Atmosfer seketika berubah.
Aku membaca pesan yang muncul di hadapanku baik-baik. Tepatnya, ini tidak ada dalam cerita yang kubaca.
Zona aman.
Ada banyak tempat yang kupikirkan tapi kemungkinan paling besar adalah tempat itu, Stasiun bawah tanah Gumho, tempat yang paling dekat dengan stasiun Oksu. Disana tempat orang-orang yang berhasil akan berkumpul. Sambil memikirkan itu, aku melihat tempat-tempat sekitar yang mungkin saja familier.
Jauh dari sini, muncul berbagai jenis monster yang besar. Beberapa terasa asing dan beberapa bisa kukenali, tikus tanah dan belalang sembah adalah salah satu bagian dari gerombolan monster. Jika aku tidak salah levelnya kira-kira tingkat 7, makhluk yang tidak mungkin dilawan dengan kemampuan saat ini. Itulah mengapa lebih baik menghindarinya. Namun, dalam scenario ini akan sulit.
Mata mereka sekejap mengarah ke kami dan menyala bersemangat, seolah menemukan mangsa baru. Tidak ada penghalang yang menghalangi mereka seperti skenario sebelumnya.
"Apa-apaan semua monster-monster itu?!"
Han Myungoh berteriak, dia bangkit dan bersiap berlari. Tidak ada tanda-tanda pria yang terluka kakinya. Tentu saja, tidak ada yang terlalu memperhatikan itu sekarang.
Ada bahaya yang lebih besar sekarang.
"Cepat! Lari ke stasiun bawah!"
Kami semua berlari sekuat tenaga. Hebatnya, walaupun dengan kaki terluka, Han Myungoh berada jauh di depan.
Kakiku yang belum sepenuhnya sembuh kupaksakan bergerak, aku menggigit bibirku sambil menahan rasa sakit.
[Baiklah, aku berharap pertunjukkan menarik dari kalian!]
Hanya beberapa detik berlalu dan jarak antara kami dan monster itu berkurang setengah. Monster seperti serigala dengan larinya yang cepat berada di depan monster lainnya.
Grrrr.
Tidak butuh waktu lama untuk mengejar kami, serigala paling depan melompat pada orang paling belakang, yaitu aku.
"Trinity!"
Aku menghindar dengan melompat ke samping, dampaknya membuatku berguling-guling hingga berhenti karena tembok. Pisau Swiss kupegang erat ketika serigala itu mendekat ke arahku, tanpa ragu kutusuk rahangnya sedalam mungkin.
Darah tersemprot padaku saat serigala itu mengerang kesakitan. Selagi waktu itu, aku menusuk mata kanannya dengan cepat.
Lee Hyunsung dan Yoo Sangah memandangku dengan cemas. Lee Hyunsung terlihat ingin kembali ke belakang, tapi dia ingat membawa Lee Gilyoung.
"Jangan pedulikan aku, tetaplah berlari!"
Tapi bagaimana spesies tingkat ini bisa dikalahkan dengan mudah?
Serigala itu menggoyangkan kepalanya dengan keras, mencoba melepaskan tusukan pisau yang masih tertancap. Aku yang memegang pisau itu, tedorong ke samping. Baik aku dan pisau itu terlempar bersama.
Serigala yang terluka tidak melemah dan menjadi semakin ganas. Sementara itu, serigala lainnya menyusul.
Segera ku ambil pisau Swiss yang terjatuh di tanah dan bersiap dengan dampak yang terjadi. Bagaimanapun, serangan itu tidak pernah terjadi ketika serigala lain yang melompat ke arahku terhempas beberapa meter.
Di tempat berdiri serigala terluka sebelumnya, badan yang tegap berdiri.
"Pak tentara?"
"Tolong gantikan aku menjaga anak itu. Serahkan serigala ini padaku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Reader's Viewpoint |FF ORV
FanfictionRasa kedekatan yang tumbuh selama membaca novel ORV, membuatku memiliki perasaan hampa ketika mencapai akhir dari cerita tersebut. Aku ingin menyelamatkan mereka, tapi dunia itu tidak membuatnya menjadi mudah. Bagaimanapun juga, itu adalah dunia ya...