Chapter 16 : Cahaya Dan Kegelapan (4)

461 110 7
                                    

Waktu-waktu berikutnya bagaikan badai. Tidak ada hal lain selain rasa focus untuk bertarung. Tanganku sangat lelah, tapi kutahan. Badanku sakit tapi kutahan. Hingga perasaan mati rasa yang hanya kuketahui.

Gerombolan tikus menerjang seakan tak ada habisnya. Kapan ini akan selesai?

Terkadang aku menusuk, terkadang aku terluka. Gelap dan lelah.

[Skill eksklusif, 'Will of Life' Sangat diaktifkan!]

Aku telah berhenti menghitung.

Tusukan kuat mengakhiri hidup tikus tanah di bawahku. Ada banyak tubuh mereka, gua tanah ini semakin sempit karena mereka.

[Sub Skenario – Basmi kawanan tikus telah berakhir.]

[500 koin telah didapatkan sebagai hadiah penuntasan.]

[kamu telah membasmi tikus tanah dengan sangat banyak!]

[Tikus-tikus akan ketakutan dengan keberadaanmu!]

"Uh?"

Hanya ketika tempat ini sangat tenang, aku menyadari pertarungan ini telah selesai.

Duri dan pisau yang kupegang erat terlepas, suara jatuhnya terdengar sangat jelas,bergema di tempat ini. Tubuhku tersungkur ke bawah. Rasanya tidak ada energi lagi yang tersisa dalam tubuhku.

Pertarungan telah berakhir tanpa kuketahui.

Dalam pandanganku yang buram, sinar ungu dari Mutiara tampak begitu indah. Aku bisa mendengar suara nafasku yang berat. Rasa rileks datang bersamaan dengan rasa sakit karena adrenalin yang mulai memudar.

Aku berhasil bertahan.

Rasa kebanggaan memenuhi diriku. Itu tidak mudah menghadapi mereka.

"Hahaha ...."

[Konstelasi 'Unspoken Queen of Curse' menghela nafas lega.]

[Beberapa konstelasi senang dengan akhirnya.]

[Anda mendapatkan sponsor 300 koin.]

Hasil yang kudapatkan cukup baik. Bahkan skillku ada yang meningkat.

[Skill eklusif Healing Lv.2 diaktifkan!]

Aku tersenyum meskipun tanganku mati rasa karena terus mengayunkan senjata di tanganku.

Semua sudah berakhir, berarti tidak masalah jika aku tidur kan? Mereka sudah tidak ada 'kan?

Mataku terasa berat dan tubuhku terasa ditarik kebawah.

Tidak apa-apa kan?

Aku menutup mataku dengan rapat dan membukanya. Tidak peduli bagaimana badanku berteriak ingin berbaring saja, aku memaksanya bergerak.

"Berdiri... bergeraklah!"

Aku akan beristirahat disana saja. Dia sedang menunggu, anak kecil itu.

Aku berjalan dengan tidak seimbang dengan duri sebagai penopangku.

~~

Itu adalah saat dimana Trinity mengecek keberadaan sekitar. Tepat setelah kedua orang tersebut bertemu, Trinity dan Han yeonjin. Tidak ada kepercayaan pada diri Han Yeonjin saat kata-kata itu keluar dari mulutnya.

"Aku akan kembali."

Mengapa aku harus percaya?

Begitu Trinity keluar dari ruangan sempit , Han Yeonjin tidak bergerak dari tempatnya. Dia merasa tidak ingin melakukan sesuatu sekarang, perasaan ditinggal masih membayanginya.

Another Reader's Viewpoint |FF ORVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang