Sekarang aku lihat, aku tidak punya skill bertarung yang bisa kuterapkan saat ini. Healing, inventory, dan Will of Life.
Dan ada juga tanda tanya di statusku. Saat ini aku tidak mengerti mengapa ada hal seperti itu di statusku.
Adapun stat ku, rata-rata 2.
"Kwuaaak!"
Aku menghindar ke kanan saat Manusia iblis ingin mencakarku. Di depanku ada dua dari mereka.
Kita lihat apa yang bisa kulakukan untuk menyingkirkan mereka. Ku gertakkan gigiku sambil berlari mengiring mereka.
Manusia iblis, salah satu monster tingkat 9 Humanoid. Mereka lebih rendah jika dibandingkan dengan Ichthyosaurus tingkat 7 namun tetap saja susah dikalahkan oleh manusia normal.
Kekuatan dan kecepatan mereka ditingkatkan begitu seseorang berubah menjadi manusia iblis.
Berita baiknya, pola serangan mereka sangat sederhana. Tidak begitu sulit untuk menghindari mereka, masalahnya adalah jumlah mereka yang terlalu banyak.
Aku menahan kedua tangan manusia iblis saat mereka mendekat. Dia bahkan berusaha menggigitku! Kakiku terdorong ke belakang melihat bahwa dia memiliki kekuatan yang lebih besar dariku.
"Argh! Menyingkirlah!"
Aku menaruh setiap kekuatan untuk berbalik dan mendorongnya ke pinggir, dia tidak lagi di jembatan dan jatuh ke sungai Han di bawah. Ichthyosaurus di bawah melahapnya dengan sekali gigit.
Pemandangan sungai Han yang dipenuhi makhluk-makhluk ular itu membuatku mengerutkan kening.
Sekarang aku lebih bertekad agar tidak terjatuh ke bawah sana. Aku menyaksikan manusia iblis lain mendekat.
" ... Nah, silahkan maju antrian berikutnya."
[Wow, kalian memang berbakat untuk jadi penyintas ya. Baik, baik! Apakah ada konstelasi yang ingin menolong sahabat kita yang kesusahan ini?]
Bihyung tertawa melihat keadaan kami. Aku menusuk manusia iblis di depanku sebagai pelampiasan. Jangan dendam, siapapun kamu.
[Ya ampun, apa benar-benar tidak ada yang mau?]
Slab. Manusia iblis lain terjatuh saat aku membiarkan mereka tersandung kakiku. Agak jauh, Kim Dokja menghadapi Kim Namwoon, ada beberapa luka pada mereka berdua. Kim Dokja mengeluarkan aura hitam yang sama dengan musuhnya. Aura yang membuatku tidak enak hanya dengan melihatnya.
Blackening, skill Kim Namwoon digunakan oleh Kim Dokja. Dia maju menyerang Kim Namwoon. Kim Dokja langsung mengungguli pertarungan itu. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan di sana.
Maka aku akan melakukan apa yang kubisa.
[Tuh kan? Kalian seharusnya memilih dengan baik dan bijak saat ada kesempatan. Sungguh kasihan.]
Ya, ya.
Stab, stab, stab. Aku menusuk lagi. Sepertinya tubuhku mulai terbiasa dalam pertarungan ini.
Sudah berapa lama waktu berlalu, aku tidak tahu pasti. Kemungkinan dia hampir sampai.
Di tempat lain, Kim Dokja akan segera selesai dengan urusannya disana. Aku juga mempercepat gerakanku. Aku sangat ingin bertemu dengannya, tapi pada tahap ini masih banyak resiko jika berhadapan dengannya.
"Aku bisa juga mati."
Dari jauh, suara dentuman dan patahan tulang bergemuruh. Aku merinding. Dia sudah tiba.
Seolah-olah adegan aksi, manusia-manusia iblis yang menghalangi jalannya, terbang ke segala arah. Pria itu menghabisi mereka dengan mudah hanya dengan tangannya. Jalan ke depan terbuka dan dia berjalan dengan manusia iblis di sekelilingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Reader's Viewpoint |FF ORV
FanfictionRasa kedekatan yang tumbuh selama membaca novel ORV, membuatku memiliki perasaan hampa ketika mencapai akhir dari cerita tersebut. Aku ingin menyelamatkan mereka, tapi dunia itu tidak membuatnya menjadi mudah. Bagaimanapun juga, itu adalah dunia ya...