwoon dan berhenti di samping nenek. Lebih tepatnya, dia berdiri di depan anak laki-laki yang memegang kandang dan jaring serangga, Lee Gilyoung.

"Maaf, ya..."

Kim Dokja mengambil kandang serangga anak itu. Mengambil satu serangga kemudian memberikannya pada Lee Gilyoung.

Kejadian itu menggodaku mengambil salah satu serangga di sana.

Kim Dokja memulai kata-katanya.

“Kalian lebih baik berhenti. Meskipun nenek itu kalian bunuh, kalian semua tetap tidak akan bisa bertahan hidup.”

“Seandainya kalian nanti berhasil membunuh nenek ini. Apa yang akan kalian lakukan setelah itu?”

“Tidak perlu mempertaruhkan nyawa kalian begitu. Masih ada cara lain supaya kalian bisa selamat tanpa membunuh orang lain.”

Another Reader's Viewpoint |FF ORVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang